"Baiklah...karena aku baik hati, akan kuberitahu kau kebenarannya saat ini! Malam dimana kamu meminum wine yang sudah aku beri obat, aku melihat bagaimana buruknya keadaanmu. Bergairah dan belum terpuaskan sehingga aku menyediakan dua gigolo untuk memuaskanmu. Tapi siapa yang menyangka kau tidak menghargai niat baikku? Kamu malah masuk ke kamar orang asing dan memanfaatkan pria itu..." Luke berkata dengan sarkas dan dengan nada jijik.
"Kak Joss terlalu baik hati padamu. Dia takut kamu tidak akan menerima fakta bahwa kamu tidur dengan orang asing, so saat kamu bangun dia mengakui bahwa dialah orang yang tidur denganmu pada malam itu!"
"You..." Win mulai gemetar saat mendengar kalimat demi kalimat dari mulut Luke. Dia tak bisa menahan emosinya lagi. Dia mencengkram lengan Luke.
"Why do you treat me this way? Why?! Tidakkah cukup kau sudah mengacaukanku selama ini?"
Luke mendelik dengan tidak sabar. Saat dia ingin mendorong Win, dia melihat Joss mendatangi mereka dari arah belakang Win. Suaranya tiba-tiba berubah lembut dan membuat ekspresi sedih, "Dek Win, ini semua kesalahanku. Jika kau ingin memaki atau ingin memukul seseorang, do it to me. Just please don't blame Kak Joss.... I beg you..."
Win berhenti, dan sedetik kemudian, Luke jatuh ke lantai seolah-olah Winlah yang mendorongnya.
"Win! Apa yang kamu--" Suara menuduh seseorang terdengar dari belakangnya. Win menoleh ke belakang dan melihat muka tidak bersahabat Joss.
Joss melewatinya dan membantu Luke berdiri. "Apa kau baik-baik saja, Luke?"
Luke praktis menempel pada Joss. "Kak Joss, ini semua salahku. Jika bukan karena aku, ini semua tidak akan terjadi, aku bersalah sama Dek Win..."
"Cukup! Jangan menyalahkan dirimu. Apapun yang terjadi, kamu punya aku!" Joss berkata sambil menepuk lembut pundak Luke dan membantunya masuk ke dalam mobil. "Aku akan menjelaskan semuanya pada Win".
Pikiran Win kosong, saat melihat Joss berjalan ke arahnya.
Joss berbicara lama, dia bercerita mengenai masa lalu dan masa kecil mereka yang bahagia. Dia berbicara tentang banyak hal yang sudah dilewati mereka. Dan dia bilang bagaimana strugglenya dia saat dia jatuh cinta pada Luke. Dia berbicara tentang bagaimana marahnya dia saat mengetahui Luke telah memperdayai Win. Tentang ketakutan dan penyesalan yang dirasakannya saat mengetahui kehamilan Win. Tentang dia yang sudah menerima permintaan maaf Luke. And lastly, he said, "Win, I can't marry you. It's not because of what happened that night or this child, it's because I can't let Luke down anymore, and I don't want to lie to myself about my feelings."
Joss dan Luke sudah sering melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dalam beberapa bulan terakhir. Mereka sudah bersama entah siang ataupun malam, sulit untuk memisahkan Luke dari Joss. Meskipun awalnya dia ingin meringankan rasa sakit Win dengan berpura-pura bahwa dialah orang yang melakukan hubungan intim itu dengan Win, tapi dalam hatinya, Joss sudah memilih Luke.
Ketika dia mengetahui tentang kehamilan Win, dia memikirkan itu dengan matang-matang. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa menahan dirinya untuk mendatangi keluarga Plowden dan menjelaskan semuanya. Tapi dia tidak memberitahu Win tentang semuanya.
"You mean... Kak Joss, you knew from the start that it was Luke who drugged me and ruined my innocence? Karena Kak Joss ingin melindungi Luke, you told me the person that night was you?" Win akhirnya bisa bersuara, dengan tatapan mata yang kosong.
"Dengar, Win! Luke tidak bermaksud seperti itu. Dia masih muda dan impulsif."
"Then what about me?" Win menatap Joss dengan putus asa. "Apakah Kak Joss memikirkan perasaanku? Apa yang terjadi padaku? Apakah pernah Kakak pikirkan, bahwa akulah yang menjadi korban di sini!"
Joss terdiam, dan ada jeda beberapa lama sebelum Joss meraih tangan Win. "Matahari sangat panas Win, ayo kita kembali ke rumah..."
"Don't touch me-" Win segera menepis tangan Joss dan tertawa sumbang. Pada titik ini, Win merasa hidupnya seperti lelucon.
Dia sudah berusaha keras untuk bisa masuk ke Chula University, demi Joss. Ke kota di mana Joss tinggal. Demi Joss dia melupakan mimpinya untuk menjadi aktor.
Agar status keluarga mereka sejajar, dia rela meninggalkan keluarga angkatnya dan kembali ke Plowden family, dan dengan bodohnya belajar tata cara keluarga kelas atas.
Pada akhirnya Joss hanya bisa mengatakan, "Aku tidak bisa mengecewakan Luke."
Luke sudah mencuri identitasnya, mencuri kedua orang tuanya kandungnya, dan sekarang.... dia juga mencuri orang yang dicintainya. Luke mungkin masih muda, tapi apakah artinya kesalahannya bisa dimaafkan? Lalu bagaimana dengan dirinya? Siapa yang akan peduli padanya? Siapa yang akan membiayai hidupnya? Win bahkan tidak tahu siapa lelaki pada malam itu!
Win menutup mukanya, badannya gemetar dan terasa melayang, sepertinya dia sudah sampai pada batas keputusasaan.
Joss menyaksikan Win berjalan linglung, mulai menyeberangi zebra cross dan baru akan menyusulnya, tapi Luke menarik lengan bajunya. "Kak Joss, mau ke mana?"
Dalam keragu-raguan Joss, terdengar suara benturan yang nyaring. Win yang sedang menyeberang tertabrak, dan dia jatuh dengan keras ke aspal.
"Tolong! Tolong! seseorang yang sedang hamil tertabrak!'
Ditengah silaunya cahaya, Win bisa melihat dua sosok wajah yang membuatnya ingin muntah. Dia merasakan kontraksi pada perutnya dan mulai hilang kesadarannya karena rasa sakit yang tak tertahankan. Win berkedip, dan darah dari luka di dahinya mengalir masuk ke matanya.... Dunianya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...