29

1.4K 145 0
                                    

Refleks para wartawan melihat ke mana arah pandang P’Champ, dan mereka semua ternganga seperti orang bodoh. 

Win mengenakan setelan berwarna merah. Potongan baju tipis itu dengan sempurna menekankan garis pinggangnya yang ramping, dan garis lehernya memperlihatkan tulang selangkanya yang indah. Warnanya bahkan kelihatan mencolok. Walaupun desain sangat indah, itu akan terlihat norak ataupun menakutkan bagi kebanyakan orang. 

Tapi pada Win, baju itu kelihatan sangat cocok as if it had been made just for him, itu membuatnya kelihatan cantik dan semua orang terpesona padanya. 

Awalnya Win merasa dia tidak akan cocok memakai itu saat Leon memilih baju tersebut, dan dia baru yakin saat memakainya. 

Seperti yang diharapkan dari sang Tangan Dewa dari Astro, matanya terlalu tajam. Hanya sekali melihat Win dan dia sudah tahu mengenal Win lebih dari dia mengenal dirinya sendiri. 

Walaupun ini pertama kalinya Win menghadiri acara semacam ini, bagaimanapun juga dia adalah seorang aktor. Dia sudah pernah memerankan berbagai macam peran, termasuk selebriti, jadi berjalan di red carpet tidaklah sulit sama sekali. 

Setiap langkah, setiap senyum, dan setiap gerak geriknya sangat tepat. Dia menemukan angles kamera yang baik, dan memberikan ekspresi yang sempurna. 

Para reporter membeku lebih lama daripada P’Champ sebelum mereka sadar kembali. 

Ini…apakah ini artis yang memerankan Tine, Metawin?

A no-name rookie with no experience worth mentioning?

This…. isn’t he too beautiful?!

Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikannya, he was simply stunning!!

Baru saja tadi, mereka mencoba menekan P’Champ untuk mendeklarasikan siapa yang lebih menarik antara Kao dan Win. No wonder P’Champ’s expression had not seem right, mereka sekarang menyadari betapa konyolnya pertanyaan mereka. 

Dihadapan kecantikan tak tertandingi Win, bahkan seorang selebriti yang menarik seperti Kao hanyalah wajah dalam keramaian. 

Win berpose di depan kamera di tengah karpet merah, sebelum berbalik untuk mengambil pulpen dari nampan untuk membubuhkan tanda tangannya di dinding. 

Saat dia berbalik, terdengar banyak suara nafas yang tercekat dan suara kamera yang di klik berkali-kali. 

Baju yang dipakainya di desain tanpa menutupi punggung, ketika Leon memilihnya, aspek tersebut telah menjadi faktor penting dalam keputusannya. 

Bilah bahu Win sangat sempurna, orang bisa mengatakan bahwa punggungnya adalah bagian paling sexy dari tubuhnya, dan itu akan sangat sia-sia jika menutupinya. 

Banyak dari artis-artis yang berjalan di karpet merah cenderung mempertontonkan bagian dada untuk menarik perhatian, tapi Win memilih jalur yang berbeda, membuat levelnya jauh diatas yang lain. 

Setelah menghabiskan rol film yang tak terhitung jumlahnya, tibalah waktunya untuk wawancara. 

Para wartawan awalnya telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan seperti: “Do you think your looks are good enough for the role of Tine?”, “Siapa yang menurutmu lebih menarik, kamu atau Kao?” “Rumor yang beredar kau mendapatkan peran ini lewat ‘unofficial channels’, apa alasan untuk itu?”....

Sekarang mereka tidak bisa menanyakan satu pun dari pertanyaan-pertanyaan itu. 

Siapapun yang tidak buta bisa mengatakan nothing had happened di belakang layar — wajahnya saja sudah cukup meyakinkan. 

Win is the most suitable person for the role of Tine.

Para reporter mulai bertanya. 

“Nong Win, if I may ask, baju yang kamu pakai adalah desain dari Biyan, apakah itu custom made?”

Win membeku. Ini desain Biyan? Dia dengan santai mengenakan baju yang bernilai jutaan?

Demon King Bright, can you not be so devious!

Tapi apa yang lebih menakutkan was still come, ketika reporter yang sama bertanya lagi. “Nong Win, apakah yang mengatur outfit ini Leon, si Tangan Dewa?”

Kau bahkan bisa melihatnya?

Kau benar-benar memiliki mata yang tajam. 

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang