"Oke..oke..oke, serahkan semuanya padaku!" Win menepuk dadanya dengan percaya diri. Semakin dia melihat keduanya, satu besar dan satu kecil, dia menjadi semakin bersemangat. "Aiyaa, I can't take it anymore, aku benar-benar ingin memotret kalian berdua! Come here, come here, stand together, a little closer, hold hands..."
Dengan setiap instruksi yang diberikannya, ayah dan anak itu berpose untuk Win dengan sangat kooperatif.
Setiap foto yang diambilnya, Win seakan kecanduan, dan benar-benar berubah menjadi seorang fanboy. Di luar balkon dan di taman kecil, dia mengambil foto-foto sepasang ayah dan anak itu non-stop.
Berdiri di samping Win, Bright membungkuk lebih dekat untuk melihat, dan memuji hasil foto Win. "Well taken."
Win melambai dan dengan rendah hati berkata, "My technical skills are so-so, plus I'm using my phone. Tapi kalian berdua adalah model yang bagus, backgroundnya juga luar biasa, so all the photos look like magazine shots! By the way, Bright, do you have an ID Line? I'll add you and send you all the photos! Aku sudah lama ingin mengatakan ini, sudah sangat jarang orang menggunakan SMS sekarang ini, it's too troublesome! And later, teach Little Rio how to use Line, too!"
"I do, search for my number." Bright mulai bersyukur dia menuruti adiknya, karena Ren sempat memaksanya untuk membuat akun Line.
After adding each other as friends, Win mengirim semua foto-fotonya pada Bright. Ketika Bright menerima foto-foto itu, senyum menghiasi wajahnya. Bright jarang menggunakan Line, jadi setelah dia signing, itu tidak menunggu lama notif di ponselnya mulai bermunculan.
Grup chat keluarga, ada banyak pesan juga disitu. Sepertinya orang tua Bright mengeluh karena mereka sudah lama tidak bertemu Little Rio, cucu kesayangan mereka. Itu dikarenakan anak sulung mereka, Bright, sedang menyukai seseorang, and was actively trying to court him, jadi mereka tidak berani untuk mengganggunya.Sebenarnya itu bukanlah keluhan sama sekali, tapi sedang pamer!
Hehehe, our eldest son finally has someone he likes!
Bright tidak tahu apakah ia akan menangis atau tertawa saat membaca kata-kata orang tuanya. Dia lalu mengirim semua foto-foto yang diambil Win tadi ke grup keluarga.
Beberapa detik kemudian, the whole family group chat exploded.
Reaksi pertama semua orang adalah, the king of eternal lurking, Bright Walton, had actually showed up in the family group chat.
Reaksi kedua, my god, the visual of this father and son pair were simply too much, mereka seperti model yang bejalan keluar dari majalah!
Wooww! Really wanted to steal Little Rio away! Really wanted to marry their child into that Walton family!
Jika saja bukan karena pernikahan antar kerabat terlarang dalam masyarakat, anggota keluarga yang tak terhitung jumlahnya yang memiliki anak yang siap menikah, akan saling berkompetisi untuk mendapatkan kesempatan itu.
[Aiya, my good grandson is too cute, aiya my son is too handsome!] Madam Walton sangat bersemangat, dia jadi tidak tahu siapa yang akan dipujinya terlebih dahulu.
[Woow, Bright, siapa yang memilihkan outfit itu untukmu dan Little Rio? Was it someone you like?] Dengan sekali melihat, Madam Walton bisa melihat itu bukanlah gaya anaknya.
[Yes.]
[I knew it, you would never choose this style! Lihat betapa cerah warnanya, it looks so good! It's nothing like the dull clothes you wear all the time, and Little Rio has to suffer the same dull style too!]
[Dia juga yang mengambil foto-foto ini?] Ayah Bright tidak bisa menahan diri untuk ikut bertanya.
[Yes.] Bright was still a man of few words.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...