2.40

1K 101 4
                                    

Ren tidak tega untuk menyampaikan kabar buruk di depan Little Rio dan hanya mengangguk setelah sempat ragu. "Aku sudah mengatakan semua yang aku bisa, tapi kali dia benar-benar bertekad. Bagian terburuknya adalah, dia berhasil menebak bahwa orang tua kita sudah mengetahui identitasnya dan prasaan mereka terhadapnya..."

"Berikan handphonemu," kata Bright, sambil menjulurkan tangannya.

"Huh? Untuk apa Kak? Mau Kakak apakan ponselku? Ren dengan enggan menyerahkan ponselnya.

Bright mengambil ponsel Ren, memasukkan passwordnya, dan memotret kamar Little Rio. Dia kemudian mencari kontak Win dan mengirimkan gambar itu padanya.

"Astaga! Kak, kok bisa tahu password hpku? Kakak keterlaluan! Sepertinya aku tidak punya privasi sama sekali!" Ren mengeluh dan merebut kembali ponselnya.

Hampir seketika, sebuah pesan baru masuk. Balasan begitu cepat?

Ren segera membukanya untuk melihat apa yang dikatakan Win.

Yang dia lihat hanya tanda seru yang banyak -

[Ren Walton! Kau brengsekkkk!!!!!!!! Fine!! aku akan segera datang!]

"Woaahh! Nong Winwin, kenapa kau memarahiku? Kak, apa yang Kakak kirim padanya? Aku benar-benar tidak bersalah! Gara-gara Kak Bright, aku yang kena getahnya. Betapa tidak adilnya ini?" Ren merengek, lalu dengan cepat membuka untuk melihat gambar, penasaran apa yang membuat Win bereaksi dengan cepat seperti itu.

Setelah melihatnya, dia akhirnya mengerti.

Kakaknya mengirim gambar kosong Little Rio yang hanya berisi beberapa kalimat pendek untuk Win.

Jika bahkan ayahnya sendiri saja tidak tahan melihat ini, lalu bagaimana reaksi Nong Winwin saat melihatnya?

Itu sepenuhnya dapat diprediksi....

Jeez! Aku mengatakan begitu banyak padanya tapi tidak berhasil, namun yang dilakukan kakaknya hanyalah mengirim foto padanya dan dia segera berubah pikiran!

Jika aku tahu itu masalahnya, mengapa aku tidak mengirim gambar itu saja sejak awal?

Yang terjadi selanjutnya adalah pesan lain dari Win: [Kakakmu... apakah dia juga ada di rumah lama?]

Ren sudah akan mengetik "ya", ketika ponselnya direbut sama Bright. Dia lalu mengetik: [No.]

Win langsung menjawab dengan: [Kalau begitu bagus, aku akan tiba dalam setengah jam.]

"Uhhh.." Ren diam-diam merasa kasihan dengan kakaknya lagi.

Tiga kata itu: "Kalau begitu bagus" sangat menyayat hati untuk didengar!

Tidak ada reaksi apapun yang terlihat dari ekspresi wajah bright, dan dengan wajah datar dia berkata, "Aku akan menghindarinya nanti, biarkan dia masuk."

"Oh okay, aku mengerti!" Ren mengangguk.

Setelah Bright selesai menjelaskan pada Ren, dia berjalan ke samping tempat tidur Little Rio dan berkata, "Little Rio, ada beberapa hal yang ingin ku jelaskan padamu."

Little Rio tidak bereaksi.

Bright melanjutkan, "Ini tentang keselamatan Uncle Win-mu. Kau juga tahu bahwa kunjungannya malam ini akan berakibat buruk jika Yeye mengetahuinya."

Little Rio masih belum membuka matanya.

Bright tahu anaknya sedang mendengarkan, jadi dia melanjutkan, "Apa yang akan aku katakan, kau harus mengingatnya. Sekarang satu-satunya orang yang bisa melindunginya adalah kamu, hanya kamu..."

Pada saat yang sama, hotel tempat Win menginap.

Win menangis saat dia berlari keluar.

Ketika dia dengan jelas melihat apa yang ditulis Little Rio, prinsip apapun dan tekad apapun yang tidak boleh tergoyahkan, setiap upaya pencegahannya, semuanya musnah dalam sekejap.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang