Kedua aktor sangat serasi dan memberikan penampilan yang luar biasa, terutama Win, yang mampu membawa semua orang ke dalam cerita dengan sangat lengkap sehingga menghapus semua bias mereka terhadapnya. Pada awalnya, tidak ada yang ingin Win menyentuh idola mereka, tapi sekarang hal itu telah berubah menjadi mereka berharap dia akan bergegas dan melakukannya. Melihatnya melakukan itu pada Jeff sama mengasyikkan seolah-olah mereka sendiri yang melakukannya.
Tentu saja, begitu semua orang sadar, mereka tetap merasa iri terhadap Win. Mereka mengerumuni Jeff dan menanyakan apakah dia baik-baik saja dan memuji aktingnya yang luar biasa.
Yang paling happy tentu saja sang sutradara, K’Champ. Hari ini, scenes antara Jeff dan Win semuanya berjalan lancar. Mereka berdua melakukannya dengan sangat baik seolah mereka telah melatih adegan itu ratusan kali. Hanya dalam satu kali take dan selesai.
But today for Win could be summed up in two phrases: surge forth, life after calamity.
Begitu pekerjaan selesai, Jeff dikelilingi oleh orang-orang yang ingin mentraktirnya makan malam untuk menyambut kedatangannya. Win sedang mengumpulkan barang-barangnya ketika ponselnya berdering.
Di layar tertulis: Ren Walton.
Ren memaksanya untuk menyimpan nomornya beberapa hari yang lalu.
Kenapa orang ini meneleponku?
Curiga, Win mencari pojok yang sepi dan menjawab panggilan dari Ren.
“Hello, Ren?”
“Hello…Nong Win…”
Suara lemah Ren terdengar di telinga Win. Suaranya begitu lemah seperti seseorang yang sekarat. Win menarik nafas panjang, dia lupa bahwa terkadang Ren orang yang suka melebih-lebihkan sesuatu. “What happened, young master?”
“What happened…I’m the one who wants to ask you what happened! What did you do to my brother last night?” Ren menyerukan kalimat seakan ingin menginterogasi Win.
Win bingung. “Huh? What are you talking about? What could I possibly do to him?”
“If you didn’t do anything, lalu kenapa dia dalam mood yang sangat buruk hari ini? Kami masih meeting sejak jam 8 pagi sampai sekarang, it’s already been 12 freaking hours!”
“Eh… this is your company issue, it shouldn’t have anything to do with me, right? Mungkin karena dia mengambil cuti yang lama, jadi banyak hal yang harus dilakukannya?”
“Not possible, I’ve known my brother for so long, I can tell what he’s thinking about with just one look, dan ini sudah pasti ada hubungannya denganmu! You are the one who did this to us! Right now he’s about to torture every single person in the company to death!” Ren yakin ini semua karena Win.
Win merasa serba salah dituduh begitu, jadi dia berkata pasrah, “I really didn’t do anything!”
Satu-satunya alasan yang paling masuk akal adalah karena tadi malam dia menjemput Jeff di bandara dan mandi di tempatnya kemudian tanpa sengaja bertemu dengan Bright disana.
Apakah karena alasan ini? Tapi Bright tidak bersikap aneh setelah kejadian itu?
“I don't care, I don’t care! It was definitely you! You did this, you have to fix him! Kalau tidak, ketika kami semua mati dan menjadi hantu, kami tidak akan membiarkanmu pergi! Just now, the head of our finance departement already passed out from the torture, arwahnya pasti sedang mencarimu sekarang….”
Win: “...” What the hell was going on? He simply got shot even when he was lying down…..
What was he supposed to do now?
How could he save them?
Was this some kind of joke on him?
Sementara Win sibuk berpikir, dia menerima pesan gambar di hpnya. Ren mengirimkan dua foto padanya.
Salah satunya adalah foto pria yang pingsan dan dibawa ambulans. Yang satunya adalah ruangan meeting – semua orang sedang duduk dalam ruangan itu punya ekspresi yang sama di wajah mereka, yaitu ekspresi tertekan dan ketakutan, seolah mereka menunggu vonis. Big Demon King Bright was in the main seat, looking like Yama about to pass judgment on them.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...