“Kak, kita tidak bisa terus seperti ini, kenapa kita tidak menghubungi Win untuk kesini?”
“We cannot call him,” Bright menjawab dengan dingin.
Ren berusaha membujuk kakaknya. “Kak, Little Sun masih anak-anak, dia bukan karyawanmu. Jangan terlalu kejam padanya, tidak ada salahnya memanjakannya sedikit. What child doesn’t throw a tantrum?”
‘It’s not your place to teach me how to raise my child!” Wajah Bright terlihat sangat dingin. Tampaknya dia sudah bertekad untuk tidak membiarkan anaknya terbiasa bertindak semaunya agar keinginannya tercapai sesuai caranya.
Ren terjebak diantara pasangan ayah dan anak yang sama-sama keras kepala. Itu membuatnya sakit kepala.
Jika situasi ini berlanjut dan kedua orangtuanya mendengar ini, fakta bahwa dia membawa Xaverio ke bar akan terungkap jika orang tuanya mencari tahu lebih dalam.
God, someone quickly came and saved him!
Saat Bright sibuk mengejar dan berusaha menangkap Xaverio, diam-diam Ren mengirimkan pesan pada Win…..
………………
Win sedang di apartnya membaca script pada laptopnya, sambil membalas pesan temannya di akun medsosnya. Win menggunakan username yang panjang dan membuat sahabatnya meradang. Mereka berdua asyik memperdebatkan username mereka berdua. Sahabatnya menyuruhnya menggantinya, alasannya karena matanya sakit saat membacanya. Mereka berdua terbiasa saling mencela tapi tak pernah ada yang menganggap serius celaan tersebut.
Sahabatnya memberitahu Win bahwa dia akan kembali ke Bangkok bulan depan, dan meminta Win untuk menjemputnya. Win mengatakan bahwa dia sibuk karena proses syuting untuk film barunya akan segera dimulai. Win menolak menjemputnya. Mereka berdua kemudian mulai berdebat kembali, kali ini karena topik Win menolak menjemput.
Blonde, julukan yang diberi Win untuk sahabatnya, mereka berdua sempat berpacaran tapi hanya bertahan satu minggu. Orangnya supel tapi moody, dan sampai saat ini pun dia masih menyukai Win.
Setelah bosan berdebat, karena pada akhirnya Winlah yang memenangkan perdebatan itu, Win logout dari akun medsosnya dan kembali fokus membaca scriptnya.
Saat tengah fokus membaca, tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada sebuah pesan yang masuk pada hpnya. Sedetik kemudian ada panggilan dari nomor tidak dikenal. Khawatir itu mungkin panggilan dari production team, Win segera menjawab panggilan tersebut.
“Hello, Win, help!!” Suara minta tolong dari seseorang terdengar sebelum Win mengucapkan halo. Belum sempat Win bertanya siapa yang menelpon, orang tersebut langsung memperkenalkan diri.
“Win, I’m Ren, please come to Rama Residence quickly. Something’s happened to Little Rio.” Suara panik Ren terdengar. Win yang mendengar ikutan panik dan bertanya ada apa dengan Xaverio.
“Aku tidak bisa menjelaskan dengan detail apa yang terjadi, just know it’s an emergency, please Win, cepatlah datang…. Kak…kak.., could you calm down…dia masih anak kecil… Little Sun…Little Sun…please calm! You can’t break that..ahhh…Xaverio jangan….”
Suara teriakan panik Ren masih terdengar, dibarengi dengan suara sesuatu yang dibanting dan pecah. Win yang mendengar itu menjadi nervous dan dengan buru-buru berkata bahwa dia akan segera kesana.
Win tidak tahu apa alasan yang membuatnya mengiyakan Ren, dia sendiri bingung apa yang salah dengan dirinya. Tapi dia tidak bisa duduk diam setelah mendengar sesuatu terjadi pada Xaverio. Dia baru mengenal anak itu beberapa hari, tapi dalam hatinya Win sudah tidak bisa melepasnya.
Jarak antara Rama Residence dan apartemen Win lumayan jauh. Memerlukan waktu kurang lebih empat puluh lima menit jika menggunakan mobil. Takut akan semakin lama sampai kesana, Win mengeluarkan motor sportnya dari garasi dan mengemudikannya.
Jarak empat puluh lima menit hanya ditempuh Win dalam waktu sepuluh menit saja. Dia melajukan motornya dengan sangat kencang, agar segera tiba di rumah Xaverio.
Win berasumsi bahwa Ren sudah memberitahukan kedatangannya pada para security guards, karena saat Win memberitahu namanya mereka langsung membiarkannya lewat. Win buru-buru menuju ke Villa No.8, dimana seorang pelayan sudah menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...