Zee dengan cepat mulai menjelaskan pada mereka berdua, "Nanti, CEO dari Walton Grup akan datang kesini untuk mengamati syuting. Sutradara Champ pergi untuk menyambutnya. Aku rasa aku tidak perlu menjelaskan lebih lanjut betapa pentingnya syuting ini, bukan? Pastikan kalian berdua menampilkan performa terbaik kalian ya?"
Win tersentak, dan tertegun, "CEO Bright Walton? Asisten Zee, Anda yakin tidak salah? Maksudmu Ren Walton, kan?"
"No, aku tidak salah! Ren Walton juga disini! Cepatlah bersiap-siap!" Zee bergegas untuk memberitahu kru yang lain.
Win menoleh ke Jeff dan berkata, "Blondie, apakah aku salah dengar? Apakah asisten Zee baru saja mengatakan bahwa Bright datang ke sini?"
"No, kau mendengarnya dengan sempurna. Sama seperti aku!" kata Jeff, dan mulai terlihat gelisah. Damn it! Tidak heran firasatnya terus mengatakan ada yang tidak beres, ternyata ini yang telah menunggunya!
Zee dengan cepat membersihkan set dan membubarkan semua anggota kru, sebelum menyiapkan kursi, minuman dan payung.
Yang ditunggu akhirnya tiba. Memimpin rombongan adalah Bright yang karismatik dalam setelan jas, diikuti oleh Ren, yang matanya melihat sekeliling. Mereka dikelilingi oleh anggota inti dari tim penyutradaraan, dengan Feng Lim yang menjelaskan tentang kemajuan tim produksi.
Champ dengan antusias membawa mereka ke tempat menonton terbaik, "Mr. Walton, Senior VP, silahkan duduk! Anda berdua datang di hari yang tepat. Syuting hari ini akan sangat menyenangkan!"
"Really? Adegan yang mana hari ini?" Ren memasukkan anggur ke mulutnya, bertanya dengan penuh minat.
Champ mulai menjelaskan apa yang telah terjadi, dan kemudian, "..... setelah naskah diubah, sekarang kita hanya tersisa adegan ciuman ini, yang akan kita usahakan untuk mendapatkan efek terbaik..."
"Uhhh..." Ren mulai menyeka keringat di wajahnya. Apa? Kissing scene?!! Kami kesini tepat waktu untuk adegan ini. Very good! Itu pasti adegan yang menyebabkan hujan es! Keberuntungan macam apa ini???
Bright terlihat tanpa ekspresi sepanjang mendengarkan itu semua, namun saat dia duduk di sana, auranya terlihat arogan, tidak memedulikan orang lain.
Champ merasa sedikit canggung. Syukurlah, dia sudah mendengar tentang temperamen CEO ini sebelumnya dan tidak terlalu terpengaruh oleh aura Bright. Dia melanjutkan, "Skill akting Win dan Jeff sangat bagus, dengan chemistry yang hebat. Adegan mereka hampir selalu membuat takjub!"
Champ berpikir, tidak ada salahnya memuji arti dari perusahaan mereka sendiri, bukan?Bright dengan santai mengambil cangkir teh yang disajikan Ren untuknya, dan berkata dengan dingin dan jauh, "Begitukah?"
"Indeed! Saya tidak yakin apakah Anda sudah melihat rekaman di balik layar secara online, tapi bahkan dua adegan sulit yang kami rekam kemarin hanya dalam satu kali take..." Champ melanjutkan tapi seketika merasa dingin mulai menjalari punggungnya.
Ren berdeham saat itu, dalam upaya untuk menyela pembicaraan mereka, "Cukup, mari kita mulai."
"Okay, ayo mulai sekarang!" kata Champ, lega. "Lights, props, cameras...everyone, please get ready! Actors, please be in position!"
Para kru dengan gugup mempersiapkan diri, khawatir ada yang tidak beres. After all, bos besar ada di sini untuk memeriksa! Bright Walton adalah pria yang sibuk. Dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal sepele dari perusahaannya yang lebih kecil, apalagi secara pribadi mengamati apa yang sedang mereka lakukan. Kunjungan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan itu jelas merupakan kesempatan untuk dibanggakan!
Saat set sudah siap, kedua aktor utama keluar dari area istirahat.
Saat Win muncul dengan pakaian merah dan hitam... Champ tidak yakin apakah dia hanya membayangkannya, tapi sepertinya sikap Bright yang arogan dan jauh menghangat sedikit....
Win melihat ke arah Ren dan Bright dari jauh. Ren langsung memberinya kedipan licik dan menunjuk ke kameranya, menunjukkan bahwa kakaknya telah mengetahui segalanya.
Win perlahan mengalihkan pandangannya untuk melihat Bright, yang menatapnya dengan sikap agresif dan posesif, seperti pemangsa yang lapar akan mangsanya.
Clapperboard terdengar dan Win mengumpulkan segenap akal sehatnya kembali, dan langsung tenggelam masuk dalam perannya untuk adegan ini...
Tine dengan marah melarikan diri setelah bertengkar dengan Dokter Han. Saat malam tiba dan langit menjadi gelap, Dokter Han mulai mengkhawatirkan keberadaannya.
Sebenarnya, Tine sudah menemukan Han lebih awal. Dia hanya tidak ingin muncul, malah dengan nakal mengikuti di belakangnya. Mengamati kepeduliannya yang besar terhadap dirinya, sikap Tine yang biasanya keras mulai melunak.
Win secara akurat menggambarkan seseorang yang sedang jatuh cinta tapi malu untuk mengakuinya.
Akhirnya, Tine tidak tahan lagi membiarkan kekasihnya khawatir. Tepat saat Han hendak menangis, Tine menepuk pundaknya dari belakang, mengenakan topeng yang dia beli di pasar. Dengan nada senang, dia berkata ---
"My love, apakah kamu mencariku?"
Jeff sempat tertegun, lalu menampakkan wajah yang bersinar gembira, sebelum menarik Win dalam pelukannya, "Tine..."
Reaksi pertama Ren adalah berhenti menonton adegan itu, tapi melihat reaksi kakaknya. Dia terkejut dan dengan cepat menyenggol jari kakaknya sambil berkata, "Bro, bro, jangan terlalu keras. Cangkir ini terbuat dari kaca bukan baja. Ingat, ini hanya akting..."
Sebelum Ren sempat menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara retakan keras... cangkir tehnya pecah...
Ren mendongak dan hanya melihat Win perlahan melepas topeng dari wajahnya, memperlihatkan matanya yang dipenuhi dengan cinta, menatap Jeff. Kemudian, dia mencondongkan tubuh ke depan, perlahan mendekati bibir Jeff...
"Oh no...kali ini tidak ada persiapan sama sekali!" Ren tidak berani melihat dan menutup matanya, namun tidak bisa menahan diri untuk mengintip melalui celah di antara jari-jarinya.
One second passed...
Two seconds...
Three seconds...
Four seconds....
Wait, apa yang terjadi?!
Lima detik kemudian, Win yang belum melakukan ciuman tiba-tiba membenamkan wajahnya di tangannya dan meminta maaf, "Maaf, aku belum siap, ayo lakukan lagi!"
Win ternyata bisa juga melakukan bad take!
Semua anggota kru, termasuk sutradara dan produser terkejut! Namun, mereka dapat memahami alasan kesalah tersebut -- kehadiran CEO di sini merupakan gangguan yang sangat besar!
Mereka saja, yang hanya berada di pinggir lapangan tapi sudah merasakan tekanan yang luar biasa, apalagi Win."Jangan khawatir, ayo bersiap dan lakukan lagi!" hibur Champ.
Merry buru-buru memberikan sebotol air mineral pada Win. "Bro Win, you can do it!" Win meneguk habis seluruh isinya sekaligus.
Jeff yang berada di samping menatapnya, "Siapa yang menyangka kau juga akan demam panggung!"
Dengan wajah pucat, Win menjawab, "Sebaiknya kau kurangi ucapan sarkasmu! Kau tahu sendiri betapa menakutkannya pamanmu. Bayangkan jika kamu adalah orang yang ditatap - we'll see apakah kamu masih bisa tampil normal!"
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...