67

1.3K 128 2
                                    

Rama Residence.

“I’m back, darling!” Saat dia berada di rumah, semua rasa lelahnya langsung hilang. 

Mendengar suara Win, Xaverio langsung bergegas untuk menemuinya, dengan membawa segelas juice dingin di tangannya. 

“Darling, kau sangat manis! Love you!” Win mengambil gelas dari tangan kecil Xaverio dan menghabiskannya sekaligus. Lalu dengan riang berkata, “Kemarilah, Uncle akan mengganti pakaianmu dengan pakaian yang lucu, kita akan keluar makan hotpot nanti!”

Little Rio, yang biasanya akan berlari ke loteng dan mengunci diri di sana setiap kali mendengar kata ‘pergi keluar’, dengan patuh membiarkan Win menggandeng tangannya menuju ke atas. 

Di kamar tidur, dia mengizinkan Win mendandaninya, mencoba helai demi helai baju yang cocok untuknya. 

“Yang ini terlalu polos, yang ini terlalu membosankan, yang ini terlalu imajinatif…. my god! Siapa yang membelikan baju ini untukmu? Selera macam apa ini? Tidak perlu bertanya, sudah pasti daddy-mu! Did he forget you’re only five, not thirty-five?”

Sambil terus mengomel dan mengejek Bright, Win mengobrak-abrik lemari Little Rio. Dan akhirnya di bagian bawah lemari, dia menemukan pakaian yang memuaskan. “Wow! This one is cute!”

Sebuah hoodie lengan pendek dengan tudung yang memiliki dua telinga kelinci panjang yang menjuntai, dengan overall lucu yang serasi yang punya kantong besar di depan seperti Doraemon. 

“Melihat style ini, pasti Uncle Ren-mu yang membelinya! Setidaknya ia bisa diandalkan dalam hal ini, anak kecil harus mengenakan pakaian yang lucu-lucu dan cerah!”

Puas, win mengangguk, lalu bertanya, “Bagaimana, sayang? Apakah kamu suka yang ini? Jika tidak, Uncle Win bisa mencarikan yang lain untukmu!”

Win tidak lupa untuk meminta pendapat Xaverio meskipun anak itu selalu setuju dengannya. 

Benar saja, Little Rio mengangguk tanpa ragu. 

Jadi dengan senang hati Win membantu Xaverio mengenakan pakaiannya. 

Setelah membantu Little Rio berpakaian, Win menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Secara kebetulan, dia punya outfit yang mirip dengan Xaverio. Dia kemudian mengeluarkannya untuk dipakai, dipasangkan dengan overall denim. 

Saat dia keluar dari kamarnya, mata Xaverio berbinar senang saat melihatnya. Menatap Win, lalu menatap dirinya. Wajahnya sangat gembira dan puas, bahkan tangannya terulur untuk menyentuh telinga kelinci pada hoodie yang Win kenakan. Jelas dia sangat bahagia memakai baju yang sama seperti Uncle Win. 

Saat keduanya sudah siap, suara mesin mobil terdengar. Bright sudah kembali. 

Suhu di luar mencapai 30°C, tapi seolah-olah Bright baru saja kembali dari tanah gletser dan bersalju saat dia berjalan masuk ke ruang keluarga dengan kaki panjang yang ramping dan sikap yang angkuh. 

Ketika matanya tertuju pada Win dan Little Rio di sofa dalam balutan pakaian yang sama, seolah-olah mereka mengenakan matching outfits buat parents and child, tubuhnya seperti salju yang mencair, dimulai dengan matanya yang dingin….

Pakaian Little Rio secara alami sudah lucu. As for Win, the cute rabbit ears and overalls made him look even younger, apalagi dengan dua gigi depannya yang menyembul saat dia tersenyum, membuatnya terlihat sangat manis dan menggemaskan. Bright sampai menahan nafasnya saat melihat senyum manis Win. Duduk berdampingan di sofa bersama putranya, mereka berdua terlihat seperti kakak beradik. 

Melihat Bright sudah kembali, Win langsung menarik tangan kecil Xaverio dengan lembut untuk berdiri dari sofa. “We’re both ready, can we go?”

Bright mengangguk, menatap pemuda itu selama beberapa detik sebelum membuang muka. “Let’s go.”

Di dalam mobil Win bertanya dengan bersemangat, “Hei, Bright, tidakkah menurutmu pakaian Little Rio itu lucu? Aku harus mencari lama sebelum aku menemukannya.”

“Cute.” Bright menjawab, tapi yang ditatapnya adalah Win lewat spion.

Win puas. “Told you so! Mulai sekarang, kamu harus membeli lebih banyak pakaian yang imut seperti ini untuk Little Rio!”

“Mmmm.” jawabnya, kemudian mengeluarkan sebuah black card dan memberikannya pada Win. 

“What… what is this?” Win berkedip, tidak dapat mencerna bahwa sekarang dia sedang melihat the legendary Infinite Black Card cc, yang hanya pernah dia lihat online. 

Bright: “Buy.”

Win: “Uh…”

Bukan ini yang dia maksud, okay? tanpa mengatakan apa-apa, you just crush me with money? 

Whatever, since I already have it, aku akan membeli banyak baju yang lebih bagus dan lucu buat Little Rio nanti!

……….

At their destination. 

Bright keluar dari mobil lebih dulu, tanpa menunggu sopir membukakan pintu, dan seperti seorang gentleman, membukakan pintu untuk Win dan Xaverio. Dia menatap Win dan bertanya, “Are you fine with it?”

Setelah menghabiskan banyak waktu bersama Bright, Win perlahan-lahan mulai terbiasa dengan cara bicara Bright yang singkat, dan mengerti maksudnya bertanya apakah Win tidak masalah jika terlihat di depan umum. 

Win menggaruk kepalanya. “Seharusnya baik-baik saja! Tidak banyak orang mengenal aku sekarang, and anyway, aku juga berpakaian seperti ini!”

Win lalu mengeluarkan sepasang kacamata bulat gold tanpa lensa di dalamnya. “It should be okay with this!”

“Ok.” Bright mengangguk. 

Mereka bertiga lalu berjalan masuk ke dalam restoran. Dugaan Win benar, truly, tidak ada yang mengenalinya. 

Namun, dia melupakan Bright dan Xaverio. 

Pasangan ayah dan anak itu terlalu menarik perhatian, terutama saat mereka bersama, mereka menarik perhatian banyak orang. 

In fact, Win was also very eye-catching today, karena dia mengenakan matching parent and child clothes bersama Little Rio. 

“Ah! Look at that father and son, too good-looking! Yang dewasa sangat tampan dan anaknya sangat menggemaskan!”

“The brother beside them is also very handsome and beautiful! Seluruh keluarga sangat menarik! Is dad taking the siblings out?”

Mendengar bisik-bisik beberapa orang yang ada di dalam restoran, wajah Bright menggelap. 

Untungnya saat itu, pria di samping wanita yang mengatakan kalimat itu berkata, “What dad and his kids? It’s a family of three, okay? That guy is obviously the man’s husband and the little boy is their child!”

“No way! Dia terlihat masih sangat muda!”

“What do you know, it’s a married couple dengan pria yang lebih tua dan pasangan yang muda. Cara pria itu menatap pemuda itu sangat berbeda, oke? Obviously it’s the expression of a man looking at his world, his lover!”

……………

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang