"Apa kau baru mengatakan bahwa kakakmu mengunci dirinya di dalam rumah?" Sunny merenung.
Ren baru saja akan mengatakan sesuatu ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi ~ telepon dari Foey.
"Second Master, tolong!"
"Aku tahu, I'm on my way!"
Begitu Foey mengucapkan kata-kata itu, Ren tahu apa yang terjadi. Dia menutup telepon dan mengangkat bahu ke arah orang tuanya, berkata, "Asisten kakak baru saja menghubungi, kakak akhirnya meninggalkan rumah dan pergi ke kantor, jadi aku harus pergi memberikan dukungan pada rekan-rekanku! Sampai jumpa!"
Saat mereka menyaksikan Ren pergi, Sunny dan Minnie hanya duduk di sana dan saling melempar tatap.
"Sunny, apa yang kau pikirkan tentang ini? Minnie bertanya khawatir.
Sunny hanya menjawab dingin, "Mari kita tunggu lebih jauh dan lihat bagaimana keadaannya. Siapa yang tahu kalau pemuda itu hanya menggunakan reverse psychology?"
Minnie menggigit lidahnya sambil memikirkan pengakuan putranya. Orang bodoh mana yang akan terus bermain trik ketika mereka sudah berhasil membuatnya jatuh cinta padanya?
"Kalau begitu, bagaimana dengan Little Rio?" Inilah yang benar-benar ingin dia tahu.
"Ku pikir Little Rio hampir sepenuhnya sembuh, jadi itu bukan masalah besar. Berhentilah khawatir tanpa alasan. Beberapa hari terakhir dia bersama kita, pemuda itu tidak ada di sisinya, dan dia terlihat baik-baik saja, bukan?"
"Tapi..."
'''''
Saat yang sama di Movie City.Win berbaring di ranjangnya, berkeringat dingin saat tubuhnya menggeliat dengan siksaan tertulis di seluruh wajahnya...
Dia sedang bersenang-senang, atau setidaknya itu adalah mimpi yang indah.
Dia bermimpi dia mengenakan jas pengantin berwarna putih, tangannya dipegang oleh orang yang memberinya cahaya dan harapan, dan perlahan mereka berjalan ke altar yang suci. Namun, saat pendeta membacakan sumpah, dunia di sekelilingnya mulai diselimuti kegelapan...
Seorang pria dengan paksa menarik tangannya, dan tidak peduli seberapa keras dia berteriak, pria itu tidak melepaskannya...
Akhirnya, dia diseret masuk ke dalam lubang neraka di belakangnya....
"Ding-dong, ding-dong..."
Bel pintu berbunyi mendesak dan membangunkannya dari mimpi buruk.
Win segera duduk dan menyadari bahwa sekujur tubuhnya lembab karena berkeringat deras, dan kepalanya sangat sakit sampai-sampai rasanya akan meledak.
Tadi malam, dia hampir tidak bisa tidur. Ketika fajar tiba, dia kahirnya bisa memejamkan mata, tapi mungkin tetap terjaga karena tidurnya dirusak oleh segala macam mimpi buruk.
"Ding-dong..."
Bel pintu masih terus berdering.
"Who's there?"
"Aku membeli sarapan tambahan, do you want...some..." jawab Jeff yang tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, saat dia menatap Win dengan mata terbelalak seolah melihat hantu. "My God! Kau terlihat menakutkan! Lebih baik kau berhati-hati agar paparazi tidak melihat wajahmu atau mereka mungkin akan berpikir kau menggunakan narkoba!"
Win merebut sarapan dari tangan Jeff dan membentak, "Berhenti bertingkah kaget begitu! Apa kau tidak pernah melihat orang yang patah hati?"
Jeff menjawab, "Aku sudah melihat orang lain yang patah hati, tapi aku tidak pernah melihatmu patah hati, yang kau lakukan hanyalah menghancurkan hati orang lain..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...