2.13

1K 99 5
                                    

Rahang Ren ternganga karena takjub. "Kak, ada beberapa hal yang tidak boleh diucapkan, tapi aku harus... kakak ipar sangat keren, he is so fucking cool, ahhh! Aku benar-benar jatuh cinta... jatuh cinta padanya!"

Bright sedang tidak ingin berurusan dengan Ren yang terlalu bersemangat. Dia mengerutkan dahinya dengan lelah, dan ada jejak kelegaan di wajahnya seolah baru saja selamat dari bencana.

Ren menatap kakaknya dengan kagum. "Kak, Kakak luar biasa. Jika Kakak tidak menahan diri, kita akan melewatkan pertunjukan yang sangat bagus!"

Setelah mengatakan itu, Ren terlihat sedang memikirkan sesuatu, dan berkata dengan sangat gembira, "Talking about this, tiba-tiba aku teringat sesuatu; aku baru bisa mendapatkan daftar orang-orang yang pernah dikencani Nong Win saat itu. Dan mereka semua adalah sampah, tanpa terkecuali. Terlebih lagi, pada akhirnya, Win_lah yang mencampakkan mereka semua. Jika Kakak memasukkan Jeff dalam daftar, dan fakta bahwa anak itu selalu mencoba menghindari pembicaraan tentang waktu mereka berkencan....
"Aku bertanya-tanya apakah alasan Nong Win berkencan dengan pria-pria sampah itu mirip dengan apa yang dilakukannya malam ini. Jebak mereka, lalu laksanakan hukuman surga, Lindungi Cinta dan Keadilan..."

Ren terdengar seperti baru saja menemukan sesuatu yang besar, tapi raut wajah Bright menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak tergugah.
Dia tidak pernah percaya bahwa Win adalah tipe orang seperti itu.  Dan bahkan jika memang begitu, itu sama sekali tidak masalah untuknya.

Win bersenandung sambil mengendarai sepeda motornya. Dia merasa segar, sangat segar, setelah memukuli bajingan itu. Seperti yang diharapkannya, menyiksa para bajingan sampah adalah cara terbaik untuk menghilangkan stress!
Win melirik waktu di arlojinya. Saat itu sudah pukul empat pagi, masih terlalu dini, dia harus menunggu setidaknya sampai pukul enam sebelum pulang.
Dengan begitu, dia akan secara tidak sengaja berpapasan dengan Bright di ruang tengah.....

And so, Win berbelok dan menuju ke barat. Setengah jam kemudian, di tiba di dekat sungai kecil. Setelah memarkirkan motornya, dia duduk di atas rumput yang lembut.
Sangat menyenangkan, angin sejuk yang bertiup sepoi-sepoi, menyadarkannya perlahan.

Dan ada poin bagusnya tentang lokasi ini, yang mana... terdapat banyak sekali nyamuk...
Win lalu berbaring dan bergumam pada dirinya sendiri, "Nyamuk. nyamuk, nyamuk...saatnya makan, ayo gigit aku...."
.....

Di lokasi ini sangat luas dan kosong; tidak ada tempat untuk menyembunyikan mobil, jadi mereka harus parkir sedikit jauh. Untunglah, Ren membawa drone kecil seukuran lalat bersamanya, dan karena itu infrared, itu bisa merekam saat malam hari. Dan itu sedang terbang di atas kepala win sekarang.

"Hahaha, Kakak, aku sudah bilang itu pasti berguna!" Ren sangat bangga dengan dirinya sampai-sampai ekornya mencuat ke langit.

Di monitor, Win sedang berbaring di rerumputan di bawah langit yang gelap, bergumam sendiri "nyamuk datanglah gigit aku" berulang kali.

"Apakah kakak ipar sedang mabuk? Datang ke sini sendirian untuk memberi makan para nyamuk?" Ren speechless.

Bright tidak berkata apapun, dan tidak menganggap itu sesuatu yang aneh sama sekali, seluruh perhatiannya berada pada Win di layar...
Win mulai santai saat alkohol mulai bekerja. Dia menutup matanya, merasa pusing. Dalam kebingungannya, dia seperti mendengar langkah kaki mendekatinya dari belakang, dan dengungan nyamuk di telinganya berangsur-angsur menghilang. Tubuhnya, sedikit kedinginan karena udara malam, diselimuti kehangatan....
Begitu aroma familiar itu menyelimutinya, kesadaran terakhir yang dia pegang menghilang seperti asap.

Karena tadi Win sendirian, dia tidak berani untuk minum terlalu banyak. Dia sendiri tidak tahu kapan itu terjadi, tetapi secara tak terduga ketika dia ingin minum banyak, dia akan merasa aman jika Bright sedang bersamanya.

Bright mengusir nyamuk-nyamuk itu pergi, dan menyelimuti Win dengan jaketnya. Lalu Bright meletakkan tangannya di bawah kepala Win sebagai bantal, agar rerumputan tidak menggores kulitnya.

Win menempel pada jaket Bright, tertidur lelap. Bahkan melalui makeup tebal yang dipakainya, Bright bisa melihat kepolosan seperti anak kecil di wajah Win, dan membuat Bright ingin lebih menyayanginya, memanjakannya, dan membuatnya bahagia...

Ketika Win terbangun, cakrawala sudah seputih perut ikan. Dia mengecek jam dan melihat bahwa waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Dia hanya bermaksud untuk mengistirahatkan matanya sebentar, tapi malah kebablasan?
Win lalu merapikan bajunya kembali dan melihat keadaan dirinya, dia menyadari bahwa dia tidak mendapatkan banyak  gigitan nyamuk. Tapi sudah cukup bagus untuk digunakan, ucapnya.

Win kira, karena dia tertidur cukup lama, akan ada banyak bekas gigitan nyamuk-nyamuk itu. Tapi, pikirnya lagi, jika itu kasusnya, maka akan kelihatan palsu.
Yang lebih aneh lagi, meskipun dia tertidur di tepi sungai, dan udara malam sudah pasti dingin, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya tidak terasa kedinginan sedikit pun.

Ahh, mungkinkah karena alkohol yang dikomsumsinya? Sudahlah, lupakan saja, gumamnya sambil mengelengkan kepalanya.

Setengah jam kemudian, dia kembali ke kediaman Bright. Di ruang tengah, Bright seperti biasanya membaca koran dengan segelas kopi di meja di depannya.

So far, so good.

"Bright, morning!" sapa Win begitu memasuki rumah.

"Hmm, morning, you're back." Bright mengangkat kepalanya dari kegiatannya membaca koran.

Win diam-diam mengamati ekspresi wajah Bright, dan menyadari  sangat sulit mencari-cari sekelebat emosi di wajah datarnya. Itu karena sebagian besar waktu Bright, wajahnya selalu tanpa ekspresi dan kali ini pun tidak berbeda.

Tapi Win tidak menyerah, dan langsung duduk di sofa berhadapan dengan Bright dan dengan sengaja menyentuh lehernya.
Tidak mungkin kan Bright tidak akan melihat dari jarak dekat seperti ini?

Seperti yang diharapkan Win, mata Bright berkeliaran di lehernya dan titik-titik merah yang ada di kulit putih mulus milik Win. Lalu dahinya berkerut dan raut wajahnya berubah. Win berpura-pura tidak menyadarinya, dan menguap. "Uhh capeknya, aku juga masih mengantuk!"

"Kenapa banyak sekali bekas gigitan nyamuk di lehermu dan badanmu?" kata Bright.

"Pu...uhuk..uhuk..." Win hampir tersedak air liurnya sendiri.

Are you kidding me?

Aku berdandan seperti ini dan pergi ke nightclub, dan baru  kembali saat pagi hari. Sebagai pria normal berdarah-merah, melihat titik-titik merah mencurigakan di lehernya ini... bukankah seharusnya kau langsung berasumsi bahwa itu adalah cupang?

.......................


























DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang