2.9

1.1K 107 9
                                    

“Maafkan aku, Kak Joss, aku tahu aku salah, aku tidak akan melakukannya lagi! Luke menggertakkan giginya saat mengucapkan kata-kata itu. 

Sepertinya kejadian kali ini telah membangkitkan rasa bersalah di dalam diri Joss, dan dia tidak akan lagi meragukan Win dengan mudah. But so what, bahkan jika dia tidak akan percaya apa yang dikatakan orang, dia akan mencari kesempatan untuk membuat Joss melihat dengan matanya sendiri. Dan dia akan melihat apakah dia masih atau tidak mempercayai itu!

Akan sangat mudah untuk mencari titik kelemahan Win. Hubungannya dengan Jeffrey Jones masih belum jelas, dan sekarang ada seorang anak kecil yang ikut terlibat di dalamnya. Masalah ini menjadi semakin menarik!

Tapi dia harus, harus menahannya untuk sementara waktu selama periode ini, dan menunggu rasa bersalah Joss perlahan menghilang sebelum dia bisa melakukan sesuatu yang lain….

…….

Di lantai dasar mall, Win bersiap untuk membawa Little Rio pulang, ketika tiba-tiba menemukan bahwa mobil yang telah menunggu mereka di pintu masuk telah hilang. 

“Huh, di mana mobil kita?” tanya Win bingung. Tidak mungkin itu dicuri, kan? Tapi itu sangat tidak mungkin, karena drivernya masih di dalam mobil…

Di belakangnya, pengawalnya menjawab, “Tuan, mobil kita sudah pergi karena boss baru saja menghubungi untuk mengatakan bahwa beliau yang akan menjemput kita setelah pekerjaannya selesai.”

“Ah?” Win berkata dengan bodoh ketika mendengarnya, dan buru-buru melanjutkan, “Kalau begitu, kita pergi sendiri saja. Bagaimana jika dia lembur atau tertunda karena sesuatu…”

Sebelum Win menyelesaikan kalimatnya, sebuah Maybach hitam berhenti dengan mulus di depan mereka. Jendela di kursi belakang diturunkan perlahan, dan wajah tanpa emosi seseorang muncul. “Sudah selesai shopping?”

Win berubah tegang lalu menganggukkan kepalanya. Dia sudah sengaja bangun telat dan tidur lebih awal beberapa hari terakhir ini, agar bisa terhindar dari bertemu Bright, jadi meskipun mereka tinggal seatap, Win belum bertemu dengannya selama dua hari penuh. 

“Going home?” tanya Bright lagi.

“Yes, yes,yes!” Win membuka pintu mobil dan membantu Little Rio untuk masuk. Lalu dia membuka pintu depan kursi penumpang, bermaksud untuk di sana. 

Namun, salah satu bodyguards mendatanginya dengan khawatir dan berkata, “Tuan, kursi di depan tidak aman, jadi biarkan saya yang duduk disini. Lebih baik untuk Anda untuk duduk di belakang, disana sangat luas.”

“Oh…” Win dengan terpaksa membuka pintu belakang lagi, dan masuk. Setelahnya, meskipun ada Little Bun di antara dirinya dan Bright, Win mencoba sebisanya untuk tetap berada di sisi paling pinggir. 

Sikap Bright juga sama seperti biasanya. Dengan laptop di pangkuannya, dia sibuk mengetik dengan cepat di keyboardnya. Melihat itu, Win menghembuskan nafas lega. Namun, sepuluh menit kemudian, Bright tampak sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia meletakkan laptopnya, menaruh Little Rio yang mengantuk di pangkuannya, meletakkan laptop di sisinya yang lain, kemudian dengan santai berbalik ke arah Win. 

Aura dingin yang familiar tiba-tiba menyusup ke jarak yang aman, membuat rambut Win langsung berdiri tegak. Dia tanpa sadar semakin menekan tubuhnya ke pintu mobil, wajahnya hampir menempel di jendela. 

“Metawin…” Suara Bright terdengar di telinganya. 

“Ah? Ada apa?” Win menolehkan kepalanya ke arah Bright. 

Bright menatapnya dan berbicara perlahan. “Apa kamu bersembunyi dariku?”

“Ha! How…how is that possible! Kenapa aku harus bersembunyi darimu? Itu hanya… hanya karena awan merah sunset di luar jendela sangat cantik! Aku melihat pemandangan…hanya melihat pemandangan…” Mengatakan itu, Win langsung berbalik dengan cepat. 

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang