Walton Family's Old Residence.
Little Rio duduk tanpa bergerak di depan kuda-kuda, langit saat sunset di sisinya. Siluet kecilnya tampak sangat kesepian dan menyedihkan.
"Little Rio, ayo makan malam sekarang! Nainai membuatkan ikan asam manis kesukaanmu! Little Rio...Little Rio?"
Setelah Minnie memanggilnya sekitar lima atau enam kali, Little Rio akhirnya bereaksi.
Dia mulai membereskan kuda-kudanya tanpa berkata apapun, dan menatap beberapa kali lagi ke arah yang telah dilihatnya sepanjang sore sebelum memasuki rumah dengan patuh.
Meja makan terisi dengan berbagai hidangan.
"Little Rio, makan lebih banyak, oke? Semua itu kesukaanmu!"
"Ya, eat more! Sini, biar Yeye yang menyuapimu."
Little Rio menatap hidangan dengan kaku, dan mengambil sumpitnya untuk mengambil makanan yang terdekat dengannya sebelum mulai makan dengan kepala tertunduk. Dia tidak membutuhkan bujukan.
Melihat Little Rio begitu patuh, kedua orag tua itu lega.Sunny memberi istrinya tatapan puas dan berkata, "See, aku sudah bilang semuanya akan baik-baik saja!"
Malam itu, Little Rio terus makan banyak, bahkan lebih dari biasanya. Sepertinya selera makannya tak terbatas.
Tiga malam yang tenang terlewati dan tidak ada sesuatu yang terjadi. Sunny sangat bahagia dan Minnie pun akhirnya bisa lega.
Namun malam itu...
Suara teriakan pelayan dari kamar Little Rio tiba-tiba menembus malam.
"Master! Madam! Ada sesuatu yang salah dengan Little Master... dia.. ayo cepat dan lihat!"
"Apa maksudmu? Apa yang terjadi?"
Keduanya langsung bergegas.
Ketika mereka sampai ke ruangan Little Rio, mereka melihat Little Rio membungkuk dan memuntahkan makan malamnya ke lantai. Dia bahkan mulai muntah hijau.
Minnie buru-buru menepuk punggungnya dan berseru, "Ah! Little Rio! Little Rio, ada apa? Kenapa kau muntah banyak sekali?!"
Sunny dengan kalem berkata, "Anak-anak biasa muntah sesekali. Itu bukan masalah besar. Mungkin dia hanya makan terlalu banyak, jangan terlalu panik."
Namun saat dia menyelesaikan kalimatnya, Little Rio tiba-tiba lemas dan tak sadarkan diri.
"Little Rio!!!" teriak Minnie.
Sekarang, bahkan Sunny tidak bisa tenang lagi, dan dia mulai memucat dan berteriak pada kepala pelayannya dan pelayan, "Kenapa kalian masih berdiri di situ??!! Cepat panggilkan dokter!!"
Dalam sepersekian detik, seluruh kediaman dilemparkan dalam kekacauan.
Minnie memeluk Little Rio yang pucat dan sangat panik, dia menggerutu pada suaminya, "Ini semua salahmu karena mengatakan bahwa tidak ada yang salah! Lihat apa yang terjadi sekarang! Haruskah kau menyiksa cucuku? Memangnya kenapa jika Bright menyukai pemuda itu, selama dia bisa membuat Little Rio bahagia?! Bahkan jika dia adalah seorang pengemis di jalanan, aku akan tetap membiarkannya masuk!"
"Kau... apa yang kau katakan itu?"
"Apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Aku hanya ingin cucuku bahagia! Dia jauh lebih baik sebelumnya, sampai-sampai dia sudah hampir sembuh! Dan sekarang, dia menjadi seperti ini. Ini benar-benar menghancurkan hatiku berkeping-keping!"
"Tidakkah menurutmu ini membuat hatiku hancur juga?Aku hanya mengkhawatirkan masa depan Little Rio!"
"Masa depan apa jika Little Rio meninggal? Minnie berkata seperti ini ketika tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menoleh pada pelayan, "Rong, pergi ambil gambar little master. Aku ingin melihatnya!"
"Baik, madam, aku akan segera mengambilnya!"
Rong langsung membawa kertas gambar Little Rio tadi sore. Sunny dan Minnie segera memeriksa gambarnya.
Little Rio tidak menggambar apapun pada kanvas kosong, tapi ketika memeriksanya lebih dekat, mereka melihat bahwa di tengah-tengah kanvas ada kalimat yang ditulis dengan pensil dengan font kecil --
Uncle Win
Little Rio sudah jadi anak baik
Kenapa Uncle Win tidak menginginkan Little Rio?
...
Air mata Minnie mulai mengalir begitu dia melihat tulisan cucunya, dia menangis, "Siapa bilang Little Rio baik-baik saja? Dia hanya sedang memaksa dirinya untuk menjadi anak yang patuh! Meskipun dia tidak bisa menghabiskan nasinya, dia tetap memaksa dirinya untuk melakukannya. Meskipun dia ingin melakukan tantrum seperti yang biasa dilakukannya, dia memaksa dirinya untuk tetap patuh....itu semua dilakukannya karena dia sudah berjanji pada seseorang bahwa dia akan melakukannya."
************
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...