Rupanya orang-orang itu salah mengira bahwa mereka adalah ‘pasusu’. Ah sudahlah, lupakan saja, akan susah menjelaskan pada mereka, pikir Win. “Bibi, berikan saya satu!” kata Win pada penjual ikan.
“Okay!” Penjual ikan itu benar-benar jujur dalam menimbang ikan, bahkan memberi Win diskon. Setelah selesai menjual ikannya, Bibi penjual ikan itu menatap dengan tatapan memuja pada pria di samping Win yang sedang menggendong anak lelaki. “Anda sangat beruntung, mister. Suami dan anak Anda sangat tampan, Anda juga cantik, ahh maafkan saya, mister….saya bingung menggambarkan Anda,” katanya pada Win.
Bahkan di tempat seperti ini, apalagi dengan seorang balita digendongannya, Bright tetap memiliki aura yang extraordinary; benar-benar talenta yang luar biasa…
“Haha, really? Tapi saya juga sangat tampan!” Win berkata dengan bercanda.
“Ya, ya, ya, seluruh keluarga Anda tampan! Terutama kekasih kecilmu, dia benar-benar sangat menggemaskan! Dia benar-benar mewarisi gen bagus dari anda dan pasangan anda! Sini, Bibi akan memberikan ikan kecil sebagai hadiah!”
Win tanpa sadar menyentuh wajahnya. Little Rio mewarisi gen yang kuat dari aku dan Bright? Sepertinya ini bukan pertama kalinya aku mendengar ini, ucap Win dalam hati….
Setelah itu, Win dan Bright, yang menggendong Little Rio, kurang lebih menjadi fokus seluruh pasar. Kemanapun mereka pergi untuk membeli sesuatu, semua pemilik kios ingin memberi mereka sesuatu; bawang bombay, bawang putih, telur, ikan, udang, semuanya ada. Keranjang Win dengan cepat menjadi penuh dan membludak.
Ekspresi Win seperti seseorang yang baru menemukan cara untuk menjadi kaya. Dia menghela nafas dengan gembira: “I never expected that bringing Little Rio would be such an advantage! Aku akan membawanya lain kali!”
Little Rio menganggukkan kepalanya berulang kali.
Bright: “Okay.”
……
Akhirnya, mereka bertiga meninggalkan pasar untuk kembali ke rumah dengan belanjaan mereka. Perjalanan pulang, Win berada dalam suasana hati yang sangat bagus. Tapi tiba-tiba Win teringat sesuatu, dan berseru, “Bright, kau tahu apartemenku? Belok kiri di persimpangan di depan!”
“Aku tahu, kamu mau kesana?” Bright menyetir mobilnya dengan tujuan apartemen Win, sudah familiar dengan rutenya meskipun dia hanya kesana satu kali.
“Hmm, aku akan mengambil buku resep spesialku! Wait for me!”
Win berlari masuk ke dalam gedung apartemennya dan dengan cepat meraih buku resepnya lalu kembali turun ke bawah. Saat melewati lobby, seorang gadis di meja depan memanggilnya. “Hey, wait, wait, apa kamu Metawin Plowden? Kau punya dua paket yang sudah beberapa hari disini, apa kamu masih menginginkannya atau tidak?” Kata gadis itu agak sedikit kurang sopan. Setelah mengatakan itu, matanya menelusuri tubuh Win dengan pandangan ingin tahu. Win tidak kembali ke apartemennya untuk waktu yang lama, jadi dia berpikir bahwa apa yang dikatakan orang-orang bahwa Win menjadi simpanan benar adanya.
Win berpura-pura tidak menyadari arti tatapannya, dengan santai mengambil sebuah kotak besar dan satu kotak kecil, lalu pergi. Ketika dia keluar dari pintu utama, dari jauh dia melihat Little Rio menempelkan wajahnya ke jendela mobil yang terparkir di seberang jalan, gelisah menunggunya.
Kehangatan menyelimuti hatinya, tapi detik berikutnya, tiga orang pria tiba-tiba muncul. Mereka dalam balutan pakaian serba hitam, dalam sekali pandang, Win bisa merasakan bahwa orang-orang itu berniat jahat, mereka berjalan tepat ke arahnya…
Win langsung waspada. Dengan cepat Win meletakkan barang-barangnya, menggulung lengan sweaternya, dan langsung melayangkan sebuah tendangan pada salah satu pria yang maju mendatanginya. Lengah, tubuh pria itu terlempar ke belakang akibat tendangan Win, kedua temannya yang lain sempat terpana sebelum kembali sadar, dan maju mendatangi Win dengan wajah beringas…
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...