Mely mulai mempelajari permatanya dengan hati-hati. Saking banyaknya, dia menghabiskan waktu yang lama untuk itu.
waktu berlalu. Semua orang memandang Mely dan menunggu, termasuk Win yang lagi bingung.Win ingin mengatakan pada mereka kebenarannya, tapi sudah terlalu terlambat. Mely sudah mulai mempelajari kristal-kristalnya. Jika dia bicara sekarang, mereka pasti akan salah paham dengannya, jadi dia memilih untuk menutup mulutnya...
Setelah beberapa lama, Mely menghela nafas dalam. kemudian dia memandang semua orang dan berkata, "Maaf, guys, ada begitu banyak permata di sini dan aku tidak bisa memverifikasi semua satu persatu, tapi semua yang sudah aku cek asli!"
Ekspresi Win berubah, semua orang yang disitu juga tercengang.
"Mustahil..."
"Bagaimana bisa!"
"Tapi Mely tidak mungkin salah..."
Karena Faye menhharapkan Win membodohi dirinya sendiri, dia merasa dipermalukan, "Mely! Kamu salah! Bagaimana mungkin itu asli! Mereka terlihat seperti kaca!"
Yang lain juga tidak percaya, dan menimpali, "Mely, periksa lagi dengan benar! Permata itu terlihat murah!"
"Yeah, periksa kembali!"
"Kami tahu kau profesional, tetapi ini tidak mungkin."
Menghadapi keraguan semua orang, Mely berkedip dengan polos dan meyakinkan semua orang, "Aku mungkin salah jika itu hanya satu, tapi di blazer itu ada banyak sekali, oke? semuanya adalah permata asli!"
Namun, seragu apapun mereka, mereka tetap harus mempercayai Mely.
Tidak ada yang bersuara, terutama mereka yang mengejek Win karena memakai barang murahan. Mereka menyembunyikan diri mereka di sudut dan tetap diam.
Meskipun blazer itu adalah miliknya sendiri, Win adalah orang yang paling terkejut di antara mereka semua.
Semua. Permata. Itu. Asli?
Apa yang terjadi dengan, "Itu tidak terlalu berharga, itu hanya hadiah dari teman"?
Bright berbohong padanya! Dan dia menelan semua mentah-mentah perkataan Bright dan mempercayainya!
Pam menatap Faye, menertawakannya dengan nada sinis, "Hehe, aku ingat seseorang berkata jika blazer itu asli, dia akan merangkak keluar dari sini?"
Faye sangat frustasi, "Memangnya kenapa kalau itu asli? Itu pasti sesuatu yang disewa oleh agensinya, itu bahkan bukan miliknya, apa hebatnya itu?"
Beberapa dari mereka mulai bergumam, "Tapi itu fakta bahwa Win memiliki selera pakaian yang buruk dan mengenakan pakaian usang!"
"Benar! Kami hanya mencoba membantu!"
Faye mengikuti arus dan mendorong semua pakaian ke dalam pelukan Win, "Metawin, kau harus menyimpan ini! Bahkan jika blazer itu sangat bagus, itu tidak lebih dari sekedar hiasan, kamu bahkan tidak tahu jika kamuakan pernah memiliki kesempatan untuk memakainya!"
Blazer semacam itu biasanya hanya dikenakan pada acara-acara khusus seperti award ceremony dan untuk acara-acara penting lainnya, jadi jelas bahwa Faye sengaja mengutuknya untuk tidak pernah menjadi populer.
Luke menambahkan, "Metawin, tolong simpan pakaian ini, ambillah sebagai tanda permintaan maaf atas kesalahpahaman yang disebabkan oleh asistenku terakhir kali."
"Metawin, terima saja, Luke sudah berbaik hati padamu!"
"Kamu tidak akan mengira itu murah, kan? Coba lihat dulu, semua pakaian itu mahal, dan jauh lebih baik daripada pakaian lamamu!"
"Di mana lagi kamu bisa menemukan penawaran yang begitu bagus? Terima saja, Win!"
....Win berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak berdebat dengan orang bodoh. Marah pada sekelompok orang idiot hanya akan membuat dirinya tidak bahagia, jadi dia tetap tenang dan hanya menonton saat semua orang membodohi dirinya sendiri.
Luke dan gengnya bingung dengan reaksi Win, bertanya-tanya apakah mereka mengatakan sesuatu yang salah.
Tiba-tiba, seorang gadis di dekat meja rias berteriak. "Ah!"
Apa lagi sekarang? Win menoleh.
"Metawin, perabotan di rumahmu bergerak sendiri! Aku takut!"
Gadis itu terkejut melihat dekorasi lilin menyala. Yang terjadi adalah mekanismenya telah dipicu dan terdengar derit logam.
Rasa penasaran semua orang dengan cepat berubah takjub. Dinding mulai terbuka dan cahaya putih sekilas masuk, persis seperti adegan slow motion di film.
Ruangan itu jadi begitu sunyi saat sudah terbuka, hanya terdengar suara AC. Todak ada yang mengatakan apapun...
Semua orang hanya bisa melongo menatap ke balik dinding...Menatap walk-in closets yang sangat spektakuler dan besar...
Ruangan itu memiliki lampu kristal indah yang tergantung di langit-langit dan dipenuhi oleh berbagai macam pakaian dengan model dan warna yang beragam, sepatu, tas, jam tangan, membutakan semua orang.
Faye terlalu kaget dan menjatuhkan pakaian yang akan diserahkannya paada Win, rahangnya menganga lebar, tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengatakan apapun.
Kebanyakan dari mereka memiliki reaksi yang sama.
"Apakah aku bermimpi? Metawin, rumahmu punya ruang rahasia!"
"Wow! Mataku hampir buta dengan kemewahannya!"
"Metawin, seharusnya kau membiarkan kami mengunjungi walk-in closetsmu!"
.....Win terdiam.
Setidaknya, dia seharusnya tahu tentang keberadaan ruang rahasia ini, bukan?
Akhirnya, dia tahu kemana perginya semua pakaian dan barang lainnya itu...Jika bukan karena insiden hari ini, dia mungkin tidak akan pernah tahu tentang keberadaan ruang rahasia itu.
Win membenamkan wajah di tangannya, tidak tahu apa yang harus dikatakannya tentang Bright.
Bagaimana dia melakukan itu? Dengan pendidikannya yang tinggi, karismatik dan percaya diri, mengatakan semua hal aneh dan berbohong padanya?
Saat semua orang mengecek semua pakaian di dalam ruangan itu, mereka menemukan semua pakaiannya yang berada dalam walk-in closet berasal dari designer yang sama, Gabriel Elvis.
Beberapa di antaranya melihat labelnya, dan semuanya dengan inisial "GE".Ini bukan tentang uang lagi. GE designer menghilang tidak lama setelah debutnya, jadi bagian yang tersisa dari desainer sangat terbatas, dan orang tidak akan mendapatkannya dengan mudah bahkan dengan uang.
Dan sekarang, seluruh ruangan ini penuh dengan kejutan?
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...