3

2.3K 169 21
                                    

Lima tahun kemudian.....

Di Rowel Bar, di sebuah koridor yang berada di lantai teratas.

Win sudah menemani minum beberapa investor sepanjang malam. Kepalanya terasa sakit seperti hendak pecah. Dan dia baru akan mencari tempat yang sepi untuk menenangkan diri, tapi dia tidak menyangka Linda, managernya, mengikutinya, Win hanya bisa mempersiapkan mental untuk menghadapinya.

"Sis Linda, ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"

"Win, apakah kamu mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi sebagai main lead dalam film My World?"

"Yes. Ada apa, Sis Linda?"

"Kamu tak bisa ikut audisi besok!"

Meskipun Linda adalah managernya, dia mencegahnya mengikuti audisi untuk peran yang diperebutkan oleh semua agensi besar.

Namun Win tidak terkejut dengan kata-kata Linda, dia hanya menaikkan satu alisnya dan bertanya, "Reason?"

"First of all, you kept quiet about this and didn't tell me, yet you still ask me for the reason? Not to mention, don't you know the company has already arranged for Luke to audition for the role?"

"If I audition for the role, that doesn't clash with the company's arrangements." Win tersenyum ke arah LInda.

"Did Luke ask you to speak to me about this? Apakah dia takut, seorang pemula seperti aku yang tidak tahu apa-apa mungkin bisa merebut perannya?"

"Merebut peran Luke? Aku takut kamu berbicara tentang hal yang mustahil! Dream on, Win! Let me tell you, don't waste your effort. Plowden family invest 500 juta untuk film ini. The role has been decided behind close doors dan peran itu sudah milik Luke!"

"Is that so? Then why do you need to be so nervous?"

"You're an artist I'm managing! So, sudah seharusnya kamu mengikuti apa yang sudah aku atur buatmu, Win!"

"Oh, so Sis LInda, you do know I am an artist under you."

"Win, aku tidak mau membuang waktuku untukmu. Since you don't accept my kindness and want things the hard way, jangan menyalahkan aku jika aku bersikap kejam padamu!"

Begitu Linda mengucapkan kata-kata itu, Win merasa sesuatu menghantamnya, dia lengah, dan Win didorong ke dalam gudang bar, ponselnya pun ikut diambil.

BANG! Pintu pun tertutup dan dia mendengar suara klik, pertanda pintu dikunci dari luar. Suara langkah kaki di luar pintu terdengar mulai menjauh.

Win bersandar ke pintu, duduk di lantai tanpa suara. Pasrah. Bukannya tidak mau berteriak meminta pertolongan. It's because he knew, no matter how hard he screamed this time, it would fall on deaf ears.

Saat Win baru bergabung dalam agensi, Luke masih bisa menahan dirinya untuk tidak membully Win terang-terangan. Dia hanya menyuruh Linda untuk mengatur Win menjadi cameo dan hanya menerima peran seperti penjahat, penipu, dan sebagainya. Namun, akhir-akhir ini Luke semakin melewati batas, sampai-sampai dia mulai berani melakukan taktik curang.

Jika dia tidak bisa mendapatkan peran yang dia inginkan kali ini, maka Win bertekad untuk mencari cara agar dia bisa keluar dari GMM Enterprise, agensi tempat dia bernaung saat ini.

Saat Win masih tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba dia mendengar suara pelan.

Jangan bilang di sini ada tikus?

Win menoleh ke arah datangnya suara, dan dia terkejut. There was a little boy behind a stack of boxes. Bocah itu berumur kurang lebih empat sampai lima tahun, dengan kulit mulus putih dan lembut seperti roti dan bocah itu sedang gemetaran bersembunyi di sudut, matanya menatap penuh kewaspadaan.

Huh, kenapa bisa ada bocah di dalam gudang bar? Tidak mungkin ada customer yang hilang akal membawa anak-anak ke bar kan?

"Hey, Little Bun, who are you? How did you get in here?"

"Did you sneak in? Atau seseorang mengurungmu di sini?"

"Do you eat candy?"

Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, bocah itu tidak sedikit pun berbicara, malah tubuhnya gemetar semakin parah, seperti mangsa yang sedang ketakutan.

Win berhenti bertanya. Mereka berdua, satu orang dewasa dan satu anak kecil, saling berdiam diri. Masing-masing duduk di pojok duduk berdampingan. Saat itu lampu di langit-langit mulai berkedip, dan kemudian padam.

Dalam gelap, Win bisa mendengar suara gemeretak. Setelah mendengarkan dengan teliti suara itu, Win menyadari bahwa itu suara gemeretak gigi. Win tidak bisa menahan tawanya dan menoleh ke arah Little Bun. "Apakah kamu takut gelap?"

Suara gemeretak berhenti sedetik dan kemudian mulai kembali terdengar, bahkan semakin nyaring dari sebelumnya.

Ohh, how could he be such a coward?

Win bangun dari duduknya dan berjalan ke arah bocah itu.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang