4

2.1K 163 2
                                    

Bocah itu sepertinya takut pada Win, wajahnya memucat karena ketakutan. Dia semakin meringkuk di sudut. Win menatap bocah itu dengan geli. Dia mendudukkan tubuhnya di samping bocah itu, memejamkan matanya dan tidur. Dia tidak melakukan apapun pada bocah itu, selain tidur.

Sepanjang malam, Linda mengajaknya berkeliling dan minum menemani para investor. Akan lebih mengejutkan apabila kepalanya tidak akan merasa sakit.

Terbangun dari tidurnya yang singkat, Win merasa kakinya hangat. Saat melihat ke bawah, dia melihat bocah kecil itu menempel padanya, menggenggam kencang ujung baju yang dipakai Win.

Win tidak bisa menahan tawanya.

Saat dia masih tinggal di desa, dia memelihara seekor kucing. Kucing itu takut sama manusia. Saat dia melihat seseorang, kucing itu akan lari. Namun, jika kau tidak memperhatikannya, dia akan pelan-pelan menurunkan kewaspadaannya setelah dia mengerti bahwa kita tidak berniat jahat kepadanya, dan dia akan pelan-pelan mulai menempel padamu, bahkan memanjat kakimu dan tidur.

Bocah itu melihat tatapan Win dan wajah kecilnya memerah karena malu, tapi dia tidak lagi menunjukkan ketakutan seperti sebelumnya, malah dipenuhi rasa ingin tahu.

Dia mirip seperti kucing, bahkan ekspresi wajahnya pun sama persis. Win menahan senyumnya dan tanpa dia sadari, tangannya terangkat mengacak lembut rambut bocah tersebut.

Saat Win menyentuhnya, dia mengerutkan keningnya. Kenapa dahinya panas?

"Apakah kamu demam?"

At the very least, Linda akan mengurung Win di sini sampai audisi itu selesai besok, bahkan mungkin lebih lama.

Jika bocah ini terus demam, itu akan berakibat fatal. Win panik.

Disaat panik, dia menyadari ada yang tidak beres. Lampu di gudang sudah mati, tapi mengapa masih ada cahaya di dalam sini?

Win mendongak dan melihat ada jendela atap kecil di atas kepala sehingga cahaya bisa masuk. Mencari - cari sesuatu di dalam gudang, Win menemukan tangga dan dia menaruhnya di bawah jendela.

"Little Bun, kemarilah! Aku akan membantumu keluar dari sini!"

Si kecil menunjukkan reaksi untuk pertama kalinya. Namun dia menggelengkan kepalanya, tatapannya menyiratkan bahwa dia tidak mau meninggalkan Win. Saat menatapnya, Win mengerti apa maksud bocah itu, dia tersenyum sambil mencubit pipinya.

"Kamu mau tinggal bersamaku dan menderita di sini? Naiklah, jendelanya terlalu kecil untukku, jadi aku tidak bisa pergi bersamamu. Tapi kamu bisa keluar and find someone to come and save me."

Saat melihat bocah itu ragu-ragu, Win mengangkatnya dan menaruhnya di tangga.

"Cepatlah, be a man, boy! Jangan khawatir. Aku menjagamu dari bawah sini."

Setelah berhasil mengeluarkan bocah itu dengan aman, Win menuruni tangga tapi kepalanya mulai merasa pusing. Win terpeleset dan jatuh.

Di luar jendela, wajah bocah yang tadinya tanpa ekspresi mengerut ketakutan menyaksikan pemandangan itu.

Win memaksa kata-katanya keluar dari mulutnya. "Pergilah!"

Di bawah cahaya, terlihat wajah Win pucat dan rapuh, tapi tidak menutupi kecantikannya. Terutama matanya, memiliki keanggunan dan berkilau layaknya lautan yang dipenuhi konstelasi bintang.

Dia bukanlah anak udik jelek yang mudah dibodohi seperti dulu. Namun, apa gunanya semua itu?

Win tersenyum pahit. Dia masih belum membalaskan dendamnya, dan disinilah dia, hampir mati karena jatuh. At least sebelum mati, dia sudah melakukan kebaikan, dia menyelamatkan Little Bun, bocah itu.

Lima tahun yang lalu, setelah kecelakaannya, Plowden family, keluarganya sendiri, merasa malu terhadapnya. Mereka mengirimnya ke Amerika, mendaftarkannya ke Universitas yang berisi anak-anak orang kaya yang problematik, membayar lunas uang sekolah tapi meninggalkannya di sana sendirian untuk membiayai diri sendiri. Dia kemudian mengundurkan diri dari sekolah tersebut, dan mendaftar ke Universitas lain dan menjadi gila belajar. Dia mempelajari apapun yang dia bisa.

Karena dia ingin membuat Luke menyesal dengan membalas semua perlakuan Luke padanya. Dia ingin mengambil kembali apa yang sudah hilang darinya dan seharusnya menjadi miliknya.

Dan yang terpenting, akting adalah mimpinya yang terbesar.

Saat Win kembali ke Bangkok, dia menggunakan semua kemampuannya, penampilan dan bakatnya untuk menarik perhatian Linda. Dia kemudian sukses bergabung dengan salah satu agensi besar GMM Enterprise. Pada awalnya, semuanya berjalan baik dan lancar. Sampai kemudian Luke ikut bergabung di agensi tersebut, dia berhasil menyuap Linda untuk berpihak padanya. Semenjak saat itu, Luke dan Linda bekerja sama terus menerus berusaha untuk menekan Win.

Namun, tidak mengapa. He has already endured through so much suffering himself. Masalah ini hanya dari salah satu dari sekian banyak dari masalahnya kan?

Satu hal yang disesalkan, jika anaknya tidak meninggal saat tragedi itu, kemungkinan besar dia seumuran sama bocah kecil yang ditolongnya tadi.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang