Win menelan ludah bertanya sambil badannya gemetar, “Apakah karena saya menyelamatkan anak Anda dan Anda memutuskan untuk membayar saya dengan tubuh Anda?”
Bright menelengkan kepalanya sedikit berpikir sebelum mengangguk. “You could say that.”
Win berpikir dia sedang bermimpi, menatap wajah si patung es muka tanpa ekspresi. Tangannya menahan dahinya lemah, “Doctor…where’s the doctor? Aku pikir kepalaku terbentur saat jatuh, my brain is not working properly. Aku berhalusinasi…”
Disampingnya, Ren berkata dengan polos, “I didn’t hit my head, did my brain break down too?”
Win tidak percaya apa yang terjadi saat ini. Dia menyelamatkan Little Rio, dan ayahnya ingin membalas budinya dengan tubuhnya? Semesta seolah bercanda dengan hidupnya!
Jika ini orang lain, that would have been fine. Jika orang ini sedikit tampan, mungkin bisa dikatakan a lucky romantic encounter.
Tapi orang ini adalah Bright Walton. Bright Darius Walton!!
Dalam hal penampilan, Win tidaklah buruk, bisa dibilang lumayan. Tapi Bright adalah seseorang yang sangat tampan dan sangat menarik. Dengan rahang tegas, mata bulat yang indah. Hidungnya mancung, bibirnya yang seksi…Oh God….He was gorgeous. Jangan lupakan status sosialnya yang tinggi.
Jika Bright hanya tertarik dengan penampilannya dan hanya ingin bersenang-senang dengannya, itu mungkin bisa dimengerti. Tapi perkataannya tadi, “Marry me.” Itu terdengar menakutkan untuk Win.
Most importantly…..
“Tapi bukankah Anda impoten?” Win keceplosan.
“Buahahahahaha…” Ren tertawa terbahak-bahak bahkan sampai terjatuh ke lantai.
Wajah Bright merah padam, tiba-tiba atmosfer dalam ruangan terasa gelap dan dingin. Tawa Ren terhenti setelah cukup lama dia tertawa. “Jika Kak Bright impoten, lalu darimana Little Sun datang?”
“Hmmmm, surrogate pregnancy and artificial insemination?”
“Jika dia impoten, why would he offer you his body?”
“To cover up his condition?”
“Hahahahha…bro, I really can’t help you anymore…”
“I also heard…heard that the two of you are together…” Win bergantian memandangi keduanya.
“Cough cough cough…” Ren tersedak. “Bullshit, those tastes are too heavy for me! Ya, walaupun Tuan Muda ini very handsome, I could be both lady-killer and a man-killer…” Ren menepuk dadanya pelan.
Bright perlahan berdiri dari kursinya, dan kaki panjangnya melangkah menuju Win. “Ren, bawa Xaverio keluar.”
“Uhmm, brother, what are you going to do?”
Bright merapikan lengan bajunya. “To prove my sexual ability to Win.”
Melihat wajah Bright menggelap, dengan tatapan yang seolah akan menelannya, Win sungguh takut, dia jatuh dari ranjang. Win bersembunyi di belakang Xaverio dan hampir bersembunyi di kolong ranjang.
“Mister Bright, it has nothing to do with me, orang-orang yang mengatakannya, aku hanya mengulanginya! Also, you don’t have to thank me, but if you really, really want me to request something from you, maka permintaanku adalah, don’t ask me for request again… Ah I’m sorry, aku punya audisi penting hari ini, jadi aku harus pergi! If fate shall have it, let us meet again then—!”
Win cepat-cepat menyelesaikan kalimatnya dan bersiap untuk pergi.
Tapi, baru beberapa langkah, suara dingin Bright terdengar dari belakang Win, “Apakah aku membolehkanmu untuk pergi dari sini?”
Win ketakutan, lututnya mulai gemetar. Goshh!! My life is over!
Beberapa detik kemudian, dibawah tatapan aku-siap-mati Win, Bright menyodorkan kertas kosong dan pulpen padanya. “Could I trouble you to write a note for Xaverio, supaya dia tidak khawatir saat ia bangun nanti?”
That…that’s it? Win bertanya dalam hati.
“Oke….of course, no problem at all!! I can even write ten thousand words and that wouldn’t be a problem!” Win menarik nafas lega, mengambil pena dan mulai menulis.
Setelah selesai, Win mengembalikan kertasnya dan cepat-cepat kabur dari tempat itu. Bright memandang punggung Win saat dia pergi, dengan tatapan seperti pemangsa yang sudah mendapatkan mangsanya.
Setelah kepergian Win, Ren mendatangi Bright sambil melompat-lompat ringan. “Kak, am I dreaming? Kakak menyukai Win? Setelah sekian lama, bahkan sepotong besi tumpul sepertimu bisa diasah menjadi jarum. Kakak tidak pernah menunjukkan ketertarikan entah itu pada lawan jenis ataupun sesama jenis. Bahkan aku adikmu sendiri sempat berpikir apakah mungkin Kakak benar-benar impoten?”
Saat kata-kata impoten terdengar, Bright cut Ren off. “Shut up!”
“Ehmnn,” Ren tersedak.
Ren suka bergosip, dan saat ini perutnya seolah-olah penuh dengan bahan gosip. Tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya kebenaran pada sang kakak, benar-benar membuatnya gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...