Dua jam kemudian, Ren sudah mengorbankan dirinya demi menggali informasi, tapi sampai dia mau pingsan pun, dia belum bisa membuat Jeff membuka mulutnya.
Faktanya, Jeff juga sudah berada di ambang batasnya, tetapi dia tahu dengan jelas bahwa Ren sedang mencoba membuatnya berbicara, jadi dia menahannya sampai sekarang.
It was really hard having such a gossipy uncle….
Dia memiliki insting bahwa sebenarnya ada alasan lain mengapa Ren begitu bertekad untuk mengetahui hubungannya dengan Win, tetapi pikirannya sedang kacau, dan tidak bisa berpikir dengan jernih.
Hanya Bright satu-satunya yang sadar di meja itu. Bright kemudian memanggil pelayannya untuk menjemput Ren, lalu berdiri dan pergi ke ruang tengah.
Di layar game besar di ruangan itu tertulis sebuah kata besar “Pass”. Win dan Little Rio tergeletak di sofa tertidur lelap. Bright berjalan dengan pelan ke arah mereka.
Di tangan pemuda manis itu, ada Little Rio yang menggelayut. Wajah Win yang manis saat tertidur itu, membuat Bright ingin melepaskan all his fame and power, dan menemani Win dalam tidur yang damai selama sisa hidup mereka.
Di ruang makan, Jeff yang pandangannya mulai kabur melihat Bright perlahan-lahan mendekat semakin mendekat ke arah Wi…. matanya tiba-tiba menyipit, dan dia segera sadar kembali.
Bright hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium wajah tidur Win, tetapi dia berhenti pada menit terakhir, dan menoleh pada anaknya untuk membangunkannya dengan lembut.
Little Rio menggosok matanya yang mengantuk, rambutnya menjulur di kepalanya. Dia tampak lebih manis dari biasanya ketika dia baru bangun. Bright mengusap lembut kepalanya. “Can you walk by yourself?”
Anaknya mengangguk.
Bright menunjukkan ekspresi puas. Kemudian dia membungkuk dan dengan lembut mengangkat Win, yang masih tertidur, dan memandang ke bawah, pada anaknya, lalu berkata, “Let’s go.”
Little Rio dengan patuh mengikuti papanya, tanpa sedikitpun merasa bahwa ada yang salah.
Jeff: “...??!!”
Dia menggosok matanya berulang kali. Dia pasti sangat mabuk sampai berhalusinasi, right? That must be it! Mana mungkin pamannya Bright bertingkah tidak normal seperti itu. Dia memanggil pelayannya untuk menjemput adiknya, membangunkan anaknya yang tertidur pulas, dan berhati-hati agar tidak membangunkan Win, lalu menggendong Win pulang dengan tangannya sendiri?
Melihat Bright menggendong Win, dan Little Rio mengikutinya di belakang saat mereka pergi, Jeff masih merasa bingung. Pada akhirnya, dia jatuh ke atas meja, dan passed out karena terlalu banyak minum….
Walton residence.
Little Rio ingin tidur bersama Win. Tapi Bright menolaknya. Little Rio mengangkat lima jarinya, yang artinya “I’m only five years old”.
Bright mengangguk. “Very good, kamu tahu kamu bukan anak kecil berumur tiga tahun tapi a five-years-old adult. Now go back to your room and sleep by yourself.”
Xaverio: “!!!!!”
Wajah Bright berubah serius. “Do you want to be Uncle Win’s darling forever? Aku hanya bisa membuatnya tinggal paling lama tiga bulan. If I can’t marry him by then, he will leave you for good.”
Mendengar itu, wajah Little Rio akhirnya berubah, dan dia mengerucutkan bibirnya seolah dia teraniaya. Dia menatap Win dengan sedih, menoleh ke belakang untuk menatapnya dengan setiap langkah yang diambilnya saat dia akhirnya pergi.
Bright mendesah pelan. Meskipun Xaverio adalah bantuan terbesarnya, dia juga merupakan penghalang terbesarnya. Beruntung anaknya akhirnya bisa dibujuk untuk saat ini.
Dengan lembut Bright membaringkan tubuh Win ke tempat tidur dan melepaskan sepatunya. Dia kemudian mengganti baju Win dengan perlahan. Dalam keadaan linglung, Win merasa dia sudah kembali ke tempat tidurnya yang empuk, dan ada sosok buram di depan tempat tidur.
Dengan mengantuk, Win mengulurkan tangannya untuk menyentuh sosok familiar tersebut. “Hmmm, Bri… Bright…are you sleepwalking again?”
Bright terkejut ketika Win menyentuhnya atas kemauannya sendiri, dan dia segera menutupi tangan kecilnya yang hangat dengan telapak tangannya yang besar. “Yes.”
Win mengerutkan kening dan bergumam, “It’s a disease… harus diobati…”
Bright terkekeh dengan nada rendah dan serak, dan mencium telapak tangan Win. “Only you can cure me.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...