Bright yang berdiri di belakangnya bertanya apakah ada masalah dengan kamarnya, atau Win tidak puas dengan itu. Win menepuk dahinya sendiri. "This is not a question of satisfaction.."
"Then what's the problem?"
"Presiden Walton..."
"Use my name."
"Fine, Bright Walton, don't you think you're being.... a little too good to me?" Bright begitu baik padanya sehingga mudah baginya untuk menyalah artikan kebaikan Bright.
"You finally realize I'm good to you." Bright memandangnya seolah-olah Win adalah murid yang layak untuk diajari.
Menyadari mood Win yang berubah, binar di mata Bright meredup sesaat, tapi dia segera pulih. Bright berkata pada Win bahwa ia sudah menyelamatkan Xaverio, dan mungkin masih membutuhkan bantuan Win untuk waktu yang lama. Apakah akan ada masalah jika Bright bersikap baik pada Win. Kemudian Bright bertanya lagi sambil menatap Win, atau Win ingin Bright membayarnya dengan cara yang lain.
Ternyata Win hanya overthinking. Merasa ada beban yang hilang dari pikirannya, dia buru-buru melambaikan tangannya dan berkata. "Tidak...tidak, tidak apa-apa seperti ini sudah cukup!
Forget it, I don't need to be repaid in other ways.
Dia dan Bright berasal dari dunia yang berbeda, jika Bright mengetahui masa lalunya yang kotor, dia mungkin akan melarangnya untuk menemui Xaverio lagi.
Bright kemudian menyuruh Win untuk beristirahat karena ini masih pagi, dan mereka akan sarapan nanti.
Sepeninggal Bright, Win merebahkan tubuhnya di ranjang besar yang empuk, tapi dia tidak bisa tidur. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benaknya. Bagaimana orang bisa tidur jika berita buruk menunggu?
Bahkan jika sutradara dan team puas dengannya, pada akhirnya, mereka tidak bisa menentang keputusan para investor, bukan?
Aku tidak bisa duduk diam saja tanpa melakukan sesuatu pikirnya.
Win duduk dan meraih laptopnya, login ke salah satu akun medsosnya. Dan melihat sahabatnya Blonde sedang online. Dia kemudian mengirimkan pesan. Bertanya apakah dia bisa meminjami Win uang sejumlah 100 juta.
Blonde bertanya ada apa, tapi Win menyuruhnya untuk tidak menanyakan alasan kenapa ia meminjam uang. Blonde berkata bahwa uangnya baru diinvestasikannya pada kebun anggur, tapi dia bisa mengusahakan dalam tiga hari uang yang diminta Win. Karena ini pertama kalinya Win meminta bantuan padanya.
Win kemudian mengucapkan terima kasih, dan berkata dia akan menjemput Blonde saat kembali ke Bangkok nanti, sebagai ganti sudah mau membantunya. Tapi Blonde mengatakan bahwa Win heartless. Setelah percakapan mereka selesai, Win merasa sesak di dadanya. Jika tidak dalam keadaan terpaksa, dia tidak mau berhutang budi pada siapapun, apalagi sama mantannya.
Dia tahu dengan melakukan pertukaran ini hanya akan menyakiti perasaan Blonde, tapi dia tidak punya pilihan. Dia sudah lama berhenti memiliki perasaan, dan dia tidak menginginkannya lagi.
Dia tak ingin meminjam uang dari Bright karena dia sudah cukup melibatkan keluarga Walton, dan dia benar-benar tidak ingin terlibat lebih jauh lagi dengan mereka, terutama dalam hal uang.
Satu jam kemudian, panggilan yang ditakutinya datang.
Di layar hpnya terpampang nama Linda. Win mengepalkan tangannya, dan menarik nafas panjang, menjawab panggilan telepon.
"Don't forget that filming starts at nine. Find your own way there, I have to look after Luke, jadi aku tidak punya waktu untukmu. Tapi, karena kamu sangat capable, kamu tidak membutuhkanku!" Linda memang berlidah tajam dari dulu, tapi hari ini nadanya sangat sinis, seolah Win berhutang banyak padanya.
"What? Syuting? Win tertegun.
"Are you still asleep? Hurry up, don't be late on the first day!" Linda berkata dengan tidak sabar sebelum menutup sambungan telepon.
Masih menggenggam hp di tangannya, Win perlu waktu beberapa waktu untuk sadar. Apa yang terjadi? Bukankah dia sudah diganti?
Win berguling dari ranjang dan berjalan mondar mandir dan memutuskan untuk menghubungi sang sutradara.
"Hello, Director Champ, sorry to bother you so early, but I have something to ask you!"
"Is this about Chairman Plowden wanting you replaced?"
"Yes." Win merasa gelisah, Mario Plowden benar-benar pergi dan melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...