Jeff linglung selama tiga detik dan telinganya mulai memerah dan terasa panas setelah itu. Dia mendorong Win menjauh. “Metawin, pikiranmu sangat kotor!”
“Screw you! Berhentilah berpura-pura polos dan jawab pertanyaanku!” Win berseru marah.
“Kenapa kamu menanyakan pertanyaan seperti itu?” Jeff mencoba menghindari mata Win, dia tidak ingin Win tahu bahwa apa yang baru saja ditanyakan Win terlalu gamblang dan satu-satunya perasaan yang dimilikinya adalah…
“Kau jawab aku dulu!” Win mendesaknya.
Jeff ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum akhirnya menjawab dengan suara samar, “Of…of course I’d go along with it! Semua pria normal akan melakukannya, ok? Kecuali jika pria itu tidak menyukainya!”
Win menatap Jeff dengan senyum miring, sudah menduga jawaban itu yang akan keluar dari mulut Jeff.
“Kenapa kau menatapku seperti itu? Apakah aku salah?” Jeff merasa sangat tidak nyaman melihat ekspresi Win.
“Kau benar.” Ucap Win.
“Sekarang bisakah kamu memberitahuku kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?”
Win mengistirahatkan dagunya di tangannya dan berkata tanpa sadar, “Apakah kamu tahu apa yang dilakukan Bright ketika dia menghadapi situasi seperti ini?”
Raut wajah Jeff seketika berubah. “Ketika Bright menghadapi situasi ini? Apa maksudmu?”
Win menjelaskan sebab dan akibat secara singkat. “...lalu Gon mengikatku dan meninggalkanku di ranjang yang sudah disiapkannya untuk Bright!”
“Apa… apa yang dilakukan Bright?” Suara Jeff berubah gugup.
“Dia tidak melakukan apapun.” Win mengingat apa yang terjadi malam itu. “Dia menghiburku dan berbicara denganku untuk mengalihkan perhatianku. Dia tidak melewati batas sedikitpun sepanjang malam, hanya diam menemaniku melalui malam yang paling sulit dan tak berdaya sepanjang hidupku.”
Jeff menggigit kuat bibirnya sampai dia bisa mengecap rasa darah di dalam mulutnya setelah mendengar itu. Dia tidak bisa mengatakan sepatah katapun. Win menatapnya. “Menurutmu, mengapa Bright tidak melakukan apapun? Apakah dia bukan pria normal? Apakah dia tidak menyukaiku?”
Jeff mengepalkan tangannya dengan erat. “Dia menyukaimu, pasti!” Cara Bright menangani itu bukan berarti bahwa dia bukanlah pria sejati, sebaliknya, itu membuktikan bahwa dia adalah pria di antara para pria… Jika itu dirinya, dia tidak bisa berjanji bahwa dia bisa melakukan hal yang sama…
Win mengangguk. “Awalnya aku tidak yakin dan tidak berani untuk memastikan, tapi sekarang aku yakin dia juga menyukaiku. Jadi, ada kemungkinan ketiga.”
Kata-kata Win langsung menarik perhatian Jeff. “Apa itu?”
“Bukannya aku bodoh, tapi Bright berada di level lain. Aku tidak terkejut, bahkan aku tidak menyesal bahwa aku juga punya perasaan untuknya, aku juga menyukainya…” Setelah mengatakan itu, matanya mulai berkabut.
Suara Jeff bergetar dan dia hampir tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. “Kau menyukainya?”
“Win tersenyum. “Walaupun aku tidak ingin mengakuinya, dan sudah lama menghindarinya, itulah kebenarannya.”
Jeff memukulkan tinjunya ke meja, keras, dan mata merahnya penuh dengan kecemburuan. “Metawin! Seberapa banyak kamu tahu tentangnya? How much? Kau hanya melihat permukaannya saja! Kau benar-benar berpikir bahwa Bright Walton selembut yang terlihat? Apakah kamu tahu bahwa Kao meninggal di hutan belantara? Apakah kamu tahu yang terjadi pada Gon? Apa kamu tahu pamanku menggunakan pesawat terbang untuk membuat hujan buatan, hanya untuk menggagalkan adegan ciuman kita? Dan insiden di perusahaan ayahku… dia di belakang semua ini, Metawin!”
Win terdiam, lama, lalu berkata dengan suara pelan, “Tapi, Jeff, dia tidak pernah melakukan apapun untuk menyakitiku. Jika aku takut padanya karena itu semua, menjaga jarak darinya, dan membencinya, itu tidak akan adil baginya. Kau bisa menganggapku sebagai orang yang tidak tahu mana yang benar dan salah atau aku sungguh naif tentang masalah hidup dan mati, tapi yang aku tahu, Bright memperlakukanku dengan sangat baik. Tidak ada seorangpun yang pernah memperlakukanku sebaik yang Bright lakukan.”
Jeff tampak sedih dan berkata dengan suara serak. “Kau ingin menjadi kekasihnya?”
“Impossible!” Win meliriknya tajam. “Aku masih tahu diri.”
Jeff mengernyit. “Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tidak bermaksud kau tidak cukup baik, tapi Bright Walton terlalu perhitungan dan berbahaya. Lingkungan keluarga Walton juga tidak cocok untukmu…”
“Bro, thanks sudah menyanjungku. Aku tahu dengan jelas orang seperti apa aku ini.” Win memotong perkataan Jeff. “Relax, man. Mencintai seseorang bukan berarti aku kehilangan akal. Aku tahu apa yang aku lakukan dan apa yang harus aku lakukan mulai sekarang.”
Ketika Jeff mendengar kata-kata Win, dia tidak merasa bahagia sama sekali, sebaliknya, dia merasa dadanya seperti diisi spons yang menyerap air, yang membuatnya tidak bahagia. “Memangnya orang seperti apa kamu? Kau bekerja keras untuk membuat kemajuan. Kamu terlihat sinis dan tidak berperasaan, tapi kamu benar-benar memperhatikan dengan jelas dan detail tentang apa yang kamu sukai atau benci. Kamu pantas mendapatkan pria yang cocok denganmu!”
Win membeku sejenak dan terlihat surprised. “Wow, Blondy! Sungguh mengejutkan! Imageku di hatimu begitu hebat? Kau tidak jatuh cinta padaku, kan?”
Tubuh Jeff tiba-tiba kaku. “Fuck you, Winnie!”
“Hahaha…” Win memegang perutnya saat tertawa, lalu menatap Jeff dengan lembut. “Mengutip apa yang kamu katakan sebelumnya, apa yang kamu tahu tentang aku, Jeffrey Jones? Seberapa banyak yang kamu tahu tentang aku? Kau hanya melihat sisi diriku yang aku perbolehkan untuk kau lihat. Apa kau sungguh berpikir bahwa yang aku tunjukkan adalah diriku yang sebenarnya?”
Saat dimana Win menatap Jeff, dia hampir berpikir bahwa Win sudah melihat isi hatinya, dan dia dengan sengaja mengatakan itu semua untuk membuatnya menyerah dengan semua idenya…
…..
Walton Residence.
Bright duduk di sofa ruang keluarga, memegang sebuah buku berbahasa Jerman dan membacanya dengan penuh perhatian. Di sisi lain, Ren menghabiskan sepanjang malam berkeliaran di rumah, tampak seolah-olah pantatnya ditusuk jarum.
“Kak, pria yang ditemui Nong Win adalah anak itu, si Jae! Tidakkah Kakak ingin tahu apa yang dibicarakan mereka? Aku punya firasat! Topik pembicaraan mereka akan sangat mendebarkan! Dan itu akan sangat berarti untukmu, Kak!”
Bright membalikkan halaman buku, bahkan tidak mengangkat kepalanya sama sekali.
“Ay, ini semua salahmu, Kak! Kakak terlalu kolot. Aku sudah bilang aku akan memasang penyadap di tempat itu, tapi Kakak menghentikanku! Sekarang, Kakak hanya bisa diam di rumah dan gelisah! Ren mengeluh. Meskipun yang terlihat sekarang hanya dia sendiri yang gelisah.
Pada akhirnya, bahkan Bright, yang sedari tadi sabar mendengarkan ocehan Ren, tak lagi bisa menahannya. “Keep silent or go back.”
“No! I won’t go!” Dia masih ingin menunggu Win kembali jadi dia bisa memancing informasi! Jika tidak, bagaimana dia bisa tidur nyenyak malam ini? “Ini hampir jam sebelas malam. Kenapa mereka belum kembali?” Ren bergumam sambil menggaruk kepalanya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah nomor tidak dikenal menghubunginya.
“Siapa yang menelponku larut malam begini?” Ren meraih ponselnya dan keluar ke halaman untuk menjawabnya.
Sepuluh menit kemudian, Ren berlari masuk dengan sangat bersemangat, dengan energinya yang berlebihan. - - -
“Ini benar-benar tiba tepat waktu! Kak, tebak apa yang baru saja aku dapatkan? Ini rekaman penyadapan dari ruangan yang digunakan Nong Win dan Jae! Aku tidak mengaturnya, Kak, demi Tuhan! Jangan menatapku seperti itu! Ini direkam diam-diam oleh seorang paparazi dari sebuah perusahaan gosip. Untungnya, bosnya masih punya akal dan segera menghentikannya setelah menerimanya, lalu menghubungiku untuk meminta maaf, dasar penjilat!”
…….
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...