100z+4

1.1K 112 2
                                    

Melihat Win datang, Bright terlihat lega. “Kau sudah selesai?” Tanya Bright. 

“Well, aku hampir hafal semuanya.” Win mengangguk dan menggendong Little Rio ke tempat tidur, dan menidurkannya. 

Little Bun langsung menjulurkan tangannya untuk mengambil buku dongeng yang tadi ditolaknya, memberi isyarat agar Win membacanya. 

“Melanjutkan dari part dimana kita berhenti tadi malam?” tanya Win. 

Little Rio mencengkeram erat ujung selimut dan mengangguk manis. 

“Oke, hari ini mari membaca ‘Kelinci Putih Kecil Yang Sopan’....” Win berdehem dan mulai membacakan ceritanya, “Pada suatu hari musim panas, burung-burung berteriak di pohon: ‘Panas, panas!’ Seekor kelinci kecil yang cantik memakai dress cantik berbunga bersenandung riang sambil melompati jembatan. Dia sedang dalam perjalanan untuk memetik jamur…”

Sementara Win membaca ceritanya, Bright duduk di kursi di sebelahnya, memiringkan kepalanya dan mendengarkan dengan tenang suaranya yang lembut dan manis. Sekarang dia mengerti kenapa putranya bersikeras untuk mendengarkan cerita kekanak-kanakan seperti itu setiap malam sebelum tidur. 

Yang penting bukanlah ceritanya, tapi siapa yang membacanya. 

Setelah kurang dari lima menit mendengarkan, Little Rio menjadi mengantuk, dan Win menepuk lembut punggungnya. Very soon, anak kecil itu tertidur nyenyak. 

“Maaf merepotkanmu,” kata Bright, berterima kasih padanya.

“No problem,” jawab Win dengan ekspresi emosi campur aduk di wajahnya. “Bright, apa kamu tahu? Sebenarnya, dulu aku sangat membenci anak-anak!”

“Benci?”

Win mengangguk, tapi tidak mengatakan alasan sebenarnya. “Aku hanya berpikir bahwa anak-anak sangat mengganggu dan menyebalkan. Aku ingin bersembunyi setiap kali aku melihat mereka… Aku tidak pernah menyangka aku akan menyukai Little Bun sebanyak ini. Sulit bagiku untuk mengungkapkan, tapi aku selalu merasakan semacam hubungan khusus di antara kami. Ini mungkin destiny, seperti dalam cerita!”

Bright menatapnya dalam. “Tidak ada yang mustahil di dunia ini, hanya apa yang belum kamu alami.”

Win sedikit terkejut dan samar-samar menjawab, “Mungkin. Oh ya, ini sudah larut, aku mau mandi dulu. Boss, kau juga harus tidur lebih awal!”

“Alright.” Bright mengangguk dan tiba-tiba membungkuk ke arahnya. 

Win terkejut dan mundur tanpa sadar. Bright sangat dekat dengannya dan pipi mereka bahkan hampir bersentuhan, tapi dia hanya melewatinya, mencium Little Rio yang ada di belakangnya, dan dengan pelan berkata, “Goodnight.”

Later that night, ketika Win setengah tertidur, dia merasa seperti bermimpi. Dalam mimpinya, Bright duduk di tepi ranjangnya, mencium bibirnya, dan berkata, “Goodnight, I love you…”

Well, mimpi aneh lainnya… Tapi kenapa ini terasa seperti nyata meskipun ini hanya mimpi…

….

Sementara itu, di apartemen Royal Riveri. 

Sudah sangat larut, tapi lampu di apartemen Luke masih terang benderang, dan suasananya begitu menekan. Linda dan Cuppa duduk di sudut sofa, tidak berani bersuara. Situasinya sudah kacau begini, apakah Luke akan menyalahkan mereka lagi?

Siapa yang bakal mengira Metawin akan bergabung dengan Astro tepat setelah keluar dari GMM?

Akan mudah bagi mereka untuk menangani Win jika itu adalah perusahaan lain. Perusahaan tersebut tidak akan bisa mempromosikan artis yang sudah masuk daftar hitam GMM. 

Tapi ini Astro Enterprise! Di depan Astro, larangan GMM hanyalah selembar kertas tidak berharga. 

Linda ingin menghibur Luke, untuk mengatakan padanya bahwa Win sudah sangat terkenal, bahkan Astro tidak akan bisa berbuat apa-apa. Namun, dia benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan apapun. Lagipula, kali ini, bahkan Boss besar Bright Walton sudah keluar…

Mereka tidak hanya meremehkan Win, tapi mereka juga meremehkannya sampai tingkat yang konyol! Bagi mereka, konferensi pers yang akan digelar oleh Astro besok pagi seperti bom waktu. Apapun bisa terjadi. 

Konferensi pers GMM baru saja berakhir, tapi reaksi Astro sangat cepat sehingga tidak diragukan lagi itu telah direncanakan sebelumnya. 

Saat ini, bahkan pasukan buzzer mereka tidak dapat membalikkan opini publik. Yang ditunggu-tunggu orang dimana-mana adalah konferensi pers besok. Semua koresponden media kota mungkin akan hadir. 

Kesal, Luke mondar mandir di antara tumpukan benda yang hancur, tampak seperti binatang buas yang dikurung. “Tentang apa sebenarnya konferensi pers Astro besok? Kau tidak mendengar apapun?

Linda menggelengkan kepalanya. “Kami sudah mencoba berbagai cara, tapi masalah Win sepertinya hanya diketahui oleh beberapa anggota senior dalam tim manajemen Astro. Tidak ada yang mendengar tentang ini sampai mereka membaca postingan Ren. Jadi kita benar-benar tidak tahu apapun!”

“Bagaimana dengan Toey? Bukankah dia merepost postingan itu? Dia pasti manajernya! Dia pasti tahu sesuatu!”

Linda memperhatikan penampilan Luke yang terlihat sangat kacau, dan menghela nafas. “Sebelum ini, saat dia masih menjadi manajer Mishelle, kita juga sering saling memperebutkan peran maupun endorse dari beberapa brand, jadi bagaimana bisa kita mencari tahu tentang masalah ini darinya?”

Luke sangat marah. “Ini tidak berhasil, itu juga tidak! Apakah kita hanya bisa duduk dan menunggu sampai pagi?”

Linda sangat ingin menjawab bahwa hanya itu yang bisa mereka lakukan yaitu duduk dan menunggu, tapi dia tidak berani. Luke menenggak habis sisa anggur di meja, dan cahaya tajam melintas di matanya. “Anak udik sialan itu! So what jika dia bergabung dengan Astro? So what jika mereka mendukungnya? Apa dia pikir hidupnya akan tenang setelah bergabung dengan Astro?”

Cuppa buru-buru mengambil kesempatan untuk mendekat dan mengatakan sesuatu yang manis. “Yeah! Bro Luke, selama dia masih memiliki noda itu, dia tidak akan bisa mengangkat kepalanya di hadapanmu sepanjang sisa hidupnya! Selain itu, pasti ada semacam inside story sampai dia bisa bergabung dengan Astro, kita akan punya banyak peluang untuk menangkapnya saat dia melakukan kesalahan! Dengan orang sepertinya, cepat atau lambat Astro juga akan terkena dampaknya…”

………

Keesokan harinya, ruangan VIP Hotel Siam. 

Semua wartawan dan koresponden media sudah siap dan cemas menunggu atraksi utama yang akan ditampilkan. Industri hiburan sudah lama tidak memiliki berita sebesar ini. Mereka merasa nilai jual apapun hari ini akan menjadi sebuah headline. Selain para reporter yang berada di tempat kejadian, semua orang yang mengikuti masalah ini dengan penuh minat duduk di depan TV, laptop dan layar ponsel mereka, menunggu siaran langsung. 

Pada pukul sembilan, orang-orang dari Astro mengambil tempat duduk satu persatu. Di tengah duduk Win dengan Toey di sebelah kirinya dan Lawyer Tarine di sebelah kanannya. PR Astro, Keng Suppat, dan Ren juga hadir. 

Hanya dari susunan orang yang hadir saja sudah mengejutkan banyak wartawan. 

“God! My dog eyes! Manajer Win ternyata adalah Toey! ini secara tidak langsung mengkonfirmasi pensiunnya Mishelle itu nyata! Apa maksud Astro dengan mengatur Toey menjadi manajer Win? Apakah mereka ingin dia menjadi penerus Mishelle?”

“Kenapa pria di samping kanan Win terlihat familiar? Bukankah dia pengacara itu, Tarine Panut, yang menangani kasus ekonomi besar beberapa waktu lalu?”

“Keng Suppat juga muncul…”

“Memangnya kenapa jika itu Keng Suppat? GM Astro, Ren Damian, juga duduk di sana, oke!”

“God! this lineup! Luar biasa! A lifetime series!”

“Yeah! Konferensi pers artis mana yang pernah mendapatkan kehormatan seperti ini?”

…….

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang