Win tercengang, menatap separuh borgol lainnya yang terpasang ke pergelangan tangan Bright.
Melihat borgol berwarna pink itu, Win meledak marah, "Bright, kau benar-benar melewati batas! Beraninya kau menggunakan benda menjijikkan seperti itu?"
Bright menaikkan alisnya sedikit, "Apa kau yakin ini milikku?"
"Lalu siapa? Itu tidak mungkin punyaku, kan?"
Win merasa ada yang janggal.
Tiba-tiba, dia menyadari bahwa borgol itu terlihat sangat familiar...
"Ugh, mengapa ini terlihat seperti yang kubeli online, yang aku beli untuk menghajar Jeff?"
Dia bahkan tidak ingat di mana dia meninggalkan ini dan dia tidak memikirkannya ketika dia pergi tadi. Win merasa ingin menendang dirinya sendiri karena menempatkan dirinya pada situasi ini.
Mustahil untuk lolos kali ini karena mereka diborgol bersama. Ke mana lagi dia bisa pergi?
Melihat bagaimana dia memborgol dirinya sendiri dengan Win, dan melihat ekspresinya yang berapi-api, Bright tahu bahwa Win tidak bisa melarikan diri kali ini. Bright mulai santai dan membelai rambut Win, seperti singa yang bersiap menikmati mangsanya secara perlahan...
Win benar-benar kehabisan ide saat dia menatap Bright dengan tatapan maut. Dia berpikir untuk menyerangnya dengan kepalanya tapi jika semuanya gagal, maka paling tidak mereka berdua akan pingsan...
Bright semakin dekat dan dekat. Hanya beberapa sentimeter sebelum melakukan kontak, Win bersiap untuk membenturkan kepala, tapi pada saat itulah Bright tiba-tiba membenamkan wajahnya ke bantal sebagai gantinya...
Win bingung.
Demon king ini punya banyak trik di tangannya jadi Win tidak berani bertindak sembarangan. Tiga menit berlalu dan suara nafas yang stabil terdengar. Win berbalik untuk melihat apa yang terjadi.
Dan dia melihat Bright menutup matanya, dan tertidur lelap...
Bright tertidur...
Dia membuatku ketakutan setengah mati dan dia malah tertidur?!
Win mengamati wajah Bright dari dekat, pucat dan kelelahan tergambar jelas di seluruh wajahnya. Satu sisi wajahnya dan sudut mulutnya tampak sedikit merah dan bengkak, seolah-olah dia mendapat tamparan dari seseorang...
Siapa yang berani menampar demon king ini??
Tanpa banyak bertanya-tanya, itu pasti ayah demon....
Saat itu, dia membuat Win untuk meletakkan semua kesalahan padanya sendiri. Siapa yang mengira bahwa ayahnya melakukan sesuatu padanya setelah Win pergi?
Win juga menyadari bahwa Bright telah kehilangan banyak berat badan...
Oh crap!
Jika dia terus berbaring di tempat tidur dengan Bright seperti ini, hasilnya mungkin tidak akan baik! Dia hampir tidak memiliki pengendalian diri di depan pria ini...
Itulah mengapa dia menghindari Bright, untuk mencegah situasi seperti ini, untuk mencegah dirinya bersikap lunak terhadapnya....
"Bam!"
Pintu terbanting terbuka tepat saat Win mulai merasa cemas.
Ren yang muncul. "Bro, aku punya sesuatu yang mendesak.... ugh..."
"Second master! Please tolong aku!" Win mengambil kesempatannya dan meminta bantuan.
"Bam!"
Ren menutup pintu kembali dengan cepat dan pergi, seolah-olah dia tidak muncul begitu saja...
Win speechless.
Bukankah tadi dia bilang ada sesuatu yang sangat mendesak? Bagaimana bisa dia kabur begitu saja?
Untung Win masih membawa ponselnya, jadi dia dengan cepat menghubungi Ren. "Kau brengsek! Ren Damian Walton! Di mana kau? Bagaimana kau bisa kabur seperti itu?! Apa aku bukan temanmu?"
Win memarahinya dengan sura rendah ketika akhirnya, di ujung telpon terdengar pembelaan lemah Ren, "Tidak.... aku selalu menganggapmu sebagai kakak iparku..."
"You..." Win sudah akan meledak karena marah.
"Nong Winwin, bukannya aku tidak ingin menolongmu. Itu karena... never mind...telepon saja dokter Jimmy dan kau akan tahu..."
Dr. Jimmy?
Hubungannya dengan Bright sangat baik, dan Jimmy juga adalah orang yang sangat mengenal Bright. Mungkin dia punya beberapa ide?
Apakah karena Ren tidak mau menyinggung kakaknya jadi dia menyuruhku untuk menghubungi dokter Jimmy?
Setelah memikirkannya matang-matang, Win segera menghubungi Jimmy.
"Hello, Metawin? Ada apa? Jimmy terdengar terkejut karena dia tidak pernah mengira Win akan meneleponnya.
Dia selalu menganggap dirinya lebih rendah dari Win, melihat bahwa seseorang yang tidak berpengalaman dan baru dalam bidang yang dikuasainya sendiri, dan Win berhasil mencapai kesuksesan yang dia sendiri belum mampu capai, meskipun sudah bertahun-tahun menangani Little Rio. Itu sebabnya dia jarang berinteraksi dengan Win atau bahkan mengapa mereka berdua tidak saling kontak satu sama lain.
"Aku punya sesuatu yang perlu bantuanmu. Apakah tidak apa-apa jika dr Jimmy mampir ke Rama Residence?"
"Ada apa?"
"Umm... apa kau tahu tentangku dan Bright?"
"Aku tahu sedikit."
"Saat ini, situasi Bright agak sedikit aneh, bisakah kau ke sini untuk mengeceknya?"
"Bisakah kau lebih jelas"
Win membenamkan wajahnya di tangannya. Bagaimana dia bisa menjelaskan situasi saat ini?
Pada akhirnya, Win hanya bisa menjelaskan semua yang terjadi, "Itulah yang terjadi... dan sekarang aku diborgol olehnya..."
Di ujung telepon Jimmy terdiam beberapa saat, lalu dia mulai berkata, "Metawin, apa kamu benar-benar berpikir dia akan menyakitimu?"
"Aku..." Tentu saja dia tidak khawatir.
Tapi di depan Jimmy, Win sudah pasti tidak akan mengakuinya, jadi dia memutuskan untuk bersikap ambigu. "Entahlah, tapi dia memang mengatakan hal-hal menakutkan seperti itu!"
Jimmy menghela nafas lembut, "Ada sesuatu yang disuruh Bright padaku untuk dirahasiakan dari semua orang. Ren tahu, tapi dia menebaknya sendiri."
Win mengerutkan dahinya. "Apa itu?"
"Sejak kau menolaknya, dia menderita insomnia parah. Dia hanya bisa tidur paling lama tiga jam setiap hari."
Wajah Win menggelap, "Kenapa bisa jadi seperti ini?"
Jimmy menjelaskan, "Berdasarkan pengalamanku, itu mungkin karena dia mengalami tekanan psikologis yang parah. Bright tidak berbahaya seperti yang terlihat. Dia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Hanya jika itu menyangkut dirimu, kamu adalah pengecualian.
"Agar tidak menyakitimu, dia terus menekan kepribadiannya yang sebenarnya, tapi secara internal dia bertarung dengan dirinya sendiri. Dia khawatir jika dia melepaskan sedikit, dia mungkin akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan melakukan sesuatu yang akan disesalinya nanti. Kau harus tahu bahwa tekanan yang dihadapinya sangat besar, dan dia tidak berani rileks bahkan untuk sesaat..."
Pada titik ini, Jimmy berhenti, "Tidak peduli sebagai dokter atau sebagai teman, aku ingin meminta sesuatu padamu. Metawin, tolong biarkan dia tidur sebentar. Jika dia terus seperti ini, dia tidak akan bisa bertahan bahkan jika dia adalah Iron Man. Yakinlah bahwa dengan kondisi kesehatannya saat ini, dia tidak akan dapat melakukan apapun padamu."
"Okay, aku mengerti..."
Win menutup telepon dan tersenyum pahit.
Memang, dia seharusnya tidak menelepon siapa pun yang ada hubungannya dengan Bright. Habat, pikirnya dalam hati, sekarang dia tidak bisa pergi.
************
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...