93

1.2K 106 2
                                    

Setelah membersihkan dirinya, Win turun ke bawah dan menyapa Little Rio seperti biasanya. “Hi darling, morning!”

Tapi Little Rio mengabaikannya, bahkan membuang muka. 

Win: “Uh…”

Bright sedang membaca koran di meja. Melihat situasi yang mengejutkan ini, dia menaikkan alisnya dan menatap Win dan bertanya. “Did the two of you quarrel?”

That was really rare. 

Win menggosok hidungnya. “Little Rio menyarankanku untuk berhenti minum, dan aku bilang padanya minum sebenarnya banyak manfaatnya. And he got angry…”

Jadi begitu, Bright mengangguk mengerti.

Sesuatu melintas di benak Win, dia tersenyum dan langsung mencari sekutu. “Bright, can you tell Little Rio, there are a lot of benefits to drinking, right?”

Dia berasumsi bahwa Bright juga perlu minum di pertemuan-pertemuan sosial yang didatanginya, jadi Bright pasti akan berpihak padanya. 

Bright melihat ke arah Win yang wajahnya penuh harap di sebelah kanannya, dan ekspresi marah putranya di sebelah kirinya, lalu terbatuk-batuk. “Drinking is indeed beneficial…”

Win menampar pahanya sendiri dengan bersemangat. “Little Bun, see, what I said wasn’t wrong!”

Little Rio langsung menatap ayahnya dengan tatapan menghina. Dialah orang yang mengusulkan ini tadi malam, namun dia langsung berganti pihak saat Uncle Win meminta bantuannya. 

He had no principles whatsoever! Daddy plin plan!

Menyadari putranya menatapnya seolah dia adalah seorang pengkhianat, Bright tidak bisa menahan tawa, dan meneruskan perkataannya. “Namun, bahayanya jauh lebih besar dari manfaatnya. Selain itu, manfaatnya hanya sedikit. Jadi kecuali sangat sulit untuk dihindari, it’s better to drink less if possible.”

Bright lalu menambahkan lagi, “Akhir-akhir ini, aku juga mulai berhenti minum!”

Setelah Bright selesai berbicara, Win langsung menunjukkan ekspresi lesu dan dia membungkuk di atas meja. “Lord Boss, we were supposed to be allies…”

Setelah beberapa lama, Win akhirnya menerima kenyataan bahwa Big Bun dan Little Bun bekerja sama, dia lalu mengangkat tangannya tanda menyerah. “Alright, alright, I got it. Mulai sekarang, jika aku bisa minum lebih sedikit, aku akan minum sesedikit mungkin. No showing off, no drinking competitions, no drinking non-stop! Can you forgive me now, darling?”

Little Rio menatap Win dengan teliti, memperhatikan ekspresinya apakah dia benar-benar tulus sebelum akhirnya mengangguk. Kemudian dia mengulurkan tangan kecilnya yang mulai berisi untuk mengusap lembut kepala Win, meniru cara yang dilakukan Win padanya saat memberinya semangat, seolah mengatakan bahwa Win adalah anak yang baik. 

Win tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Namun di luar itu, hatinya dipenuhi kehangatan dari perhatian dan kasih sayang dari Little Rio. Dia memeluk anak itu dan menciumnya. “Darling, you’re so cute bahkan saat kamu marah. What do I do, aku semakin mencintaimu setiap hari!”

Mata Little Rio bersinar terang, he was very happy. Di seberang mereka, Bright merasa dia adalah orang yang teraniaya setiap hari. Putranya hanya perlu bertingkah lucu dan menggemaskan dan dia akan mendapatkan apapun yang dia inginkan. Sedangkan dirinya? Dia harus merencanakan semuanya dengan seksama, bekerja dengan tekun, dan mengatasi banyak kendala dan bahaya hanya untuk mendapatkan senyuman manis dari Win…. (Author pov: ckckck….you're exaggerating, Bright!) 

………

Di sebuah kantor perusahaan Real Estate.

Gon menggebrak meja di hadapannya dengan wajah galak, seluruh badannya gemetar saat dia berdiri. “Ini tidak mungkin, kita selalu menggunakan cara ini dan Walton Corp tidak pernah komplain. mengapa ada masalah kali ini?”

Stafnya juga terlihat cemas. “Mungkin karena perubahan kebijakan dari Walton Corp baru-baru ini, sekarang mereka lebih ketat tentang quality control. Masalah ini semua tergantung pada apa yang dikatakan pihak Walton Corp. Jika mereka menutup mata terhadap masalah ini, maka kita akan lolos, tapi jika mereka serius, maka itu akan menjadi masalah kita tentang kualitas, dan kitalah yang melanggar kontrak…”

Kesal, Gon berjalan mondar mandir mengitari ruangannya. “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Saya dengar CEO Bright yang secara pribadi memberi perintah untuk menolak pengaturan itu, jadi sepertinya kita hanya bisa menyelesaikan masalah ini dengan cara mendatangi orang itu…” Stafnya berkata sambil merenung. 

Mendengar itu, Gon semakin kesal. “Bright Walton bukanlah tipe orang yang bisa dibujuk atau dipaksa dengan uang, menggunakan wanita pun tak akan berhasil untuknya.Trying to approach him is just a dead end! No…wait… maybe there is someone who can…”

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang