The next day.
Ketika Win tiba di lokasi syuting, dari jauh dia melihat sekumpulan besar gadis-gadis dekat film set. Ada satu kepala emas yang sangat mencolok di tengah-tengah mereka. Dengan sekali melihat, dia tahu itu Jeff dan para penggemarnya.
Win sudah ingin mengambil jalan memutar, tapi tidak menduga saat dia akan menyelinap pergi, seseorang di kerumunan itu berseru — “Ah! It’s Metawin!”
Dalam hatinya, Win kira dia sudah selesai, dan sudah akan melindungi wajahnya. Dia tidak menyangka, sekelompok gadis itu berbaris, membungkuk, dan berbicara dengan serempak. “We’re sorry —”
Setelah meminta maaf, gadis-gadis itu menatap Win dengan mata berbinar-binar, dan mulai berbicara secara bergantian. Ada yang meminta maaf karena salah paham, jangan membenci mereka, dan ada juga yang bilang Win harus tetap melanjutkan peran sebagai Tine. Memuji aktingnya yang bagus, dan bilang bahwa mereka menyukai Win dan jeff bersama, mereka juga bilang, memutar klip video Win dan Jeff berulang-ulang.
Bingung dengan aksi para fangirls itu, tanpa sadar matanya menatap ke arah Jeff.
Jeff sedang dalam suasana hati yang bagus saat mendatangi Win dan menjelaskan padanya. “Bukankah K’Champ merilis video bts kita? Dan itu termasuk adegan kita pada hari itu! Setelahnya, they turned from being your haters into your fans. Really, apakah semua orang senang melihat aku diperbudak olehmu?”
“Uh…” Hanya itu yang bisa dikatakan Win. Jadi seperti itu situasinya, pikirnya.
Fans sangat tergila-gila pada idola mereka, tetapi sangat sedikit yang ingin berinteraksi dengan mereka dalam dunia nyata, karena itu terlalu mustahil. Karena itu, film dan media lain telah menjadi sarana dimana para penggemar bisa berfantasi tentang idolanya.
Jika ada seorang female or male star yang akan beradu akting dengan idola mereka, reaksi pertama mereka adalah cemburu. Jika lawan main tersebut problematik, fans akan merasa itu tidak adil untuk idolanya, dan mereka akan membuat masalah untuk itu. Tapi jika sebaliknya, lawan main dari idola mereka itu baik, fans akan membayangkan orang tersebut adalah mereka sendiri, yang menjadi kepuasan tersendiri untuk mereka.
Tapi tidak jarang ada fans yang bertingkah seolah-olah idol adalah milik mereka. Mereka akan membenci lawan main dari bias mereka, entah itu baik ataupun problematik. Tidak jarang juga mereka melontarkan komentar-komentar yang sangat jahat di postingan artis tersebut.
Yang terjadi pada Win sekarang adalah, para fans Jeff menyukainya dan malah senang memasangkan mereka berdua.
“Jeff, Jeffrey, kami dengar kalian berdua punya banyak adegan mesra, apa itu betul? Apakah ada adegan ciuman?” Salah satu fans bertanya pada Jeff.
Jeff mengangkat satu alisnya dan menjawab. “Yes, there’s one today.”
Seketika suara teriakan ‘aahhhhhhh’ dari para fans terdengar nyaring. Mereka lalu bertanya apakah mereka boleh menontonnya.
Lalu Jeff menjelaskan, karena syuting hari ini outdoor mereka bisa melihatnya tapi dari jauh, dan itu mungkin tidak akan terlalu jelas terlihat. Para fans lalu berkata tidak masalah sambil mengeluarkan teropong dari tas mereka, yang mana itu adalah salah satu item yang harus dipunyai fans. ^-^
Win benar-benar speechless. Semakin banyak orang yang akan menyaksikan itu, the pressure on him was going to be intense!
……………..
In the lounge.
Win yang sedang penasaran bertanya, “It’s a kissing scene, but which one is it?” Karena terlalu banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, jadwalnya juga berubah banyak. Dia hanya memiliki gambaran umum dan tidak diberitahu secara spesifik.
Jeff membuka lembaran naskah dengan penuh semangat. “Adegan di Lantern Festival. Aku bertanya pada sutradara tadi malam.”
Win langsung mengingatnya, itu adalah ciuman pertama antara Tine dan dokter Han. Jeff mendekati Win sambil mengendus-endus layaknya seekor anjing. “Do you remember what I said yesterday, kau tidak makan apapun yang tidak seharusnya kamu makan, kan?”
Win langsung menampar bahunya agar menjauh. “Apakah aku kelihatan seperti seseorang yang tidak profesional?”
“Remember what you just said, otherwise, if you’ve cheated me, I’ll tell K’Champ!” Jeff menatap Win dengan tatapan tidak percaya. Win had played too many tricks on him, jadi Jeff tidak berani menurunkan kewaspadaannya.
Win memberi Jeff tatapan menghina. “You’re so old already, namun kamu masih bermain permainan mengadu pada guru! Are you a kid?”
Jeff mendengus dan berbalik. “I’m not talking to you anymore! Aku akan belajar bagaimana berakting pada adegan ini!”
Win mengayunkan kursinya. “Apa yang perlu kamu pelajari? Anyway, ketika waktunya tiba, akulah orang yang akan memaksakan ciuman padamu! Now come here, I have something to ask you!”
Jeff: “...” (The heck, can’t he study how to be forcibly kissed?)
Dia lalu berkata dengan tidak senang. “What do you want to ask?”
“How are they going to deal with Kao’s role now?”
“Of course he’s going to be replaced. I heard from Brother Pim that he’ll be replaced with someone from our Astro Ent’. Keliatannya seorang penyanyi baru! Wajahnya sih not bad, tapi dia tidak punya pengalaman akting sama sekali. Aku tidak berpikir dia bisa berakting dengan baik. That right, have you heard about Kao?”
Win dengan bingung bertanya apa yang terjadi dengan Kao. Jeff lalu menjelaskan, istri sah sugar daddynya tahu tentang masalah ini, dia dan anaknya serta bodyguard lalu menghajar Kao dan menelanjanginya di tengah jalan, dan mengancamnya agar tidak menunjukkan wajahnya lagi, kalau tidak, saat mereka melihatnya lagi mereka akan membunuhnya saat itu juga. Jeff lalu melanjutkan lagi, awalnya dia khawatir pada apa yang akan dilakukan Kao pada Win untuk membalas dendam, tapi sekarang, katanya lagi, kelihatannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tapi entah mengapa Jeff merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam kejadian Kao. Mengapa seolah-olah sangat mulus dan terlalu lancar? Tapi dia mengesampingkan semua pikirannya karena sutradara sudah menyuruh Win dan dirinya untuk segera bersiap, karena syutingnya akan segera dimulai.
………….
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...