2.12

1.1K 99 4
                                    

Dari sudut matanya, Win melihat jari manis pria itu di tangan kirinya. Meskipun dia tidak memakai cincin kawin, warna kulit di sekitar area itu jelas lebih terang. Jelas dia melepasnya ketika ingin mendekati mangsanya.

"Yup!" Win menjawab dengan malas, satu tangannya menopang kepalanya.

Wajah pria itu langsung berbinar. "Boleh join denganmu?"

"Sure." Win tersenyum ringan, tatapan mengundang terlihat jelas di matanya.

Pria itu hampir tidak bisa menyembunyikan ekspresi senangnya, dan dia membuka dengan kalimat basi, "Bad mood?"

Win mendesah, "Yup, bad breakup!"

"Siapa yang akan putus dengan seseorang secantik dirimu? Orang macam apa yang tidak tahu bagaimana menghargai apa yang dia miliki?" Si elite memiliki ekspresi heran di wajahnya.

"Aku mencampakkannya."

"Uhuk...uhuk... maka dia pasti membuatmu sangat kesal!"

"That's right! Aku hanya datang untuk menjemput orang-orang untuk bermain-main sesekali, dan ketika dia tahu, dia mempermasalahkannya, bukankah itu sangat konyol?"

"Eh..." Si elite akhirnya tidak bisa mengatakan sepatah katapun.
Mengapa kalimat-kalimat itu terdengar akrab di telinganya?
Seperti itulah kalimatnya yang baru dia keluhkan pada teman-temannya tentang bagaimana istrinya mengomelinya sepanjang hari...
Tapi dia begitu tertarik dengan setiap gerakan pemuda di depannya ini, seolah dia telah tersihir, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa dia sedang dipermainkan.

Setelah beberapa minuman, mereka berdua keluar dari bar bersama.

"Kemana? Siam Hotel atau Pearl Hotel?" Si elite tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

"Hotel apa? Disini juga oke! Win menyeret pria itu ke gang kecil.

Si elite terengah-engah karena sangat bersemangat, dan menekan Win ke dinding, "Mm, kau benar...disini juga lebih menarik..."

Saat mereka berdua sedang berbicara, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa lima langkah dari mereka, sebuah mobil hitam tanpa plat terparkir di sana seperti hantu.
Di dalam mobil, tidak peduli seberapa tenangnya Bright, kali ini seluruh tubuhnya sudah tertutup lapisan es yang sangat tebal. Di kursi penumpang depan, Ren sangat menyesali keputusannya sehingga perutnya terasa sangat mulas.

Dia punya firasat kuat bahwa sesuatu yang besar akan terjadi malam ini, jadi dia tidak pergi tidur sama sekali. Pada akhirnya, dia kebetulan melihat keluar jendelanya Win dan kakaknya meninggalkan rumah di waktu yang berbeda, jadi dengan tidak tahu malunya dia mengikuti mereka. Tapi dia tidak pernah membayangkan.....

Sesuatu sebesar ini akan terjadi!

Dia tidak tahan lagi dengan wajah mengerikan kakaknya, begitu mengerikan sehingga bisa menghentikan tangisan bayi di malam hari.

Di gang kecil, tangan si elite sudah berada di pinggang Win. Bahkan jika Bright adalah dewa yang telah turun ke level mereka, daya tahan tubuhnya seharusnya sudah hancur saat ini.
Ren tahu bahwa kesabaran kakaknya tergantung pada sehelai rambut. "Apa lagi yang kau tunggu, Kak?"

Bright berkata dengan suara yang dingin. "Tunggu sedikit lagi."

Ren sangat panik. "Sudah di titik ini! Apa yang Kakak tunggu? Kenapa tidak melakukan sesuatu? Kakak yang akan sakit jika tidak melakukan apapun sekarang! Nong Winwin sudah menahan dirinya selama dua tahun terakhir, tapi dia memiliki sejarah menjadi liar. Belajar menjadi baik tidaklah gampang, tapi sangat gampang untuk menjadi buruk kembali..."

Bright: "Shut up!"

Saat Ren memejamkan matanya karena tidak berani menonton, tiba-tiba terdengar jeritan mengerikan di seberang mereka..
"Huh? Kedengarannya ada yang salah..." Ren langsung membuka matanya, dan melihat si elite menutupi kejantanannyasambil menjerit seperti babi sedang disembelih.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang