Setelah melewati beberapa kejadian luar biasa, ketiganya akhirnya tiba di rumah. Setelah membawa semuanya ke dapur, urusan pertama bukanlah memasak, tapi mandi. Ketiganya diselimuti debu peri dan berlian kecil dalam jumlah yang berbeda-beda. Salah satu dari mereka bisa menjatuhkan ratusan ribu baht saat mereka bergerak, dan Win sangat berhati-hati dengan setiap langkah yang diambilnya, yang merupakan siksaan baginya.
Setelah mandi, Win berganti pakaian yang nyaman dan mudah untuk bergerak, siap untuk melakukan aktivitasnya.
“Need help?” Bright dan Little Rio turun ke bawah mendatangi Win.
Little Rio sangat wangi setelah mandi, dan Win tidak dapat menahan dirinya untuk memeluk dan mencium pipinya, menghirup aroma segar dari anak itu. “Tolong panggilkan Wendy untuk membantuku, kalian berdua hanya perlu duduk menonton TV dan menunggu makanan. Kau baru saja mandi, tidak ada gunanya kotor lagi!”
“Wendy tidak ada, aku memberi mereka semua day off,” sahut Bright.
“Day off?” Win berpikir sejenak, dan menyadari bahwa mungkin ini akan bagus untuk Little Rio terlibat dalam kegiatan ini, jadi dia berkata, “kalau begitu kalian berdua membantuku. Kau punya apron? Aku lupa membelinya tadi saat kita berbelanja!”
“Seharusnya punya.” Dari tumpukan belanjaan, Bright meraih satu tas dan membukanya lalu mengeluarkan tiga buah apron dari dalam, semuanya dengan warna dan motif yang sama. Dua berukuran besar, dan satu kecil.
“Huh? Kapan kamu membelinya?” Win dengan kaget bertanya.
“Gadis penjual kepiting memberikan itu padaku for free.” jawab Bright.
“Eh, okay…” Mereka benar-benar membagikan semua jenis barang dengan gratis akhir-akhir ini!
Win mengambil celemek kecil dan memanggil Little Rio. “Little darling, come here, let me help you put this on.” Little Rio dengan senang hati mengangkat tangannya yang kecil. Win membantunya memakaikan celemek, mengikat tali dibagian belakang, dan bergumam, “Darling, you’re so cute even in an apron!”
Lalu Win menoleh dan melihat Bright sudah memakai celemek pink di atas baju polonya….unexpectedly, he still looked dazzlingly handsome. Juga menciptakan pemandangan kontras lucu yang tak terduga….
“Ahh, that’s it… I can’t help it, I need to take photos again!” Win berlari untuk mengambil ponselnya dan mulai memotret tanpa henti, dari waktu ke waktu memberikan Little Rio sesuatu seperti tomat dan daging, apa saja yang bisa dipegang sebagai properti foto.
Di sebelah little bun yang lucu ada big bun yang cool, yang seharusnya terlihat sedikit ‘out of place’, tapi bersama-sama, mereka terlihat sangat saling menyayangi.
“Shall I take some of you?” Bright bertanya dengan tiba-tiba.
“Huh? No need…” Win tampak enggan.
“You and Little Rio together.” Bright berkata sambil membantu win memasangkan celemeknya. Little Rio tidak bisa menahan diri lagi, dan bergegas ke arah Win.
Actually, Win ingin bersikap egois tidak ingin meninggalkan terlalu banyak jejak dan kenangan, tapi dia tidak berdaya untuk menolak tatapan memohon di mata Little Rio. Forget it, ucapnya dalam hati, apa gunanya terlalu banyak berpikir! Enjoy the wine today, and leave the worries for tomorrow!
Foto-fotonya bersama Little Rio terlihat jauh lebih natural, karena Win mengarahkan little bun melakukan banyak pose dan gerakan yang lucu. Seperti meminta little Rio memegang seikat akar teratai dan berpose seolah-olah akar di tangannya mengeluarkan gelombang kejut, dan Win berakting seolah-olah terpesona olehnya… pada akhirnya, mereka bersenang-senang sampai lupa dengan tujuan awal, yaitu memasak!
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...