Jam lima pagi, Bright terbangun oleh dering bel pintu. Ketika Bright membuka pintu, Ren berdiri disana dengan gelisah.
“Kak, jangan marah padaku, ini sangat penting. Jika Kakak tidak pulang sekarang, Little Rio will tear the whole house apart! Mereka tidak bisa menghubungimu, dan ponsel nong win juga tidak aktif, jadi aku tidak punya pilihan lain selain datang ke sini!”
Di belakang Bright, Win terdengar langsung terjaga. “What’s wrong with Little Rio? I’m going back right now!” Setelah mengatakan itu, Win meraih tasnya dan juga barang-barang Bright hanya dalam beberapa detik. “Let’s go, let’s go!”
Ketiganya bergegas kembali ke Walton residence.
Begitu memasuki halaman, Win tertegun. “What’s going on? What are those?” Dia mengucek matanya, dan memandang dengan shock pada sosok perak berbentuk pria yang berjalan di sekitar. Win merasa seolah-olah berada di dimensi yang berbeda.
Ren mengerjap. “Can’t you tell? Mereka adalah robot!”
Win hampir gila rasanya. “Tentu saja aku bisa melihatnya… but, kenapa mereka banyak sekali?”
Ren mengusap pelipisnya. “Ini adalah salah satu dari hobi Little Rio, hanya saja sudah lama dia tidak mengeluarkan mereka. Tapi sekarang, saat dia ke-trigger, dia mengeluarkan semuanya, seperti zombie yang menyerang kota…”
Mereka bisa melihat lusinan robot di tempat, dan mereka semua merusak barang-barang.
Menggali tanah, berlarian dengan gila-gilaan, menabrak pohon, menghancurkan bunga, bahkan ada yang mengangkat seorang pelayan…. di dekatnya, para pelayan berteriak ketakutan. Semuanya terlihat kacau…
Melihat pelayan yang diangkat sang robot hendak dijatuhkan ke tanah, Win segera membuka pintu mobil dan bergegas untuk menangkap sang gadis sebelum jatuh. “Are you okay, Wendy?”
Wendy masih saja dalam keadaan shock sambil menepuk dadanya, kemudian menatap Win penuh rasa terima kasih. “Thank you, Khun Win! Anda sudah kembali, please go see Little Young Master quickly!”
Di rumah itu, awalnya semua pelayan, khususnya yang wanita, mengambil sikap bermusuhan terhadap Win, tapi mereka tidak berani menunjukkan di depannya. Tapi setelah Wendy sering membantu Little Rio mengantarkan jus atau makanan buat Win, dan mulai mengenal Win, dia melihat bahwa Win tidak punya niat jahat untuk memanfaatkan perhatian lebih dari tuan mereka Bright, dan rasa sayang tuan kecil mereka Little Rio, juga Win bukanlah pembully dan sombong. Win adalah pribadi yang menyenangkan, bersikap baik, tutur bicaranya bagus, maka Wendy dan yang lainnya mulai menyukai Win.
Melihat aksi Win layaknya ‘the hero saving the beauty’, di dalam mobil, ekspresi Bright terlihat seperti orang putus asa. Ren menjulurkan kepalanya keluar dari jendela mobil dan berkata dengan sedih, “Winnie, you’re not supposed to do that! Kau merebut tugasku! Aduhhh!! Help —”
Selagi berbicara, sebuah robot menjepit salah satu lengannya.
“Kakak, save me! Cepatlah dan matikan mereka!” Tepat setelah dia membuat keributan tentang being the hero to save the damsel, Ren sekarang yang perlu diselamatkan.
Bright menunjukkan ekspresi seseorang yang ingin membantu, tapi tidak tahu caranya. “Little Rio mengganti programnya terakhir kali, aku perlu sejam untuk memecahkannya.”
“Sejam! Dan aku akan kehilangan lenganku! Ahhhhh, sakit Kak, sakit…”
“Dimana Little Rio sekarang?” Win buru-buru bertanya.
“Seharusnya dia ada di ruang komputer.” Bright dengan cepat keluar dari mobil. “I’ll take you there.”
Mereka berdua, Bright dan Win, berlari ke arah ruang komputer dengan cepat. Ren memandang punggung mereka saat mereka pergi dan berteriak agar mereka bergegas.
……
Sesaat kemudian, Bright memberitahu kepala pelayan untuk menyiapkan mobil kecil beratap terbuka, mirip dengan mobil wisata, dan dengan cepat membawa Win ke sebuah bangunan kecil terpisah di belakang lapangan golf.
Bentuk dan desain bangunan itu sangat fantastis; sepertinya terbuat dari kaca atau logam yang tidak dikenal. Dengan sekali lihat, Win sudah bisa mengatakan bangunan itu berteknologi tinggi dan memiliki nuansa yang sangat futuristik.
Walton residence sangat besar; Win sudah tinggal di sini beberapa minggu dan masih belum melihat semuanya. Inilah kali pertama dia menginjakkan kaki di tempat ini.
“Ada alat mekanis di dasar rumah yang bisa berputar dengan matahari. Pelapis dinding luar rumah dapat menyerap energi matahari., dan semua yang ada di dalam rumah bertenaga surya. Pengurus rumah tangga dan para pelayan semuanya adalah robot,” Bright mulai menjelaskan layaknya seorang tour guide.
“So cool!” Wajah Win berbinar. Dia sangat bersemangat, terlihat seperti anak kecil yang kesenangan.
“If you like it, you can come and play whenever you want. Aku akan mengatur akses masuk buatmu nanti. Aku tidak mengira kamu akan tertarik in this type of thing, itu sebabnya aku tidak pernah mengajakmu kesini,” kata Bright.
“No,no! I actually really love this type of thing! Ketika aku kecil, aku selalu bermimpi tentang diculik oleh alien dan dibawa pergi oleh pesawat luar angkasa, dan ketika aku sudah lebih besar, aku berpikir untuk jatuh cinta pada robot. Ah! It’s so romantic just thinking about it!”
Bright: “...” Mungkin lebih baik untuk tidak memberinya akses masuk sama sekali!
Mereka berdua berjalan ke pintu, dan tidak lama kemudian mereka melihat sebuah robot tergeletak di tanah, dan tiba-tiba matanya bersinar merah, seolah memindai Bright dan Win.
“Master…Master…” Setelah memindai Bright, robot itu berbicara dalam suara mesin. “Master…Master…”
Robot malang, yang hanya bisa berkata ‘master’ dengan patah-patah, terlihat seperti ingin mengungkapkan sesuatu tetapi tidak bisa, mungkin adalah pengurus rumah tangga ruang komputer ini.
Bright menghela nafas, dan membuka sebuah panel dibagian belakang robot. Win tidak tahu apa yang dilakukannya, tapi mata robot itu berubah hitam, dan berhenti bereaksi. Win mendekat dengan gugup dan menyentuhnya. “Kenapa dia tidak bergerak lagi? Dia tidak mati, kan? Ah, that’s not right… ini tidak rusak, kan?”
“It’s fine, hanya perlu diperbaiki nanti.”
Win menghembuskan nafas lega. “Oh oh… that’s good, otherwise it would be a waste, yang satu ini kelihatan sangat tampan!”
Bright: “...” Mungkin lebih baik mengabaikannya saja, atau dibuang ke tempat rongsokan!
Bright mengusap wajahnya dan masuk ke dalam bangunan utama. Win mengikuti di belakangnya dan menatap sekitar dengan gelisah. “Where on earth is Little Rio?”
Aula penuh dengan robot yang bergerak maju mundur. Ketika mereka mendeteksi Bright dan Win, mereka segera berbalik dan membidik. Tapi mereka lalu mengabaikan Bright dan bergegas menuju ke arah Win.
“Ahhhh, apa yang sedang mereka coba lakukan? kenapa mereka semua bergegas ke arahku!” Win tertegun. Walaupun dia sangat baik dalam berkelahi, dia tidak bisa menghajar robot yang terbuat dari baja!
Bright mengangkatnya dari bawah ketiaknya dan dengan lembut mengayunkannya dari kiri ke kanan untuk menghindari serangan dari sebuah robot. Bright menarik nafas putus asa. “Karena kamu tidak ada di dalam daftar, jadi mereka menganggapmu sebagai penyusup.”
“Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?” Sementara mereka bicara, Win sudah berayun dari sisi ke sisi beberapa kali.
“Lebih dekat padaku,” Bright menyuruh Win.
“Ah! How close?” Win bertanya bingung.
“Little Rio berada di ruang kontrol utama di lantai paling atas. Kita hanya punya dua pilihan. Pertama, kalahkan mereka dan kita bisa masuk.”
“How can we fight so many robots! Apa pilihan kedua?” Tangannya sudah terasa sakit hanya melihat badan robot. Dia tidak mau melawan mereka!
“The second…” Bright menunduk dan menatap Win. “I carry you up, since they won’t attack me.”
Win mengerjap, dan mengulurkan tangannya tanpa ada rasa ragu sedikit pun. “Carry me.”
……….
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...