"Uhuk..uhuk, sangat sulit untuk tidak menyalahkannya. Saat Win di luar negeri, para mantannya hanya sebatas teman kencan biasa. After he was done with them, he threw them away. Win sangat keren, tapi si Joss ini sepertinya menjadi satu-satunya pria yang dicintainya."
Akan lebih baik jika Ren menahan lidahnya dan tidak mengatakan itu. Karena setelah mendengar penjelasan Ren, ekspresi Bright menjadi lebih buruk.
Ren terdiam, tapi menggumam dalam hatinya. Kalian berdua bahkan belum punya hubungan apapun, apa hakmu untuk terlihat seperti ingin membunuh semua mantannya?
"Kak, even if you plan to wait for him to fall for you, you should bring him to Astro first - akan menyulitkan kalau dia masih di bawah GMM, our competitor! Lagipula he's miserable bekerja di sana dengan Luke," Ren menggerutu.
Bright melirik pria muda yang sedang memeluk Xaverio. "It's not the right time yet," lirih Bright.
Setelah kesulitan membawa Win kembali ke rumah, masalah lain muncul setelah mereka keluar dari mobil.
Ketika Win melihat mobil sport putih-perak itu, dia berhenti dengan binar di matanya, lalu melemparkan dirinya ke sana seolah-olah dia lebih baik mati daripada meninggalkan mobil itu, ekspresinya seperti seorang remaja yang sedang kasmaran. "Oh! Little White! My darling!"
Ekspresi Bright berubah-ubah karena banyak emosi yang berkelebat di wajahnya.
He had suffered so much, masuk ke toilet wanita untuk menjemputnya, dan Win bahkan tidak memperlakukannya dengan baik. He even called him a big demon king, dan sekarang dia memeluk mobilnya dan memanggilnya darling?
Ren tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar. "Hahaha...Kak, you can't possibly be jealous of a car! Siapa suruh Kakak memakai mobil ini! Ketika Win tinggal di luar negeri, level mengemudinya setingkat dengan pembalap mobil profesional, dan dia sangat menyukai mobil sport. Tentu saja Win tidak akan kebal melawan daya pikat dari the world's top sports car! Ren berkata dari samping Bright, senang melihat kemalangan kakaknya.
Tapi, kemudian dia menyadari bahwa ada seseorang yang juga cemburu lebih dari kakaknya.
Xaverio.....
Mendengar nama panggilannya yang biasa dari Win 'darling' untuk sebuah mobil, anak itu sudah hampir menangis.
Sedangkan orang yang bertanggung jawab untuk semua ini, Win, tangannya sedang sibuk mengelus mobil dengan wajah yang sumringah. "Darling, you're so handsome....really too dreamy!!! Aku benar-benar ingin menikahimu!"
Bright mengepalkan tangannya, gatal ingin menghajar sesuatu.
Ketika dia melamarnya, Win bersikap seperti telah bertemu dengan seekor binatang buas, dan sekarang dia melamar sebuah mobil?
Bright menggulung lengan bajunya, berteriak pada seseorang untuk membawakannya sebuah palu.
Ren langsung melompat mencoba menghalangi Bright. "Don't! Kak, calm down! This car is worth nearly two billion! Jika Kakak tidak menginginkan mobil ini lagi, then give it to me, I'll take it away dan aku janji Kakak tidak akan melihatnya lagi!"
Setelah Ren mengeluarkan kata-kata itu, dunianya terasa berputar ketika Win mengangkatnya dan membantingnya ke lantai.
"Siapa yang berani menyentuh my Little White?!" Wajah Win penuh dengan aura yang seolah-olah siap membunuh siapa saja yang ingin mendekati miliknya.
Ren memegang pinggangnya. "Master, please spare me, I was wrong..."
Sepertinya pria muda ini hebat dalam beladiri, begitu dugaan Ren. Dia merasa seperti telah kehilangan setengah dari hidupnya hanya dengan satu lemparan itu!
Win kemudian naik ke kursi pengemudi, memeluk kemudinya dengan erat. "Little White, jangan takut...."
"Young Master, ini..." Pak Sam, sang driver yang diusir dari mobil, bingung.
Bright mau tidak mau merasakan sakit kepala menyerangnya, melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Pak Sam pergi. Dia kemudian menoleh pada anaknya dan dengan lembut berkata. "Little Sun, it's late, tidurlah dulu."
Xaverio yang linglung karena merasa bukan lagi Uncle Win's favorit person, menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Bright tidak memarahinya, dia memberikan pengertian pada anaknya dengan lembut.
"You should know, kebanyakan orang tidak suka kalau orang yang paling disayanginya melihat mereka dalam keadaan terburuk mereka."
Hm...orang yang paling disayanginya....
Kata-kata itu berputar di kepala Xaverio. Dia memikirkan maknanya dalam-dalam selama beberapa detik dan dengan patuh berbalik pergi menuju kamarnya.
Ren melongo melihatnya. "Kak, tidakkah Kakak terlalu berlebihan? Kakak bahkan berbohong pada anak kecil?""
"Is there anything else?" Bright bertanya dingin.
"Of course there is something else, I want you to feel the blazing warmth of this incredibly light bulb*!" Ren mengucapkannya sambil tersenyum.
Tapi senyumnya memudar, dia bisa merasakan tatapan dingin kakaknya seperti menembus tulang-tulangnya.
"Okay...fine, I'll leave... I'll leave..." Ren melangkah ke depan tapi sesekali menengok ke belakang.
Dua orang, berduaan dalam mobil. Jangan bilang sesuatu akan terjadi....
Ren being Ren.
Hehe, it was time for the kamera rentang zoom optik 63x, kamera pemecah rekor yang telah dibelinya untuk bersinar!
_______________________
notes : *light bulb = third wheel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...