Syuting dimulai hari ini, di sebuah studio di pinggiran kota.
Adegan pertama yang diambil adalah perjamuan di istana, dimana Kaisar menerima utusan yang berkunjung. Karakter yang diperankan Win tidak banyak. Dia hanya perlu duduk manis di samping Kaisar, menemaninya.
Meskipun begitu, mengenakan pakaian tradisional berlapis-lapis di tengah teriknya matahari benar-benar menyakitkan. Kostum yang dipakainya sangat rumit juga tebal dan itu menyulitkan Win. Belum lagi topi bajanya yang beratnya beberapa kilogram.
After oneshoot, dia sudah basah bermandikan keringat di dalam kostumnya, meskipun tidak ada yang tahu.
"Cut!" Terdengar seruan dari sutradara. Dua dari asisten Luke langsung berlari mendatangi Luke. Satunya membawa kipas tangan dan satunya memberikan sebotol air mineral. Kursinya pun sudah dilapisi dengan cooling mat agar Luke nyaman.
Win tidak mempunyai satupun asisten, dia bahkan tidak sempat minum setelah syuting. Dia masih punya scene lain nanti, jadi kostumnya masih belum bisa dilepas. Win hanya bisa melonggarkan bagian kerah agar tidak terlalu panas.
Semua orang memuji akting Luke, dan sutradara juga memberinya pujian. Namun, ia berbalik ke kamera untuk melihat adegan Win.
Meskipun Win tidak punya dialog dan hanya terlihat beberapa kali, ekspresinya sangat on point. Dia terlihat bosan, namun juga auranya penuh penghinaan terhadap orang-orang yang ada disekitarnya, karena dia bersiap untuk menghancurkan negara dengan kedua tangannya.
Bagus, katanya bergumam. Aku tidak perlu khawatir lagi.
Tiba-tiba salah satu staf production berseru kegirangan. "Luke, your boyfriend is here to visit you!"
Joss berjalan menghampiri kerumunan, dengan berpakaian kasual, di belakangnya dua orang anak buahnya mengikuti, masing-masing mereka membawa box besar yang penuh berisi ice cream untuk dibagikan pada semua orang.
"Wooow! Haagen-Dazs! Thank you for the treat, Mister Joss!"
"Luke is so blessed, pacarnya datang mengunjungi di hari pertama syuting!"
"Oh my god! They are so lovey-dovey!"
Komentar orang-orang terus terlontar saat melihat kemesraan Joss dan Luke. Joss membersihkan sudut mulut Luke yang belepotan saat sedang makan es krim. Luke kemudian mengambil beberapa es krim dan mendatangi Win.
"Junior Brother Win, have some!"
"Thank you, Senior." Win menerimanya dengan sopan.
This man never got tired of pretending to be an angel in front of other people, especially when Joss was around, sedangkan Win lelah hanya dengan melihatnya. Untung saja keahliannya adalah berakting, jadi dia tidak keberatan bermain bersama.
Saat kembali ke kursinya, Luke melirik Joss. Sepertinya ada sesuatu yang ingin disampaikannya, tapi ia tidak yakin untuk mengatakannya atau tidak.
Pada akhirnya berkata dengan ragu-ragu, "Kak Joss, aku sedikit khawatir tentang Nong Win...."
"Why? Ada apa dengan Nong Win?" Joss bertanya dengan alis yang bertaut.
"Kak Joss tahu kan tadi malam acara opening ceremony? My dad also came, and he saw Nong there. Aku tidak apa yang dikatakan Nong sampai membuat dad marah besar padanya. Dad bahkan bilang tentang mengganti Win dengan artis lain..."
"How did it turn out like that?" Kening Joss semakin mengerut.
"I don't know either. Saat aku kesana, yang kulihat hanyalah wajah marah daddy!"
"Then what happened? Kelihatannya Nong tidak diganti?" Joss memandangi Win. Meskipun keringat bercucuran di wajahnya, dia tetap membaca naskah dengan attentively. Wajahnya yang cantik tampak menyedihkan di bawah terik matahari, tapi tetap menarik perhatian.
Luke tampak enggan untuk melanjutkan berbicara, "Dad menelepon production team tadi malam, dan mereka berjanji akan memakai orang lain, tapi pagi ini, someone anonymous tiba-tiba menyuntikkan dana 600 juta untuk film ini, dengan satu syarat pemeran Tine haruslah Win.... I'm worried that..."
Wajah Joss merah padam saat mendengar kata-kata Luke, dan langsung memotongnya, "I know Nong Win. He would never do that kind of thing."
"Kak Joss, kakak terlalu naif. Apakah kakak tidak tahu seperti apa dunia entertainment? Siapa yang tidak akan berubah setelah masuk dalam dunia hiburan ini? I am so lucky that I have Dad and you to support me, tapi Nong tidak punya hubungan yang baik dengan keluarga dan menolak bantuan kita. Don't tell me you don't know what happens to a pretty boy and girl with no power or influence in the entertainment industry?"
Tatapan Joss semakin kosong saat mendengarkan, dan dia tampak tenggelam dalam pikirannya.
"Metawin, someone is looking for you!" Seorang staff berteriak, suaranya terdengar sangat antusias. Semua orang yang ada di situ berkumpul unruk melihat.
Because it was too eye-catching.
Red roses.....
Ratusan tangkai mawar merah sedang dibawa masuk....
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...