100n

1.1K 95 2
                                    

“I got it myself, alright? Tapi setelah itu Bright banyak membantuku.”

“Got it, as long as you’re okay. I’m hanging up! Jangan lupa untuk mengecek email yang kukirim!” Mempertimbangkan bahwa Win masih sakit, Jeff menahan emosinya dengan susah payah. Dia sedang tidak mood untuk bertanya bagaimana Bright muncul seperti pahlawan untuk menyelamatkannya, dan mengakhiri panggilan dengan paksa. 

Damn it! Jika Bright tidak melakukan trik kotor untuk menghentikannya, saat ini dia seharusnya yang yang berdiri di samping Win dan membantunya melewati krisis ini!

Shameless, he was too shameless!!!

…..

“Jeff menelepon?” Bright bertanya dengan kasual. 

“Yes, dia bertanya apakah aku perlu bantuan! Dan juga dia berkata dia mengirimiku email, aku tidak tahu apa isinya, tapi dia terus mengingatkanku untuk mengeceknya. Dia sangat misterius tentang itu, aku kira itu pasti semacam hadiah ultah tipuan. Dia melakukan hal yang sama tahun lalu, dan mengirimkanku video yang sangat menakutkan. I was so angry I beat him up three times before I was satisfied…”

Win menggerutu sendiri dan tidak terburu-buru untuk mengecek emailnya. Dia hanya melihat-lihat teks dan missed calls yang mungkin perlu untuk dibalasnya. Panggilan tak terjawab sebagian besar dari nomor tidak dikenal, yang pasti dari media dan wartawan. Saat terus memeriksanya, dia melihat sebuah nama; panggilan itu pada saat ulang tahunnya. Melihat nama itu, ekspresi acuh tak acuhnya berubah menjadi hangat dan lembut. “Aku kira dia melupakan ulang tahunku!”

“Who?” Bright menegang tanpa sadar. 

“My little brother, Nanon Tangwa.”

Bright mengangguk, dan diam-diam menghembuskan nafas lega. Dia sudah gelisah memikirkan bahwa itu bisa jadi mantan pacar Win yang lain lagi… ^..^

Win langsung menghubungi Nanon. Belum sempat Win mengucapkan ‘hallo’, Nanon lebih dulu menanyakan keadaan kakaknya, bertanya dia ada dimana sekarang, dan membahas berita tentang Win dan komentar-komentar jahat tentang kakaknya. Tapi Win menenangkan adiknya dengan mengatakan dia baik-baik saja. 

“Tapi Kak, laki-laki tak tahu diuntung itu bilang bahwa dia akan melaporkan Kakak!”

“Your brother is not someone to be trifled with, kita lihat saja nanti siapa yang akan dilaporkan pada akhirnya!” Ucap Win pada Nanon.

“Are you really okay, Kak?” Tanya Nanon.

“I’m really alright! Jika kamu terus mengkhawatirkan aku, aku curiga kamu bukan berumur tujuh belas tahun, tapi tujuh puluh tahun!” Win berhenti lalu melanjutkan lagi. “Tapi, Non, apa kamu mempercayaiku segitu besarnya? Mungkin aku sempat kehilangan akal, dan menikam Luke dengan sengaja?”

Di ujung telpon, suara yang lebih muda terdengar jelas dan tegas: “Siapa lagi yang aku percaya selain kakakku sendiri?”

Mendengar kata-kata Nanon, hati Win menjadi hangat. “You brat, you’re good with words!”

“I’ll stop now karena aku tahu Kakak baik-baik saja. Oh iya, aku belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun buat Kakak, tapi ini sudah lewat…”

“No big deal, saying it now is the same. Thank you, my dear handsome, thoughtful little brother~” Suara Win bergetar.

“Jangan cengeng,Kak! I won’t talk to you anymore, sekolah akan segera dimulai, aku harus mengerjakan semua tugas-tugasku! Bye!”

Setelah panggilan itu selesai, mood Win menjadi semakin baik. Melihat moodnya bagus, mood Bright juga membaik. “Kalian berdua sangat dekat?” Tanya Bright tentang hubungannya dengan adiknya.

“That’s right! Meskipun kami tidak sedarah, tapi kami sangat dekat. My grandma lebih menyayanginya daripada aku ketika aku masih kecil, oke? back then, hanya Nanon yang boleh makan makanan enak di rumah. Aku bahkan tidak makan bersama mereka di meja, tapi Nanon akan selalu menyimpan makanan dengan diam-diam buatku. Dan setiap kali Grandma mulai menyalahkanku, Nanon yang maju untuk melindungiku. He’s such a good brother!”

Menceritakan masa lalunya membuat Win sedikit down. “Isn’t it strange? Keluarga kandungku memperlakukanku seperti musuh, sedangkan yang  tidak punya hubungan darah denganku adalah keluargaku. Seharusnya aku tahu sejak awal, kepentingan selalu melebihi keluarga di lingkaran itu…”

Bright mengusap lembut kepala Win yang tertunduk sedih. “Kamu akan mendapatkan yang lebih baik.”

Setiap kali dia mendengar Win menceritakan tentang masa kecilnya, dia tidak bisa menahan keinginannya untuk semakin mencintai Win, untuk lebih menyayanginya, memanjakannya, untuk mengembalikannya dua kali lipat dari semua yang telah hilang dari Win. 

……..

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang