33

1.4K 135 1
                                    

Sampai hari ini, masih ada orang yang bercanda tentang anak dari seorang Mario Plowden yang meminum air kobokan karena mengira itu air lemon, dan bagaimana ia mengenakan pakaian palsu pada sebuah acara jamuan makan. Dan jika ada yang mengetahui tentang insiden lima tahun lalu, apakah dia masih punya harga diri yang tersisa?

Mendengar kata-kata Mario, Win memucat.

That night, that stranger, that dead baby....

Ini adalah kelemahannya.

Tahun itu, keluarga Plowden menyembunyikan segalanya karena takut akan rasa malu, dan Luke tetap diam karena takut kelakuannya terungkap, tapi tetap saja itu mimpi buruk Win yang paling kelam.

"Aku memberimu muka dengan membiarkanmu pergi dengan persyaratan darimu sendiri, tapi jika kamu menolak, then don't blame me jika tidak mengakui hubungan kita sebagai ayah dan anak."

""Oh, jadi sebenarnya masih ada hubungan ayah-anak diantara kita..."

"Dad, Nong Win..... what's going on?" Belum sempat Win menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara Luke dari belakang mereka.

Menyadari kehadiran Luke, wajah Mario yang marah tergantikan dengan ekspresi lembut. "Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Jika kamu kembali nanti, tanyakan pada agensimu jika mereka bisa mencarikan pengganti untuk pemeran Tine."

Arti dari kata-katanya adalah Win harus diganti.

Luke sangat senang, tapi pura-pura memasang wajah khawatir. "Dad, why? Peran itu sudah jadi milik Win!"

"Sudah cukup bagus dia menjadi cameo atau mendapat peran yang tidak penting, tapi bagaimana mungkin dia bermain peran yang sangat penting seperti ini? Aku tidak memberikankan 500 juta-ku pada drama ini, hanya untuk anak ini main-main!" Mario berseru marah.

"Tapi dad, Nong Win put in a lot of effort to get the role..."

"Luke, jangan membelanya lagi. Dad sudah pernah bilang padamu sebelumnya untuk tidak membantunya, but you never listen! Kau malah memujinya di depan para wartawan! Does he even deserve all that praise?"

"But Nong Win is still your..."

"Be quiet, hal itu tidak boleh disebutkan. I've already said it before, kamu adalah putraku satu-satunya!"

"Don't be mad, dad. Luke tidak akan mengatakan hal itu lagi, okay?" Luke membujuk Mario.

"I still have business to attend to, so I'm leaving first. Kalau kamu punya waktu, bantu daddy untuk membujuknya agar tidak keras kepala lagi!" Mario memberikan satu tatapan dingin dan menyuruhnya untuk bersikap baik, sebelum berbalik dan berjalan pergi.

Setelah Mario pergi, ekspresi manis dan penurut Luke pudar, kemudian berkata dengan tanpa bersalah, "Metawin, jangan bilang kali ini aku yang membuat keadaan sulit untukmu. Originally, I was going to give you a chance. Sayang sekali..."

'Ha..." Win tak tahan untuk tertawa, tapi tawa itu terdengar sedih.

Siapa yang bisa menduga bahwa pada akhirnya, orang yang menghancurkan semua usahanya dan melemparkannya kembali dalam debu adalah ayahnya sendiri.

Dia sudah bekerja keras begitu lama, mempersiapkan dirinya untuk peran itu, tapi untuk apa?

Just like that, everything was gone...

Saat rangkaian acara itu berakhir, jam sudah menunjukkan pukul sebelas lebih sedikit.

Sepertinya apa yang dikatakan orang-orang itu benar, kamu lebih gampang mabuk ketika kamu sedang kesal dan marah.

Win merasa bahwa dia hanya minum sedikit, tapi ketika dia berdiri, badannya limbung dan kepalanya terasa mau pecah.

Dan tentu saja saat melihat kehadiran satu orang lagi membuat keadaannya semakin buruk.

Joss Wayar...

Di sampingnya, para cast dan crew, khususnya mereka yang lajang, dengan lantang mengekspresikan keterkejutan mereka saat melihat orang itu mendekat.

"Wow... Itu Tuan Muda Joss!! He's so handsome! He's actually a hundred times better looking in person than what rumors say!"

"Dia pasti kesini untuk menjemput Luke! I'm so jealous, dia mempunyai karir yang bagus, datang dari keluarga baik-baik, and his boyfriend is so handsome! As expected of the Winner at Life!"

"Tipe orang seperti mereka sudah jadi pemenang dari saat mereka lahir, kita bahkan tidak punya hak untuk cemburu padanya!"

Berbagai komentar terdengar saat membicarakan Luke dan Joss.

Win menggunakan dinding sebagai penopang, tatapannya membeku pada pria yang berjalan ke arah Luke.

The Wayar family had done well in recents years. Status Joss seperti perahu di gelombang pasang tinggi, sedangkan Win hanyalah bayangan masa lalunya yang memudar.

Anak laki-laki dulu yang sakit sakitan dan memulihkan diri di desa karena paru-parunya sakit, Kak Joss-nya yang hangat dan lembut, yang dulu sering membaca untuknya - anak laki-laki itu kini sudah mati seiring berjalannya waktu.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang