65

1.2K 123 0
                                    

Setelah Bright mencabut kabelnya, Ren tidak bisa mendengar apa yang Win katakan, dia hanya bisa menduga bahwa Win meminta Bright untuk pulang. Mendengar suara dingin kakaknya yang menyebalkan, Ren berteriak dalam hati: No! Apakah taktik dengan Win juga tidak berhasil? Apakah semesta menginginkan aku mati seperti ini?

Suara Win semakin lembut. “Tapi aku khawatir membawa Little Rio keluar sendiri bersamaku. What if something happens? Little Rio juga pasti ingin kamu ikut juga! Come back, ok? Ok?”

Bright terdiam selama tiga detik, kemudian membuka mulutnya lagi: Alright, I’ll be back soon.”

Ren tercengang, tiba-tiba merasa ada cahaya yang menyinarinya – he was in heaven!

Bro–in–law is almighty!

I knew he could do it!

Tadinya dia mengira kakaknya benar-benar tidak tergerak, tapi ternyata dia hanya pura-pura kesal!

Setelah menyelesaikan percakapan telepon, Bright said two words: “Meeting adjourned.”

Semua orang saling memandang satu sama lain, tidak berani mempercayai mereka dibiarkan lolos begitu saja! 

Ren sangat bangga pada dirinya sendiri: everyone thank me, I’m the one who called our life saver, all of you were saved because of me!

Tak lama setelah rapat berakhir, semua orang mengerubungi Ren:

“Second Young Master, did we hear wrong just now? Someone actually called Boss Walton!”

“Who was it? Hanya dengan satu panggilan telepon, dia bisa membuat Boss Bright pergi di tengah-tengah meeting!”

“I know, right? Does Boss Bright actually have someone by his side? Which family’s young master is it? Boss Ren, tell us everything!”

……….

Ren memandang mereka semua dengan waspada. “What! Asking me who it is, what do you want? Want to hug his thigh now? No way! Hanya aku yang bisa memeluk my future brother-in-law’s thigh! You people don’t even think about it!”

Everyone: “...” Couldn’t they hug just one toe?

……

Di sebuah sudut di lokasi syuting, Win mengakhiri panggilan dengan bernafas lega. Fyuhhh…. finally, it was sorted…

There shouldn’t be any more problems after this, right?

It clearly had nothing to do with him, it was really selfless of him to help!

Baru saja akan meninggalkan lokasi syuting, ponselnya kembali berdering, it was Ren Walton again. “Second Master, what is the matter now? Wasn’t that enough?”

“No…no…no, Nong Wing, your honey trap was just too perfect! It solved the problem beautifully!”

Wajah Win menggelap mendengar kata-kata Ren. “What honey trap! That was luring the tiger from his cave! Have some common sense!”

“Whoops, I understand, I understand! That’s it, I’m hanging up. Aku akan mentraktirmu makan nanti jika kamu punya waktu free! Bye bye Nong!”

Win was speechless as he looked at the disconnected phone. Apa yang dipahami orang aneh ini? Win menggeleng-gelengkan kepalanya. 

“Metawin, kenapa kamu bersembunyi di sini? Let’s go eat!” Suara Jeff tiba-tiba terdengar, Win sampai tidak menyadari kedatangan Jeff.

Dengan gugup Win mengedarkan pandangannya di sekitarnya, dan bisa santai setelah memastikan tidak ada orang yang melihat Jeff mencarinya. Dengan letih dia bersandar pada pilar besar di belakangnya. “I have something on tonight, kalian pergi saja, aku tidak bisa bergabung dengan kalian.”

“What?” Wajah Jeff seketika berubah masam. “It’s my welcome dinner, and I’m your film partner! Kamu tidak akan datang?”

Win menautkan alisnya. “I know, I know, my fault, tapi aku benar-benar memiliki sesuatu yang sangat penting malam ini, I’ll treat you next time, alright?”

“Not alright!” Jeff tidak mempercayai penjelasannya sedikit pun, dan menatapnya dengan intens. “What do you have that's so important? Siapa yang mau kamu temui malam ini?”

“Who I see is none of your business!” Nada suara Win berubah ketus. 

Setelah Win mengucapkan kalimat itu, wajah Jeff seketika berubah semakin kusut. Dia menyipitkan matanya dan berkata, “You’re going to see my uncle, aren’t you?”

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang