69

1.3K 120 2
                                    

Win yang salah tingkah, mulai menaruh beberapa makanan di piring Bright. “Hehe, aku… aku hanya bercanda… don’t mind me!”

Bright tidak terlihat marah sedikitpun, in fact, Bright terlihat seperti sedang dalam suasana hati yang baik, sangat baik malahan, dia tersenyum ringan. “Good idea.”

Win tercengang, mulutnya menganga seperti ikan: 🙀👀 Dia bahkan berpikir itu ide yang bagus?!

"Metawin." Bright tiba-tiba menatapnya dengan serius.

Menjadi fokus tatapan dari mata yang tajam itu membuat Win gugup. “What… what is this?”

“Jika kamu berubah pikiran, datanglah padaku kapan saja,” kata Bright. 

Ketika Win mendengarnya, jantungnya berdegup kencang. Dia mengerti maksud Bright mengatakan itu, the issue of ‘marrying him’....

Meskipun Bright tidak pernah menyinggung topik ini lagi setelah Win clear rejection last time, Win bisa merasakan sikap bright terhadapnya selama ini terasa berbeda. Dia juga bisa merasakan suasana di antara mereka tumbuh semakin ambigu…

Yang terburuk adalah hatinya, juga jantungnya yang mulai lepas kendali. 

Apakah yang dikatakan Jae Blonde itu benar, bahwa kepalanya telah terisi oleh Bright’s beauty?

Setelah apa yang dialaminya lima tahun lalu, dia pikir dia tidak akan pernah jatuh cinta lagi. Bahkan ada satu periode waktu yang lama ketika ia memiliki masalah psikologis yang besar. Dia sangat benci dan benar-benar menolak laki-laki; terutama ketika melihat laki-laki bajingan, dan dia tidak bisa menahan evil spirits yang membakar di dalam dirinya, dan dia terobsesi untuk memusnahkan mereka, seperti memberikan keadilan ilahi…

Kerangka pikirannya sudah banyak tenang dalam beberapa tahun terakhir, tapi dia tetap menolak laki-laki in general, apalagi menemukan seseorang untuk dinikahi. Itu terlalu mustahil untuknya.  

Tapi pria di depannya ini, yang selalu memasang wajah datar, dan memiliki aura menakutkan yang sering membuatnya takut… entah bagaimana orang ini telah memecahkan cangkang tebal yang mengelilingi hatinya…..

Setelah selesai makan, Little Rio kecapekan, dia tertidur di mobil dalam perjalanan pulang. Dia terasa sangat kecil dan lembut dalam pelukan Win sampai-sampai Win merasa tidak ingin melepaskan anak itu. 

Oh…. It was terrible! Big Bun telah membuat hatinya kebingungan, dan sekarang Little Bun….

Win menyadari semakin banyak waktu yang dihabiskannya bersama his Little Bun, Little Sun alias Little Rio, semakin dia menyukai anak kecil ini, to the point that jika dia tidak melihatnya bahkan hanya sehari, dia akan sangat merindukannya. Jika dia tidak memeluk Xaverio hari ini, dia akan merasa seperti ada sesuatu yang hilang. 🥺🥺

This was not a good sign……🏃

Sesampainya mereka di rumah, dengan hati-hati Win menggendong Xaverio menuju kamar tidurnya. 

Bright bersandar pada pintu, dan menatap memandang mereka dengan ekspresi lembut. “We’ve troubled you these few days.”

Setelah meletakkan Xaverio di ranjangnya, Win keluar dari kamar setelah menutup pintunya. “It’s nothing, I also like Little Rio very much.”

Setelah sempat ragu sebentar, dia melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum, “Little Rio is getting better and better, jadi sepertinya secepatnya, aku tidak perlu tinggal disini lagi!”

Wajah Bright tiba-tiba menggelap. “Apakah kamu sudah sangat tidak sabar untuk pergi?”

Win mundur selangkah di bawah tatapan tajam Bright. “This… the plan had always been that aku akan pergi setelah Little Rio pulih, aku juga akan merepotkan jika aku tinggal disini terlalu lama!”

Bright: “You’re not.”

Win tidak punya pilihan, dia hanya bisa mengangkat kepalanya dan menatap lurus mata Bright. “But I would feel troubled.”

Bright mengerutkan keningnya. “Troubled?”

“Yes.” Win menarik nafas dalam-dalam dan berbicara. “Sejujurnya, aku bukan orang yang disiplin. Jika aku tinggal disini, aku harus selalu memperhatikan tingkah lakuku….”

Bright: “You don’t have to.”

Win menutup wajahnya, dan berkata dengan nada pasrah, “Okay, even if you don’t mind, aku juga punya kehidupan pribadi. Kadang-kadang, aku akan punya teman. Aku perlu bersantai setelah bekerja, ride my black, atau pergi ke bar and nightclubs. If I meet a good-looking guy, tidak bisa dihindari aku akan membawanya pulang…”

“Enough!” Wajah Bright semakin tidak enak dipandang semakin dia mendengarkan perkataan Win, sampai dia tidak tahan lagi dan akhirnya menyela kata-katanya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang