2.8

1.1K 108 11
                                    

Tidak mungkin Win akan menyia-nyiakan waktu istirahat setengah bulan ini. Keesokan harinya, Win mengajak Little Rio untuk bersenang-senang lagi. 

“Tuan Win, apakah Anda ingin menunggu Eldest Master pulang kerja dulu sebelum pergi bersama?” Uncle Juan, kepala pelayan, tidak bisa hanya menonton lagi, dan mulai berperan sebagai mak comblang. 

Win menggaruk kepalanya. “Lebih baik tidak… dia sangat sibuk! Kami bisa pergi sendiri!”

Win sengaja memilih waktu ketika Bright tidak berada di rumah, tidak mungkin dia menunggu Bright kembali setelah bekerja…

“Kalau begitu, tolong biarkan mereka ikut denganmu. Ini adalah instruksi dari Eldest Master, kita tidak bisa menganggap enteng keamanan Tuan Muda Kecil.” Uncle Juan memberi isyarat pada tiga bodyguard yang mengenakan pakaian hitam dan kacamata hitam di dekatnya. 

Itu adalah permintaan yang masuk akal… tentu saja Win hanya bisa menyetujuinya. Dengan ini, dia tidak perlu mengajak Jeff untuk menemani mereka. Tapi mengapa dia merasa bahwa Bright sengaja mengatur ini semua?


Rencana Win hari ini adalah untuk membelikan Little Rio beberapa mainan dan juga pakaian. Tentu saja, karena dia belum menerima gajinya, dia masih harus menggunakan credit cardnya Bright. 

Selagi mereka shopping, Win menemukan sebuah toko pakaian anak-anak yang baru buka, yang menjual pakaian yang sangat trendy dan lucu, seketika Win langsung berganti ke mode ‘buy buy buy’. 

“Darling, darling, yang satu ini bagus juga, pergilah untuk mencobanya!”

Little Rio mengangguk, dan dengan patuh pergi ke fitting room. 

Sementara menunggu Little Rio mencoba pakaian, Win melihat dua sosok yang familiar lewat di luar toko. Luke memeluk tangan Joss dengan mesra sambil bercakap-cakap. 

“Wow, Kak Joss ayo masuk ke dalam, toko baju anak-anak ini sangat lucu! Ayo kita melihat-lihat, Kak! Anak Della akan berulang tahun bulan depan, apa kita memberikan beberapa pakaian saja sebagai hadiah ulang tahun?”

“Mmm,” jawab Joss dengan pasif. 

“Kak Joss pernah melihat anak Della? Kulitnya putih dan gemuk, sangat imut! Jika kita punya anak nanti, akankah selucu dan seimut itu? Luke bertanya dengan malu-malu.

“Mungkin saja.” Jelas bahwa suasana hati Joss sedang tidak baik dan memberikan jawaban asal-asalan. 

Luke terlihat bingung dan sedih. “Kak Joss, kau masih marah padaku? Aku sudah meminta maaf secara publik lewat akun sosmedku, dan kau sendiri sudah mendengar penjelasan dari Cuppa. Soal panggilan telepon itu… itu karena kamu tiba-tiba tidak ingin bicara denganku, jadi aku minum sedikit berlebihan. Aku sangat putus asa dan gelisah, dan aku tidak tahu apa yang aku katakan… aku sungguh menyesalinya..”

“Nong Win…”

Selagi Luke menjelaskan, Joss tiba-tiba mengucapkan nama Win. Luke mengikuti arah pandang Joss, dan tidak menduga melihat Win berdiri di depan rak baju di seberang mereka. 

“Brother…” Mata Luke langsung berkaca-kaca, lalu berlari masuk dan memegang tangan Win. “Brother, akhirnya! Aku sangat ingin meminta maaf padamu secara pribadi, tapi kau tidak ingin menjawab panggilanku beberapa hari ini, dan aku tidak tahu dimana kamu tinggal…

“Ketika semua orang bertanya padaku tentang ini sebelumnya, aku mengatakan bahwa aku tidak percaya kau melakukannya, dan ternyata semuanya salah paham, aku tahu kau tidak akan mungkin melakukan sesuatu semacam itu!

“Sekarang kebenarannya sudah terungkap, tapi kau tetap tersakiti karena itu. Aku juga korban, tapi bagimanapun juga, semua ini terjadi karena aku, dan aku menarikmu ke dalamnya. So I’m sorry, I’m really sorry! Kau bisa memukulku, memarahiku, melakukan apapun yang kau mau, selam kau berhenti marah padaku!”

Kata-kata Luke memberi kesan perasaan yang tulus, dan terdengar alami dan tidak dipaksakan, bahkan membuatnya terdengar seperti Win masih membullynya tanpa alasan. Win tidak mengatakan sesuatu yang tajam padanya seperti yang dia lakukan sebelumnya, dan hanya melemparkan pandangan pasrah dan lelah ke arah Joss. 

Tatapan mata Win membuat hati Joss terasa seperti sedang digigiti kutu, dan dia buru-buru menarik Luke menjauh dari Win. “Luke, calm down.”

Luke tidak menyadari tindakan kecil Win, air mata Luke jatuh. “Kak Joss, bantu aku untuk berbicara dengan brother. Kamu paling tahu betapa aku telah menyakiti dan menyalahkan diriku sendiri beberapa hari terakhir ini. Aku sangat berharap dia bisa memaafkanku! Kalau tidak, aku benar-....”

Melihat Luke yang menangis seperti itu dalam pelukannya, Joss akhirnya mengalah. “Nong Win, I’m sorry, Luke sangat menyalahkan dirinya sendiri untuk masalah ini.”

Saat Luke mendengarnya, dia diam-diam tersenyum puas. Sementara dia menangis sedih di luar, di dalam dia diam-diam mengharapkan emosi Win meledak. Setiap kali dia meminta maaf seperti sebelumnya, Win pasti akan menjadi sangat kesal, dan dia akan mengatakan hal-hal buruk yang membuat Joss semakin tidak menyukainya. Pasti akan sama kali ini…pikirnya. 

Win dengan lelah mencubit pangkal hidungnya, dan menarik nafas. “Lupakan saja, Luke, aku sudah melihat permintaan maafmu dan aku juga menerimanya. Karena itu hanya kesalahpahaman, maka lupakan saja. Aku memaafkanmu.”

“Apa…apa yang kau katakan?” Raut wajah Luke berubah seketika, penuh dengan ketidakpercayaan. 

Di sisi lain, Joss sangat senang. “Lucky, apa kamu lega sekarang?”

Luke tidak bisa mengatakan sepatah katapun, wajahnya merah padam.  

Tiba-tiba pintu ruang ganti terbuka, dan Little Rio melangkah keluar dengan pakaian yang dicobanya. Sekelebat kehangatan menutupi topeng palsu yang terpasang di wajah Win. Dia berjalan untuk menggendong Little Rio dan tersenyum, lalu berkata pada pramuniaga, “Aku ingin semua pakaian yang baru saja dia coba, dan yang satu ini akan langsung dipakainya.”

“Mengerti, Tuan, saya akan segera membungkus semuanya untuk Anda!” jawab pramuniaga itu dengan senyum berlesung pipit. 

Win mengangguk pada Joss untuk menunjukkan bahwa dia akan pergi, lalu dengan Little Rio dalam gendongannya, dia berjalan langsung keluar dari toko.

Di belakang mereka, seorang bodyguard menyelesaikan pembayaran, mengambil semua tas belanjaan, dan mengekor di belakang Win dan Little Rio. 

Luke tercengang melihat adegan ini. Kemudian dengan bersemangat mulai berceloteh. “Apakah yang dikatakan Della dan Molly benar? Terakhir kali mereka memebrithauku bahwa mereka melihat Win membeli pakaian anak-anak di mall, tapi aku tidak percaya! Brother dia…jangan bilang brother benar-benar telah menjadi simpanan seorang lelaki tua kaya raya, dan bahkan melahirkan seorang putra untuknya….”

Sayang sekali Win pergi begitu cepat; dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah anak lelaki itu, dan juga tidak sempat mengambil fotonya diam-diam sebagai bukti…

“Lucky! Hentikan omong kosongmu!” Ketika Joss mendengar kata-kata Luke, dia langsung memotong kalimatnya dengan wajah kesal, sambil memandang ke arah kepergian Win. “Aku melihat anak itu sekali. Nong Win sudah bilang, itu putra dari temannya!”

Luke buru-buru menimpali, “Kak Joss, kau terlalu naif. Akankah dia bersikap begitu baik padanya jika dia hanya seorang anak temannya? Lihat, dia memiliki bodyguards yang mengikutinya, dan dia membayar dengan black card. Keluarga semacam ini akan memiliki selusin pengasuh dan bodyguards, jadi mengapa Nong harus membantu merawat anak itu?”

Sedikit keraguan muncul di wajah Joss. Tapi kemudian sesuatu terpikirkan olehnya, dan pada akhirnya dia berkata dengan nada tegas. “Lucky, dalam hatiku, Metawin adalah adikku. Jika kamu menghinanya, kau juga menghinaku. Jangan sampai aku mendengar kata-kata seperti itu lagi! Orang lain bisa meragukannya, tapi kita tidak bisa, mengerti?”

Luke tidak menyangka sama sekali jika sikap Joss akan berubah drastis setelah apa yang terjadi kali ini. Damn it! Mantra macam apa yang sudah diucapkan Win pada Joss di rumah sakit hari itu? Joss tiba-tiba sangat percaya padanya, bahkan menutup telinga terhadap kata-katanya….. Sialan kau, Metawin!

…………

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang