Ken melemparkan rokoknya saat melihat Win datang tanpa buru-buru, dan menggulung lengan bajunya untuk berseru, "Astaga! Kau membodohi kami. Pada kecepatan berapa kau mengendarai itu? Mengapa kau mengendarai motor berhargaku seperti mengendarai motor biasa? Apa kau meremehkanku?"
Dia akhirnya bisa mengalahkan Win sekali, namun tidak ada sedikit pun rasa bangga atas keberhasilannya itu. Sebaliknya, dia malah dijadikan bahan tertawa oleh semua orang, dan itu lebih buruk daripada kalah.
"Itu benar, Ta, kau jahat! Kami sudah menunggumu disini hampir setengah jam sekarang!"
"Ta, kau menyebalkan! Kau membuatku kehilangan ciuman, tapi aku tidak akan menganggap itu. Ken bahkan tidak memenangkannya dengan adil! Kau harus berlomba lagi sebelum aku diyakinkan!"
"Sure, kami akan berlomba lagi, aku tidak takut! Aku ingin mengalahkannya dengan adil!"
....Semua orang mulai berbicara satu sama lain, sementara Win tidak mengatakan sepatah kata pun, saat dia melepas helmnya, turun dari kendaraan, memarkirkannya dengan mantap di samping dan perlahan membawa Little Rio yang berada di belakang.
"Eh, Ta, ada apa di kursi belakangmu?"
"Kenapa itu terlihat seperti anak kecil? Ta, kau tidak menculiknya, kan? Kau tidak bisa melakukan hal tidak bermoral seperti itu, oke!"
"Tepat! Ta, kau biasanya sangat tertutup. Itu bukan karena kau dari organisasi perdagangan anak, kan?"
Win melepas helm Little Rio, memutar matanya pada semua orang, dan menjawab dengan marah, "Please! This is my son!"
"What???? Ta, kau punya anak?! Gween tampak seperti dunianya runtuh. "Kau benar-benar memiliki anak setua ini, tidak mungkin!"
"Astaga! Meta ternyata sudah menikah? Bahkan sudah punya anak?"
Segera, semua orang mengerumuni bocah kecil di samping Win.
Orang yang paling bahagia adalah Ken. Dia tadi sangat marah tapi sekarang merasa sangat senang, "Ta, my good girl! Kau luar biasa! Kau bahkan sudah punya si kecil! Good one! Lihatlah putramu yang berharga dengan matanya yang cantik, persis sepertimu. Lebih baik kau jujur pada kami, suamimu pasti sangat tampan kan?"
"Mmm, suamiku..." Win menyentuh dagunya dan memikirkan tentang wajah dingin Bright lalu berkata, "memang sangat tampan!"
Ken tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, "Hahaha...aku tahu itu! Gween, kau bisa menyerah sekarang!"
Gween menghentakkan kakinya dan merengek sambil menempel pada Win. "Aku tidak percaya padamu! Ta, apakah suamimu benar-benar tampan? Kau tidak menyukaiku sama sekali? Kau bahkan membiarkanku untuk menciummu!"
Begitu Gween mendekat ke Win, disaat itu juga tiba-tiba dia merasakan punggungnya menjadi dingin. Dia melihat ke bawah dan melihat bocah imut sedang menatapnya dengan tatapan sedingin es, mirip dengan manusia serigala kecil yang sedang mempertahankan teritorialnya.
Win berdehem sebelum menggendong Little Rio dan menenangkannya.
Saat si kecil sudah digendong Win, dia berubah dari manusia serigala kecil kembali menjadi little bun yang menggemaskan. Tangannya yang kecil melingkari leher Win dan kepalanya merebah di pundak Win.
Win mengelus lembut kepala Little Rio sambil meminta maaf pada Gween, "Maaf, Gween, itu hanya aturan permainan. Jika kau merasa aku memberimu ruang lebih dengan caraku bersikap, aku sungguh minta maaf. Mata dan hatiku hanya tertuju pada ayah anakku, dan hanya dialah satu-satunya orang yang paling aku cintai selamanya!"
Win memanfaatkan kesempatan bagus ini untuk membiarkan Gween menyerah padanya.
"Meta, I hate you so much!" Gween menangis sambil berlari pergi.
Win menyenggol bahu Ken dan berkata, "Kenapa kau masih berdiri di sini? Cepat kejar dia!"
Ken tertegun sejenak, sebelum meninju pelan tangan Win dan buru-buru mengejar Gween.
Setelah mengobrol dengan semua orang, Win memakaikan kembali helm pada Little Rio dan berkata, "Guys, aku membawa anakku dan ini sudah sangat larut jadi aku akan pamit lebih dulu. Next time, grilled meat and beers on me!"
"Ta, aku percaya kata-katamu!"
"Tepat sekali! Kau tidak boleh membuang kami! Oh ya, ingatlah untuk mengajak serta suamimu bertemu kami!"
"Haha, ya, ajaklah dia, Ta!"
Win menatap orang-orang itu dan berkata, "Please! Aku sudah mengatakan dia sangat tampan, apa kau pikir aku akan membawanya kesini dan memamerkannya pada mata-mata lapar? No way! Hanya aku yang boleh melihatnya!"
"Jeezz--" Kerumunan mencemooh Win.
......Malam mulai memudar saat langit berubah menjadi terang.
Win berkendara di sepanjang jalan dan mencapai gang yang sepi.
Dari jauh, orang bisa mencium aroma makanan yang menggoda.
Win menghentikan motornya dan membawa Little Rio turun. "Lapar, bukan? Uncle akan membawamu mencicipi makanan enak!"
Win menggenggam tangan kecil Little Rio dan berjalan masuk ke restoran sarapan tua tapi menyegarkan. Dia memesan kukusan bambu berisi roti kukus kecil dan dua mangkuk pangsit.
Bakpao kukusnya memiliki kulit yang tipis dan diisi dengan banyak isian daging yang juicy, sedangkan pangsitnya kental dengan isian. Dengan tetesan minyak wijen khusus dan taburan kucai, Win melahap semuanya dalam hitungan detik dan meminta mangkuk kedua.
Mendongak, dia melihat little bun juga telah melahap semangkuk besar makanan dan menjilat bibirnya untuk menunjukkan dia menginginkan lebih.
Win tertawa, "Perut kecilmu begitu besar. Bahkan jika itu enak, kau tidak boleh makan terlalu banyak, jadi satu mangkuk sudah cukup! Coba pao kecil ini, ini juga sangat enak!"
Win mengambil paonya, mencelupkan ke dalam saos dan menaruhnya di mangkuk kecil. Kali ini, little bun makan dengan pelan, seolah tidak ingin paonya cepat habis.
Win menopang kepalanya dengan tangannya dan menatap little bun. Semakin lama dia menatapnya, semakin dia merasa terluka. Win menghela nafas berkali-kali sebelum mengalihkan pandangannya dari Little Rio.
Little Rio menghabiskan paonya dan tampak melamun.
"Next..." Win baru akan mengatakan, "Next time, Uncle akan membawamu ke sini lagi" tapi dia menghentikan dirinya untuk mengatakan itu.
Saat mereka sudah selesai sarapan, Win melihat jam di ponselnya. Hampir jam enam pagi.
Dia masih punya dua jam lagi sebelum mengantar Little Rio kembali ke rumah, dan dia mulai bekerja...Royal Riveria tidak terlalu jauh jaraknya, jadi Win membawanya ke kondo-nya dan membersihkan Little Rio, agar tidak membuat orang tua Bright terkejut melihat penampilannya.
Dari kehati-hatian dan kekhawatiran mereka terhadap Little Rio, mereka pasti tidak akan menerima apa yang sudah Win lakukan bersama Little Rio tadi malam...
Little Rio tiba-tiba tersadar ketika dia melihat wajahnya sudah kembali normal.
Win mengambil sebuah kuas makeup dari meja riasnya, dan merias hidung little bun menjadi pink dan menggambar kumis, membuat little bun terlihat seperti anak kucing yang lucu.
Kemudian, dia menggambar hal yang sama pada wajahnya. "Meow! Lucu, kan?"Little Rio menyentuh wajah Win dan dia terlihat terhibur. Win lalu menggendong Little Rio dan meletakkannya di pangkuannya dan bertanya, "Baby, apa kau mengantuk? Mau tidur sebentar?"
Little Rio langsung menggeleng heboh dan membelalakkan matanya.
"Mmm, lalu apa yang harus kita lakukan? Uhmmm let me think..."
Win memutar otaknya karena dia hanya punya satu jam lagi yang tersisa. Apa lagi yang bisa dilakukannya bersama little bun, atau apa yang bisa mereka lakukan untuk membuat Little Rio ekstra happy?
Saat masih memikirkan itu, entah mengapa tiba-tiba moodnya berubah dan dia merasa sangat sedih. Air matanya yang sudah berusaha ditahannya begitu lama, tidak bisa lagi ditahan....
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...