98

1.1K 105 1
                                    

Bright tidak berminat untuk berurusan dengan siapa pun saat ini, jadi untuk mencegah orang itu membuang waktunya lebih lama lagi, Bright langsung mengambil kartu kunci tersebut, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu. 

Gon lega melihat Bright menerima kartu itu, tapi tetap khawatir apakah Bright akan menuju kamar itu atau tidak.

Ren mengikuti kakaknya dari belakang dengan ekspresi yang sulit dibaca. “Wow! Kak, dirimu benar-benar beruntung, Kak! You forced Gon into a corner, so he had to prepare something big for you. Orang yang dipersiapkannya untukmu pastilah luar biasa! Kak, do you want it or not? Mmm, tapi Kakak punya my brother in law already, so you definitely won’t even take a look! Then why you don’t give the key card to me, aku sungguh penasaran seperti apa orang pilihan Mr. Gon!”

Bright menjentikkan jarinya, detik berikutnya, kartu itu melayang ke arah Ren. Ren menangkap kartunya diantara dua jarinya terlihat sangat senang. “Then I’m going!”

“Oh wooww, 808, bukankah ini Presidential Suite?” Ren bergumam sendiri dengan perasaan senang saat berjalan menuju suite, kartunya digenggam erat. 

Lift sampai di lantai atas bangunan, dan dengan satu tangan berada di saku celana, Ren berjalan ke arah kamar yang berada di ujung koridor. Tiba di depan pintu, dia menempelkan kartunya, dan pintu terbuka dengan bunyi beep. Sebelum membuka pintu, Ren sempat dilema. Tapi karena rasa penasarannya dia memutuskan untuk melihatnya. Apa yang akan dilakukannya nanti jika orang yang berada di dalam sana jatuh cinta padanya dan tidak akan membiarkannya pergi? 

Meskipun dia sendiri tidak percaya tentang pernikahan, he was still an honorable man, dan hanya akan menerima hubungan yang serius. 

The door finally swung open with a squeak. 

Setelah membuka pintu, dia melihat tempat tidur berukuran besar yang ditutupi sama kelopak mawar merah. Seorang pemuda berbaring di tengah-tengahnya, dan melalui kelopak bunga, dia bisa melihat kain yang menutupi badannya transparan. Kakinya yang panjang dan putih dan ramping….

Melihat kakinya saja bisa membuat siapapun menelan ludah, Gon benar-benar habis-habisan kali ini! 

Ren maju dua langkah lagi sambil berpikir, sepertinya figurnya familiar… lalu dia melihat wajah pria itu….

Meskipun matanya ditutup dengan sehelai kain, Ren bisa mengenali siapa orang itu. 

Holy Mother of F!!!!!!!!!!!

Ren sangat ketakutan sampai melompat dan jatuh terjengkang ke belakang, seperti baru saja melihat binatang buas, dan seluruh tubuhnya terbanting ke pintu dengan suara keras. 

Segera setelah itu, dia membanting pintu hingga tertutup dan berlari seperti angin ke bawah. 

Dia berlari kesetanan ke arah tempat parkir, dan melihat mobil Bright sudah akan keluar. Ren langsung berlari untuk menghadang mobil tersebut.

Bunyi decitan yang nyaring dari mobil yang direm terdengar, Bright menghentikan mobilnya tepat waktu, dan ekspresinya sudah sangat buruk. 

Ren memukul-mukul kaca jendela mobil, dan sebelum Bright membuka mulut untuk memarahinya, dia menyeret kakaknya keluar dari mobil dan menyuruhnya bergegas dengan panik. “Kak, come with me, quickly!”

“What is it?”

“It’s urgent! An urgent matter! Just come with me and you’ll find out!”

“Hanya ada satu hal yang aku pedulikan sekarang.”

“I know Kak, right now you’re only thinking about my bro-in-law, ini ada hubungannya dengannya, kak!”

Bright langsung mengikuti Ren bergegas menuju Suite 808. Bright menatap pintu di depannya, wajahnya dingin seperti es. Matanya mengatakan Ren harus punya penjelasan yang bagus kenapa menyeretnya kesini. Ren mengusap wajahnya dan dengan tangan gemetar menempelkan kartunya di pintu hingga berbunyi beep. “Go see for yourself!”

Mendengar itu, wajah Bright berubah, dan langsung bereaksi – could it be, the person in the room was….

Detik berikutnya, Bright dengan cepat membuka pintu, dan langsung membeku di tempat. 

Temperatur di ruangan itu menjadi semakin dingin, dan matanya seperti pisau yang menusuk Ren. “Did you see?”

Ren sangat ketakutan sehingga dia menempel di kusen pintu, dan berkata dengan nada lemah, “If I didn’t see him, bagaimana aku bisa tahu jika itu adalah kakak iparku! Don’t tell me you’re jealous over even that? Dia tertutup kelopak bunga, dan aku tidak bisa melihat apapun! Selain itu, jika bukan karena rasa penasaranku, aku tidak akan menyadari kalau itu dia, siapa yang tahu apa yang bisa terjadi padanya malam ini. No matter what, my merits outweigh my shortcomings, okay? Except for darling Little Rio baby, dimana lagi Kakak bisa menemukan asisten hebat seperti aku? I….”

Bright: “Out!”

“Yes, thank you for your kindness, my lord!” Ren yang merasa sudah lolos, segera dan dengan cepat mundur. 

He already knew curiosity killed the cat, but even if he had escaped death ten thousand times already, he still couldn’t break this habit!

Setelah Ren pergi, bright langsung menutup pintu. Sepuluh langkah jauhnya dari ranjang, pikirannya tiba-tiba kosong. 

Ranjang itu besar, berwarna putih, dan di atasnya terbaring sesosok dengan kulit putih dan mulus seperti porselen ditutupi dengan banyak kelopak bunga. Bulu matanya bergetar di bawah kain yang menutupi matanya. Lapisan tipis keringat membuat bahan yang dikenakannya melekat erat di tubuhnya. Jari kakinya, seputih batu giok, menekuk karena ketakutan dan kecemasan luar biasa…

Pemandangan ini seperti siksaan kejam bagi Bright, yang telah menahannya untuk waktu yang lama!

Tenggorokannya terasa kering, dan kerahnya terasa mencengkik sampai-sampai dia kesulitan bernafas, jadi dia melonggarkan dasinya.

Mungkin karena suara berisik yang tadi terdengar nyaring, pemuda di ranjang itu terkejut dan sekujur tubuhnya mulai gemetar, dan dia mencoba bergerak sedikit untuk turun dari ranjang. Tapi kelihatannya dia sudah dibius, jadi tidak ada kekuatannya sama sekali. After so much effort, dia hanya bisa bergeser kurang dari dua centimeter, dan sudah sangat lelah sampai mulai ngos-ngosan, dadanya terasa berat dan kepalanya sudah basah oleh keringat. 

Seperti adegan dimana setetes air memercik di minyak yang panas. 

Layaknya kerbau yang dicucuk hidungnya, berada dibawah kendali orang lain, Bright melangkah mendekat, langkah demi langkah ke arah ranjang sampai dia berdiri di samping tempat tidur. 

Win sangat menyadari seseorang berdiri di samping tempat tidur, dan dia menggigit bibir bawahnya keras-keras cukup untuk membuatnya luka. Dia bergerak-gerak semakin liar berjuang untuk melepaskan diri. 

Bright was in a trance, and he slowly reached out to the guy….

Jarinya yang kasar akhirnya menyentuh kulit yang sudah diinginkannya begitu lama, dan rasanya seperti panas mengalir melalui jarinya dan membakar seluruh tubuhnya. Tapi detik berikutnya, tiba-tiba ada rasa sakit yang sangat menusuk di jarinya. Darah segar langsung keluar dari luka di jarinya. Pemuda itu menggigitnya dengan sangat keras.

Melihat bibir merah pemuda itu, rasa sakit akibat gigitan berubah menjadi nikmat. Bright merasa dia dengan cepat menjadi gila! 

Bahkan rasa sakit tidak bisa menjernihkan kepalanya, tetapi pada saat itu, pemuda yang telah menggigitnya tiba-tiba kehilangan kekuatannya, dan wajahnya menunjukkan keputusasaan yang kosong. ‘Bak diguyur air es seember penuh, Bright sadar sepenuhnya. 

Brengsek!! What the hell was he doing?!

Dia jelas-jelas tahu betapa takutnya Win sekarang, setiap detik dan setiap menit yang dilaluinya dalam kegelapan adalah siksaan dan penderitaan baginya!

Bright dengan cepat melepas kain yang menutupi mata Win. Bulu matanya berkedip-kedip hebat, lalu perlahan membuka matanya, seperti gerakan lambat dalam Sleeping Beauty yang terbangun setelah seribu tahun tertidur nyenyak…..

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang