Berdiri di sudut, kepala pelayan diam-diam sedang mengamati dua orang, satunya besar dan satunya lagi kecil, yang sedang berada di living room.
Dia menyadari Win tidak bertingkah seperti yang dibayangkannya akan Win lakukan. Dia kira Win akan melakukan macam-macam cara untuk memenangkan hati tuan muda mereka, tapi ternyata dia melewatkan sepanjang pagi hanya dengan membaca scriptnya.
Sementara itu, tuan mudanya juga hanya membaca beberapa bukunya dan menggambar seperti biasanya. Tidak banyak yang berbeda, tapi jika diamati lebih detail, mereka akan menyadari Xaverio akan melirik Win berulang kali, dan dia akan terlihat tenang dan santai.
Orang yang berpenampilan sangat menarik gampang membuat orang lain merasa insecure, itu sebabnya saat sang kepala pelayan yang sudah berusia setengah abad melihat Win pertama kali, dia khawatir dan takut tuan Bright sudah tertipu.
Sejauh yang sudah diamatinya tentang Win, dia tidak melakukan sesuatu yang tidak pantas, tapi dia mungkin hanya menunggu waktunya…
Banyak sekali wanita dan juga pria di kota ini mengidam-idamkan dan mengincar posisi sebagai pasangan tuan Bright, melakukan segala macam cara agar bisa menjadi Xaverio’s stepmother or stepfather.
Dua tahun yang lalu, kejadian mengerikan bahkan terjadi karena ini, dan tuan muda kecil mereka, Xaverio……
Jadi ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri pria muda ini sudah mendapatkan kepercayaan dari Bright, dan bahkan Ren sendiri tidak ikut campur dalam masalah ini, juga Little Sun terlihat sangat menyukai pemuda ini, maka dia memutuskan untuk bersikap waspada terhadap Win. Dia tidak bisa menahan untuk bersikap lebih berhati-hati.
Tidak terasa, dua jam sudah berlalu.
Win sudah selesai dengan scriptnya saat Xaverio juga menyelesaikan gambarnya, yang dibawanya untuk ditunjukkan pada Win.
Win mendongak untuk melihat dan terkejut. “This..this drawing is me?”
One really couldn’t tell that while Xaverio seemed calm and quiet in nature, gaya menggambar yang disukainya adalah aliran fauvism.
Seniman Fauve cenderung menikmati penggunaan warna-warna cerah dan dengan sapuan lurus dan berat, menciptakan karya seni yang hidup dan kuat yang mengekspresikan emosi dan passion mereka.
Meskipun orang dalam gambar itu terlihat sedikit aneh, tapi gambar itu menangkap semua aspek pentingnya, jadi Win langsung mengenali dirinyalah yang ada di gambar itu.
Xaverio menganggukkan kepalanya dan dengan gugup memegang erat gambarnya, seolah takut Win tidak akan menyukainya.
Win dengan antusias berkata, “Ini..ini sangat indah! Can I take a picture of it dan menjadikannya sebagai wallpaper pada hp ku?” Win sedang tidak memuji Xaverio untuk membuat anak itu senang, itu benar-benar pujian yang jujur dari hatinya. He had always particularly loved art in the Fauve style for the vibrant contrast in colors.
Melihat gambar Xaverio dengan pengetahuan dasarnya tentang art, dia merasa bahwa Xaverio sudah ahli dalam menggambar.
Xaverio merasa malu atas pujian Win dan dia mengatupkan bibirnya sembari memberi Win gambar itu.
Win menunjuk dirinya dan bertanya apakah Xaverio memberikan gambar itu buatnya, dan Xaverio mengangguk. Win kemudian mengucapkan terima kasih sambil memeluk dan mencium pipi lembut Xaverio.
Xaverio membeku sebelum wajah kecilnya merona. Matanya yang kosong dan seolah redup kini bercahaya seolah ada kehidupan di dalamnya.
Selama percakapan hangat ini, Win mendengar suara langkah kaki dari lantai atas. Saat menoleh untuk mencari tahu, dia melihat Bright menuruni tangga dengan pelan. Bright memakai baju casual dan rambutnya sedikit berantakan, sepertinya baru saja bangun tidur.
Penampilan Bright yang biasanya sudah sangat mempesona, tapi penampilan acak-acakannya yang sekarang membawa dampak yang bahkan lebih besar. Dia kelihatan sexy, and there was no cure for it.
Win sempat tertegun sejenak tapi dengan cepat bersikap normal kembali. Win menyapa Bright, bertanya apakah Bright tidak bekerja hari ini, padahal hari ini Senin. Bright menjawab bahwa dia sengaja mengambil day off.
Understandable pikir Win. Dia baru saja menandatangani sebuah project besar yang pasti menyita banyak waktu, jadi normal saja apabila Bright mengambil cuti untuk itu.
So even Big Boss Walton knew how to sleep in. Tiba-tiba saja Win sadar bahwa perbedaan diantara mereka sungguh sangat nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...