46

1.3K 145 2
                                    

Win memijat pelipisnya sambil berjalan mondar mandir. "I won't talk about how you sent flowers to trap me now, tapi berita tentang kepulanganmu bulan depan sudah tersebar, your fans and the media will all be at the airport! Dan kamu ingin aku menjemputmu di sana? You want them to tear me apart? Jeffrey Jones, I dumped you once dan kamu ingin membalas dendam dengan cara itu?"

"Do I? I'm giving you a free pass to become famous, so many small stars pray for this kind of opportunity and can't get it." Jeff menjawab Win dengan nada menggoda.

"NO! NEED!" Jawab Win.

"Fine! Jika kamu tidak datang, I'm going to let the whole world know that you dumped me! Aku tidak peduli jika aku akan kehilangan muka, I want everyone to carry out justice for me!" Jeff berkata dengan nada mengancam, seolah tidak peduli lagi.

"You..." Win sangat marah sampai dadanya ingin meledak rasanya. Hal paling bodoh yang pernah dilakukannya dalam hidupnya adalah memprovokasi seorang troublemaker bernama Jeffrey Jones.

Anak ingusan, apa kamu pikir aku tidak tahu cara untuk mengatasimu? Win menyeringai. "Fine, pick you up, right? Aku akan berada disana! Jangan menyesalinya, okay?"

Sebenarnya, tidaklah sulit berurusan dengan Jeff. Dia hanya tidak senang pernah dicampakkan seseorang untuk pertama kalinya, jadi dia hanya ingin membuat masalah dengannya - dia akan berhenti jika sudah merasa puas. Masalah terbesarnya adalah the devil who had sent the diamond.

Tapi sudahlah, lupakan saja, dia tidak peduli dengan itu, begitu pikir Win. There is always a solution to a problem, right?

"Metawin, someone's looking for you-"

Sesaat setelah urusannya dengan Jeff selesai, terdengar suara staf memanggilnya, yang membuat dirinya seketika ingin kabur dari sana.

Siapa lagi kali ini? Apakah siksaannya masih belum berakhir?

Semua orang sangat antusias. Apakah mereka akan melihat sesuatu yang lebih mencengangkan dari roses dan diamond?

Di salah satu sudut, ekspresi asisten Luke penuh dengan dengan penghinaan, kata-kata yang dilontarkannya pun akan membuat kuping orang yang mendengarnya menjadi panas. "Para sugar daddy tua dan norak itu hanya tahu cara menghambur-hamburkan uang! So low!"

"Khun Win, he...hello!" Kali ini seorang gadis yang pemalu yang mencarinya. Dia terlihat tidak nyaman dan gugup, seolah-olah telah melakukan kesalahan.

Berhadapan dengan gadis pemalu seperti ini, Win tidak bisa marah meskipun dalam hatinya ingin sekali melampiaskan kemarahannya. "It's okay. You were looking for me?" Tanya Win dengan ramah.

"I'm here to give you something." Gadis itu membuka sebuah cooler box berwarna putih. Uap dingin keluar dari box itu dan Win melihat tiga botol yang berisi juice berwarna merah, kuning dan hijau.

"This is..?" Bibir Win sedikit berkedut. Dia sudah banyak menonton banyak drama, dan reaksi pertamanya adalah seseorang ingin meracuninya.

"Ini dibuat langsung secara pribadi oleh Tuan Muda Kecil kami. Ini watermelon juice, orange juice, dan green bean juice," jawab gadis itu.

"Siapa Tuan Muda-mu?" Win bertanya curiga, mencoba mengingat-ingat apakah dia pernah menyinggung tuan muda yang suka membuat juice buah, sampai-sampai orang itu ingin meracuninya.

Gadis itu menunjuk catatan yang berada di botol juice. Win mengambil note kecil itu dan melihat satu kata tertulis : fighting, diikuti dengan gambar hati kecil.

Win bisa membayangkan bagaimana orang itu pasti merona dan memajukan bibirnya saat menggambar hati kecil itu.

"It's Little Rio..." Dalam sekejap, tatapan mata Win berubah lembut, dan suasana hatinya yang sedang bergolak seketika menjadi tenang.

Pada awalnya, dia sangat khawatir memiliki high profil saat memulai karirnya, yang bisa menimbulkan masalah dan gosip yang tidak diinginkan.

Tapi sekarang, ketika dia memikirkannya, mengapa dia harus peduli dengan pendapat orang-orang yang tidak peduli padanya? Jika dia terus menerus khawatir tentang apa yang dipikirkan orang-orang tentangnya di industri ini, bukankah itu melelahkan?

Back then, it was because he cared too much about those centemptuous class elites thought of him, about his parents attitude and Joss thoughts, that he gradually lost his confidence an his own identity...

He already understood this, yet had let one instance like this shake him.

Dia hanya perlu menjadi dirinya sendiri dan menjaga hati nurani yang bersih, dan suatu hari nanti, dia akan membuktikan dirinya dengan kekuatannya dan kemampuannya sendiri.

Dia akan berjuang hanya untuk orang yang benar-benar peduli padanya.

_______________________________

*Fighting Metawin!!!! author with u na nong! ^^

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang