Dampak dari kata-kata Ren is too much, sehingga membutuhkan waktu yang lama buat Win untuk mencerna semuanya.
Dia menunduk dan melihat Xaverio yang sedang memeluk erat dirinya.
"Little Sun, you broke all those things because you wanted to see me?”
Anak itu mengangguk membenarkan.
Win mengerutkan dahinya, “Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan itu salah?”
Xaverio menggelengkan kepalanya.
Win akhirnya mengerti kenapa Bright begitu strict. Anak ini sudah terlalu dimanjakan sampai-sampai apapun keinginannya harus terpenuhi, bagaimanapun caranya.
Tatapan Win menjadi serius. “Uncle is telling you now, apa yang kamu lakukan itu tidak benar. Only bad children act that way, jadi jangan seperti ini lagi, okay?”
Xaverio mengangguk tanda mengerti.
Ekspresi Bright sulit untuk digambarkan.
Xaverio pribadi yang sulit diatur, tapi saat dia menyanggupi sesuatu, dia akan melakukan itu dengan sepenuh hati.
Para psikiater yang disewa khusus untuk menangani Xaverio, sudah mencoba segala macam cara untuk menghentikannya menggunakan taktik kelaparan sebagai ancaman, mengurung diri, bahkan menghancurkan barang-barang, tapi tidak ada satupun cara yang berhasil.
Adapun untuk metode memaksa, kakek dan neneknya tidak pernah tega untuk menggunakannya, sempat setengah jalan tapi akhirnya mereka menyerah dan membiarkan cucu tersayang mereka melakukan apapun yang diinginkannya.
Pengaruh Win pada Xaverio ternyata sangatlah besar, lebih dari yang dia duga. Tentu saja Bright sangat senang dengan fakta ini.
Win masih melanjutkan beberapa kalimat tegas pada Xaverio, sebelum membujuknya dengan lembut ke tempat tidur. “Mmmm, shall I sing you a song today?”
Xaverio menggangguk patuh.
Win mulai menyanyikan lagu anak-anak untuk Xaverio. Ren yang berdiri bersandar di pintu, nyaris terjatuh saat mendengar Win bernyanyi. “Little Sun adalah anak yang sangat cerdas, bagaimana mungkin dia menyukai lagu kekanakan seperti itu?” Ren bergumam.
Tapi kemudian dia menyadari bahwa keponakannya sedang mendengarkan Win dengan penuh perhatian. Yang lebih lucu lagi dia melihat kakaknya juga ikut mendengarkan…..
Setelah beberapa lagu dinyanyikan Win, Xaverio akhirnya terlelap. Win merenggangkan tubuhnya sambil berkata, “I sang almost all of the children’s songs that I know…”
Ren tidak dapat menahan tangis dan tawanya saat bersamaan. “Then why did you sing children’s songs? Kamu bisa menyanyikan lagu lain! Those kids’ songs nearly killed me!”
Win memakai karet gelang di tangannya untuk mengikat rambutnya yang sedikit panjang, dan mengangkat matanya yang berkilau, seperti mata phoenix. “Other songs? Selain lagu anak-anak, lagu yang kutau tidak pantas dinyanyikan untuk anak-anak.”
Pikiran Bright melayang kembali saat dia menginap di apartemen Win, dan lagu yang dinyanyikan Win di bawah cahaya bulan.
Ren yang mendengar itu menjadi bersemangat. Dia kemudian meminta Win untuk menyanyikannya, agar ia bisa mendengar. Bright menatap tajam adiknya, membuat Ren ketakutan dan otomatis menjauh. Kakaknya sebenarnya tipe pencemburu!
“Were you nearby?” Bright bertanya pada Win. Sebab mana mungkin Win bisa sampai di rumahnya secepat itu jika tidak sedang berada dekat di lokasi rumahnya.
“No, I was at my apartment, but I rode my motorbike over! Tidakkah aku cepat?” Win menjawab dengan bangga.
Ah, no wonder he was dressed like that, kata Bright dalam hati. His outfit today was even more stunning than yesterday’s. Kemarin dia memakai pakaian tertutup; hari ini, he was a wild and free demon.
“That’s very dangerous.” Wajah Bright penuh dengan ketidaksetujuan, tatapannya semakin dingin saat menatap Ren, orang yang sudah menyuruh Win untuk datang.
“Not at all, I’m very good on my motorbike!” Win melambaikan tangannya tanda protes, kemudian dia menguap. “Since Little Rio is fine, I’m going home then!”
Win bersiap untuk pergi, tapi suara Bright menghentikannya. “Win, I have an audacious request.”
Karena tadi Win sudah melampiaskan amarahnya pada Bright, dia sudah kembali ke mode normal dirinya, dan menjawab dengan sopan. “Mr. Bright, please speak freely. Saya akan bersedia jika itu masih dalam kemampuan saya.”
Walton family sangat berpengaruh dan berkuasa di negeri ini. Mereka sangat dihormati di kalangan pemerintah, disegani di dunia bisnis, mereka menguasai baik bisnis legal dan bahkan dunia hitam / underground circles.
Dan Demon King Bright Darius Walton bahkan bisa menghabisi orang yang tidak disukainya, hanya dengan sebuah kata.
Tatapan Bright beralih pada anaknya yang sedang tidur. “Apa yang terjadi pada kalian berdua saat terkunci di bar malam itu, membuat Xaverio terguncang lebih dari yang aku bayangkan. Saat ini, sepertinya orang yang bisa membuatnya tenang adalah kamu, Win, so until him recovers, I hope you can live with us temporarily for that period of time.” Suara berat Bright terdengar lirih.
Win membeku saat mendengar permintaan Bright. “Ha..?? Move here and…live together?”
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...