41

1.5K 139 0
                                    

Atau mungkin Bright tidak berubah, tapi dia menyembunyikannya dengan sangat baik, so he never really knew him at all.

Win melihat noda darah di tangan Bright, dan bertanya tanpa berpikir, "Bri...Bright, what happened to your hand?"

Bright melihat teeth marks di tangannya, lalu menatap Win sambil tersenyum. "What do you think?"

Win menelan ludah. "Well...these teeth marks look familiar..."

"Good eye." Pujian terpancar dari wajah Bright.

"Uhuk..thanks." Win tersenyum kikuk, dan bertanya dengan hati-hati, "Was it me?"

"You think I'm trying to frame you? You can take another bite dan lihat apakah itu terlihat sama," saran Bright, dan mengulurkan tangannya.

Win melambaikan tangannya malu. "No need, no need, it was me! I did it! What on earth happened last night? Aku hanya ingat pergi ke toilet, sisanya setelah itu blur...how did I end up here?"

"Kamu pingsan di toilet wanita, jadi aku masuk dan menjemputmu, you didn't want to come with me and you bit me," Bright menjelaskan dengan singkat.

Win terkejut, bingung. "You... and me went into the women's room?"

Duhhhh he had really committed such an unforgivable sin! The big Demon King sudah berkorban banyak untuknya....

"Then why was I sleeping in the car?" Tanya Win setelah mengumpulkan keberaniannya.

"Because you refused to leave you little darling." Bright sengaja menekan kata 'little darling'.

Win memandang mobil yang sudah lama dipujanya itu, dan langsung mengerti kata-kata Bright.

'I'm sorry, I've caused you so much trouble!" Win meminta maaf dengan suara lemah.

Ini baru malam kedua sejak ia pindah, dan sudah banyak yang terjadi, dia benar-benar merasa tidak enak karenanya.

Bright tidak menanggapi kata-kata Win, dan malah menanyakan sesuatu yang tidak ada hubungannya. Dia bertanya kenapa Win bisa sangat mabuk tadi malam. Wajah Win tiba-tiba berubah sendu.

Melihat perubahan wajah Win, inner beast dalam diri Bright seketika terbangun.

Win tidak terbiasa berbagi problemnya dengan orang lain., tapi beban ini terlalu berat untuk ditanggungnya. Win bersandar dengan lesu ke kursi mobil, melihat dedaunan hijau di atas kepalanya, dan bergumam dia tidak mendapatkan peran Tine.

Bright terkejut mendengarnya. Win masih terus mengoceh melanjutkan kata-katanya. Dia berkata bahwa itu memang hanya peran kecil dan mungkin bagi CEO besar seperti Bright tidak akan mengerti, tapi dia sudah bekerja keras untuk itu. Bright tidak akan mengerti bagaimana senang dirinya saat mendapatkan peran itu, tidak ada orang yang akan mengerti. Win menutup matanya dengan tangan saat dia mengeluarkan kalimat demi kalimat.

All this time, Bright mengira alasan Win mabuk karena Joss, mantan kekasihnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa kehilangan peran Tine adalah alasan sesungguhnya. Win tidak bersedih karena kehilangan Joss, tapi karena kehilangan peran di film?

Wajah Bright menjadi cerah setelah gloomy yang dirasakannya sepanjang malam, tapi melihat wajah sedih Win, hatinya tercekat.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu betapa pentingnya mimpi ini buat Win.

Dia tidak akan begitu keras kepala, memilih untuk mendaki setapak demi setapak meskipun ada jalan pintas yang bisa diambilnya.

Bright berusaha menghibur Win, mengangkat kepala Win dan menaruh di dadanya sambil berkata dengan lembut. "Don't be sad, you are already doing well."

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang