"Kak!" Ren terkejut, "Kakak baik-baik saja?"
Sunny menatap putranya, tidak langsung bereaksi. Sedari mereka kecil, Ren sudah berkali-kali terkena pukulan, tapi ini pertama kalinya dia melayangkan tangannya pada anak sulungnya yang pendiam itu.
Bright menyeka darah dari sudut bibirnya dengan tangan dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku lebih baik membiarkan Little Rio meninggal dalam insiden itu daripada membiarkannya hidup seperti sekarang ini."
"Kau...kau..." sunny mencengkeram dadanya dan berjalan mundur beberapa langkah, merasa akan pingsan karena provokasi dari anak-anaknya.
Minnie dengan cepat maju untuk menahan suaminya. "Bright, kata-katamu sudah kelewat batas! Bahkan jika aku dan ayahmu salah dengan cara kami melakukan ini, kau tidak boleh mengatakan omong kosong seperti itu! Apa yang lebih penting daripada hidup?"
Ketika Sunny akhirnya bisa bernafas dengan normal kembali, dia menyuruh kepala pelayannya, orang kepercayaannya, "Canny, kau pergi... aku tidak tahu di mana Little Rio sekarang. Cari dia dan bawa dia padaku sekarang juga!"
Setelah mengatakan itu, dia memandang putranya dengan pandangan bermusuhan dan berkata, "Kalian berdua, mulai sekarang, kalian tidak diperbolehkan untuk memasuki rumah ini lagi!"
Ketika mendengar ini, Ren memprotes dengan cemas, "Daddy, kau diktator! Bahkan raja pun tidak sepertimu! Jika daddy bersikap seperti ini terus..."
Dia sudah akan melanjutkan kalimat protesnya pada ayah mereka, ketika Bright menatapnya agar berhenti berbicara. Dengan pasrah, Ren hanya bisa menelan kembali kata-katanya.
Ini mirip dengan raja yang tidak tertarik dengan seorang kasim yang gelisah. Pada titik ini, apakah kakaknya punya plan-B di tangannya?
Ayahnya tidak perlu menyuruh orang untuk mencari Little Rio karena sebentar lagi, Win akan mengantar kembali bocah itu ke rumah. Nanti, ketika kedua belah pihak bertemu, akankah menjadi pertumpahan darah.....
Dia bahkan tidak berani untuk membayangkannya!
Benar saja, saat Canny menerima perintah dan siap untuk memobilisasi semua orang-orangnya untuk mencari Little Rio, seorang pelayan bergegas masuk dan berseru dengan emosional, "Master! Madam! Little Master sudah kembali! Dia ada di pintu belakang di taman!"
"Apa? Little Rio sudah kembali?" Sunny buru-buru berdiri, sebelum bertanya dengan ekspresi wajahnya yang tidak senang, "Bersama siapa little master sekarang?"
"Dengan...dengan seorang pemuda...dia sangat cantik...maksud saya...dia cukup tampan..." kata pelayang itu dengan tubuh yang gemetar ketakutan.
"Bagus sekali! Aku ingin melihat sendiri, keahlian apa yang dimiliki pemuda ini sehingga kalian berdua membelanya sampai sebegitunya!"
Pada titik itu, kesan Sunny terhadap Win berada sepuluh kaki di bawah tanah. Win baginya, adalah akar dari segala masalah.
Sementara untuk Minnie yang tadinya bersikap netral, namun setelah kejadian ini, berdiri di pihak suaminya juga.Sunny dan Minnie, ditambah Bright dan Ren, bersama sekelompok besar butlers dan maids, semuanya menuju ke pintu di taman....
Di saat bersamaan, Win dengan cemas menghubungi ponsel Ren. Dia pikir dia melihat seorang maid memata-matainya dari dalam rumah, seolah dia sudah memperhatikan dirinya dan Little Rio, dan Win pun bertanya-tanya jika ada sesuatu yang telah terjadi...
Damn it, kenapa ponsel Ren tidak bisa dihubungi? Apa yang sedang orang ini lakukan?
Saat kecemasannya semakin menjadi-jadi, berjalan mondar-mandir, Win tiba-tiba berhenti.
Dia melihat seorang lelaki tua yang sangat mengintimidasi dengan ekspresi serius dan gelap, dipegang oleh seorang wanita karismatik dan tampak muda, diikuti oleh bright dan Ren, dengan sekelompok besar butlers dan maids mengikuti di belakang.
Semua orang ini berjalan ke arahnya....
Win tertegun.
God! Damn! it!
Ren Damian, brengsek, apa yang terjadi sekarang??!!
Mata Sunny langsung tertuju pada cucu kesayangannya di samping Win. Setelah memastikan dia baik-baik saja, tatapan tajamnya terfokus pada Win.
Meskipun Sunny sudah pensiun cukup lama, dia memang memerintah kerajaannya sendiri selama bertahun-tahun dan dia bisa sangat mengintimidasi jika dia menginginkannya.
Karena Win harus langsung pergi ke lokasi syuting nanti, dia hanya mengenakan pakaian kasualnya yang biasa. Tapi secara keseluruhan penampilannya cukup bagus.
Namun demikian, Sunny tidak memperhatikan ini, karena dia hanya dipenuhi dengan gagasan bahwa pemuda di hadapannya ini memiliki niat buruk dengan berkolusi dengan kedua putranya untuk membiarkan dia membawa cucu kesayangannya selama satu malam!
Berani-beraninya menantang otoritasnya!
Sunny menghentakkan kakinya dengan marah ke arah Win, dan semakin dekat dia, semakin tegang suasananya...
Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi secara tiba-tiba....
Little bun yang awalnya berdiri di samping Win tidak bergerak, tiba-tiba melepaskan tangannya dari genggaman Win dan tersandung ke depan dengan kaki pendeknya. Dia perlahan berlari ke arah Yeye dan Nainai-nya...
Kedua orang tua Walton itu merasakan hati mereka tersentak melihat cucu mereka berlari ke arah mereka, dan mereka pikir Little Rio pasti sudah dianiaya. Keduanya tanpa sadar berjongkok dan sudah siap untuk menghibur si kecil.
Sayangnya, Little Rio kecil yang biasanya memiliki ekspresi datar, berlari ke arah mereka dan tersenyum lebar!
Kedua kakek neneknya tercengang saat Little Rio datang untuk mencium pipi Minnie, kemudian dengan adil, mencium pipi Sunny juga.
Di saat itu, Mr dan Mrs. Walton terdiam seketika.
Rahang Ren ternganga lebar.
Semua pelayan juga dengan ekspresi takjub, dan bahkan Win terkejut melihat kejadian ini.
Satu-satunya orang yang tenang dan kalem selama semua itu berlangsung mungkin hanya Bright karena semuanya sudah di bawah kendalinya.
Beberapa saat berlalu dan kedua kakek nenek masih tidak tahu bagaimana harus bereaksi.
Minnie masih terasa seperti mimpi dan ekspresi di wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan, "A..apakah aku bermimpi? Apakah bayi kita baru...baru saja menciumku?"
"Dia menciumku juga." Sunny berkata dalam keterkejutannya.
Saat itu, kemarahan dalam dirinya sudah meninggalkannya.
Untuk mempertahankan ketenangannya, pertama-tama dia menekan ekspresi emosinya dan perlahan berdiri. Dia menatap Win lagi, berdeham dan berkata,
"Mmmm, kau pasti Metawin Plowden, benar? Terima kasih sudah mengantar Little Rio ke rumah. Jika kau tidak keberatan, masuklah dan duduk sebentar!"
Minnie segera menimpali, "Ya! Karena kamu sudah di sini, kamu harus masuk sebentar! Aku baru saja membuat sarapan, ayo makan bersama!"
"Uhhh, saya sudah makan..."
Sebelum Win bisa menyelesaikan kalimatnya, Minnie sudah mengulurkan tangannya dengan lembut pada Win sambil membimbingnya masuk ke dalam.
Win terdiam.
Dari saat Little Rio berlari ke arah mereka, Ren tercengang. Apa yang baru saja terjadi?
Saat Win praktis diseret masuk, dia ingin menarik diri tapi tidak ada cara untuk melakukannya, jadi dia hanya menatap Bright yang sudah susah payah dihindarinya untuk meminta bantuan.
Big boss, tolong aku! Dia mati-matian mengirim pesan lewat matanya yang ekspresif.
Bright menatap pemuda yang sedang panik yang diam-diam memohon bantuannya dan dia tersenyum kecil. Dingin di matanya seketika meleleh...
Win tidak yakin mengapa, tapi tatapan singkat Bright sudah cukup untuk menenangkan badai panik batinnya, dan langsung memberinya rasa ketenangan.
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...