Larut malam, Walton residence.
Win sedang menelusuri berita-berita online sambil menunggu rasa kantuk menghampiri, ketika tiba-tiba beberapa pesan muncul di layarnya. Semuanya dari Joss.
[Nong Win, dimana kamu sekarang? Aku melihat seseorang di rumah sakit Luke hari ini, apakah itu kamu?]
[Kau sudah bertindak jauh kali ini, kamu tidak bisa menggunakan rasa bersalah kami untuk melawan kami, we’re running out of patience with you!]
[Kabur tidak akan menyelesaikan masalah, kau berhutang maaf pada Luke!]
…..
Win mendengus pelan, dan dengan cepat mengetik balasan: [I bought a watch last year!]
Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
“Come in~”
Bright membuka pintu dan berjalan masuk dengan segelas susu hangat di tangannya. Keningnya mengernyit melihat Win masih asyik dengan laptopnya. “Why are you still on the laptop? Kamu perlu istirahat.”
“Aku sudah mau istirahat, tapi aku tiba-tiba mual karena sesuatu sebelum aku tidur,” Win menggerutu kesal.
Bright lalu mendekat dan memberikan susu padanya. “What happened?”
Win menerima susunya, berterima kasih pada Bright, dan karena tidak ada yang perlu disembunyikan, dia langsung menunjukkan pada Bright chat history-nya.
Bright mengecek pesan-pesan itu, dan seketika itu juga wajahnya menggelap. Lalu dia bertanya dengan curiga, “I bought a watch last year, apa maksudnya ini?”
“Pu…” Mendengar Bright mengucapkan kalimat itu dengan keras dan dengan nada yang tepat, Win hampir menyemburkan susu dari mulutnya. Dia lalu menjelaskan sambil menahan rasa malu, “Uhuk, uhuk, itu kalimat slang, istilah yang biasa digunakan secara online, uhmm… it’s a classic phrase untuk memaki seseorang!”
“Really? What does it mean?” Bright bertanya ingin tahu.
Win tidak punya pilihan lain selain menjelaskannya: “I bought a watch last year” adalah singkatan dari “FYMP”.... umm…got it?” (f*** your mother’s pussy)
Bright mengangguk, langsung memahami. Win menghembuskan nafas lega. Untung saja the Big Demon King sangat pintar, jika tidak, akan sangat memalukan baginya jika mengatakan kalimat itu langsung pada Bright!
Di sisi lain, saat Joss melihat balasan Win, dia langsung mengirimi banyak pesan dengan kata-kata marah. Inti dari pesannya adalah seseorang masih bisa survive jika mereka memperbaiki sikap mereka. Mengambil sikap “tak terlihat, tak terpikirkan”, Win langsung logout dan mematikan laptopnya.
Melihat Win dengan tegas memberi sikap dingin pada Joss, mood Bright langsung berubah bagus. “Aku sudah mengontak Luke untukmu.”
“Really? What did you say?” Win bertanya dengan riang.
Bright mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah email untuk menunjukkan pada Win.
Win segera mendekat untuk melihat, dan terdiam setelah melihatnya.
Selain bukti email dan nomor rekening bank, Bright hanya mengirimkan beberapa kata, tanpa tanda baca sama sekali – 100 juta THB dalam 24 jam.
Benar-benar gaya Bright Walton.
“Not bad, not bad, semakin sedikit yang dikatakan, semakin panik Luke jadinya, very nice.” Win menganggukkan kepalanya dan memuji Bright.
“Setelah kamu menerima uangnya, kamu bisa mendiskusikan kontrak termination-mu dengan GMM. Saat waktunya tiba, aku akan mengatur seorang pengacara untuk pergi bersamamu, in case they try to deliberately make trouble for you.
Aku sudah menyuruh Ren untuk menyiapkan kontrak dengan Astro untuk kamu tanda tangani. Besok pagi, aku akan membawakannya untukmu. Jika ada yang perlu diperbaiki, kita akan mendiskusikannya lebih lanjut. Saat tanda tangan kontrak sudah selesai, GMM akan mengadakan press conference untukmu, dan kita akan membeberkan bukti-buktinya. After that, we will start taking legal action…” Suara dalam Bright menggema layaknya sebuah cello saat dengan tenang menceritakan rencana yang sudah disusunnya.
Win hanya bisa tertegun saat mendengarnya, dan hanya bisa mengangguk tanda mengerti. Lalu dengan lirih bertanya, “So is there anything else I need to do?”
“Eat, sleep, and get well.” Ucap Bright tegas.
……
At hospital.
Luke bersandar dengan nyaman di ranjang, segelas anggur merah di tangan satunya sambil melihat-lihat berita online dengan tangannya yang lain. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini, saat melihat Win menjadi target makian para netizen.
Cuppa sedang memijat kakinya sambil mencoba menyanjungnya dengan mengatakan kaki Luke sangat bagus, panjang dan ramping. Yang sebenarnya, hanya terlihat lebih bagus dari orang kebanyakan. Setiap tahun, Luke mengeluarkan puluhan bahkan ratusan juta untuk perawatan dan operasi plastik, jadi tentu saja akan terlihat lebih bagus dari orang kebanyakan. Dan Luke sangat menyukai pujian-pujian seperti itu, dan menjawab, “I was born this way.”
Di dekat mereka, entah mengapa perasaan Linda tidak enak dan berkata dengan nada khawatir, “Luke, menurutmu, apakah mungkin alasan Win menghilang karena dia punya cara untuk membalas kita?”
Saat Luke mendengar itu, dia mendecih dengan jijik. “You think too highly of him, bahkan jika dia tidur dengan seratus orang pun, tidak mungkin dia bisa mengubah situasi ini!”
“That’s true, di industri ini, untuk artis yang punya catatan buruk, konsekuensinya akan sama bahkan bisa lebih buruk dari kasus Kao. Tidak akan ada gunanya tidak peduli siapapun yang mencoba untuk membersihkan reputasinya!” Perlahan Linda mulai merasa tenang. “By the way, aku sudah mengirimkan ultimatum via email padanya. Jika dia tidak datang ke agensi besok paling lama jam 6 sore, kita akan memblacklistnya. Aku tidak percaya dia tidak akan muncul besok!”
“Jangan lupa untuk mengatur beberapa reporter untuk menunggunya disana!” Luke menyeringai. Dia baru akan membalas beberapa komentar dari fansnya, ketika sebuah email muncul di layar. Siapa yang mengiriminya email larut malam seperti ini? Apalagi ini email pribadinya….
Luke tidak terlalu memikirkannya saat membuka pesan tersebut. Tapi sedetik kemudian, dia langsung membeku saat melihat isinya, anggur yang ada di tangannya tumpah ke badannya. Cuppa yang melihat itu terkejut, lalu buru-buru mengambil tissue untuk membersihkan tumpahan itu. Linda pun mendekat dan bertanya dengan curiga saat melihat ekspresi ketakutan di wajah Luke.
Dengan tangan gemetar, Luke yang marah melemparkan ponselnya ke kepala Cuppa. “Bangsat! Bagaimana bisa kau melakukan kesalah besar seperti ini! Dasar tidak becus! Kenapa kamu mengirimkan email itu dari apartemenku? Dan bukankah aku sudah mengingatkanmu ratusan kali untuk menggunakan anonymous akun untuk mengirim uangnya?”
Merasa pusing akibat lemparan tadi, membutuhkan waktu beberapa lama sebelum Cuppa tersadar. Dengan satu tangan menutupi jidatnya, dia membaca emailnya dan membeku. Dia berkata dengan panik, “Bro Luke, kau tidak bisa menyalahkanku dalam hal ini, aku sudah memakai akun anonim! Dan untuk email… kamu juga disana saat aku mengirimkannya, dan tidak mengatakan apapun saat itu!”
Luke membanting gelas di tangannya ke lantai, hingga gelas itu pecah. “Bahkan jika aku tidak mengatakan apapun, tidak bisakah kamu berpikir sendiri? Jika kamu hanya melakukan apapun yang aku perintahkan, lalu mengapa aku membutuhkanmu?”
Setelah Linda membaca email itu, dia tampak muram. “Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi! Aku takut seseorang akan menemukan titik lemah kita… who on earth sent this email? Jangan bilang ini Ojan?”
Ekspresi Luke tampak gelap, dan dia berkata dengan percaya diri: “Impossible! Ojan hanyalah seorang bajingan mesum dan penjahat kecil yang pendidikannya hanya sampai di sekolah dasar. Dia tidak akan mengerti tentang alamat IP dan bahkan akun bank!”
“Dan ini sangat aneh… selain kita, hanya Ojan yang tahu tentang masalah ini. Pasti dia yang membocorkan rahasia ini! Apa dia bekerjasama dengan orang lain? Tapi Ojan sudah lama kabur, kita tidak punya cara untuk bertanya padanya!” Linda berkata dengan gelisah.
Luke mondar mandir dengan marah di ruangannya. “Apa gunanya mengatakan segala omong kosong ini? Yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya kita menyelesaikan masalah ini?”
…………..
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...