2.52

1K 98 5
                                    

"Hah, orang itu Bright Walton, bukan?"

Win menegang saat mendengar nama Bright disebut, "Jika kau berani melakukan apapun padanya, aku tidak akan membiarkanmu lolos!"

"Jadi kau tidak khawatir dia malah menyakitiku?"

"Dia tidak akan melakukan itu."

Setidaknya, Win masih percaya pada Bright tapi dia tidak begitu yakin tentang orang dengan pikiran bengkok ini. Lagipula, Bright tidak tahu siapa sebenarnya dia!

"Tssk, betapa dinginnya hatimu..."

Meskipun pria itu terdengar santai, Win tahu bahwa dia sebenarnya sedang marah.

Win menenangkan dirinya sebentar, lalu berkata, "Pertama, aku tidak ada hubungannya denganmu, dan kedua, aku juga tidak ada hubungannya dengan Bright Walton. Aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan bersama dengan siapa pun!"

"Honey, the point is, kau jatuh cinta padanya."

"I..."

Sialan bajingan ini. Dia berada ratusan mil jauhnya dari sini, jadi kenapa rasanya dia tahu segalanya?

....

Rama Residence.

Ren mendekati kakaknya tak lama setelah win pergi, dan dengan sopan bertanya, "Kak, bagaimana tidurmu? Kakak merasa lebih baik? Bisakah aku melapor padamu sekarang?"

"Lanjutkan."

Mungkin karena dia masih duduk di ranjang Win, ekspresinya lembut, dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Aku mendapat sedikit info tentang orang yang bertanggung jawab mengenai beberapa perusahaan yang menentang kita baru-baru ini. Mereka semua berasal dari luar negeri, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Ayo pancing mereka keluar."

....

Win menyeret bawaannya kembali ke apartemennya dan bersiap untuk pergi setelah dia menurunkannya. Saat dia bergegas, bel pintunya berbunyi.

Uncle Juan dan Wendy berdiri di depan pintunya dengan membungkuk hormat, bersama dengan sebaris penuh pelayan, semuanya dengan hati-hati memegang sepotong pakaian di tangan mereka masing-masing.

"Nong Win, kami di sini untuk mengantarkan sesuatu."

Uncle Juan berbicara padanya dengan sopan, seolah-olah dia tidak menjebaknya, bertindak seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. Dia pasti sangat berpengalaman dalam permainan ini, berdasarkan dari sikapnya ynag sangat tenang.

Sebagai perbandingan, Wendy masih terlalu muda untuk menangani ini. Dia tidak berani menatap Win.
Win tidak ingin membuat situasi awkward buat Wendy, jadi dia memberi mereka kunci cadangannya dan berkata, "Taruh saja di manapun kalian mau. Aku sedang buru-buru, jadi aku pergi dulu."

"Kami mengerti, Nong Win."

Setelah Win pergi, sekelompok orang itu masuk ke dalam. Lemari Win sudah penuh setelah dia menata semua barangnya dan tidak bakalan muat jika ditambah pakaian lagi. Wendy berjalan ke arah meja rias dan memindahkan hiasan lilin di atasnya.

Semacam mekanisme diaktifkan dan dinding di seberang meja rias terbuka perlahan. Ada lemari besar lain di dalamnya.
Old Juan memberi perintah, dan para pelayan mulai mengatur semua pakaian, tas, jam dan barang-barang lainnya.
....

At Movie City.

Hal pertama yang dilakukan Win saat bertemu dengan kru drama adalah meminta maaf pada Champ. Pertama, dia terlambat ke lokasi syuting, lalu mengajukan cuti setengah hari, tapi malah mengambil cuti sehari penuh. Untuk seseorang yang menjunjung tinggi etika kerja seperti Win, apa yang telah dilakukannya tidak bisa dimaafkan.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang