“Okay, got it, I’ll be there soon,” Bright berkata dengan kalem.
Win yang mendengarnya terkejut. “Ah? you’re coming?”
“Why, problem?” Bright menjawab dengan bertanya kembali pada Win, dengan nada suaranya yang dingin.
“No… I guess…” Bright terdengar blak-blakan, sehingga win tidak bisa menolaknya.
Melihat ekspresi rumit di wajah Win setelah menelepon, Jeff bertanya ada apa dengannya, siapa yang menelepon, kenapa wajahnya aneh seperti itu.
“Your uncle, he said he’s coming…”
“What?” Sendok soup yang dipegang Jeff jatuh ke lantai dengan bunyi klontang. Patah hati, dia menunjuk Win dan dengan nada menuduh berkata, “Metawin, kamu bilang nothing was going on antara kalian berdua. Ini diner kita berdua, did you ask him to come?”
“Calm down, bisakah kamu tidak mudah terpancing emosi?” Win menatapnya dengan angkuh. “Aku tidak mengundangnya, ok? Dia bertanya aku di mana, dan aku jawab dengan jujur aku sedang makan malam bersamamu, you know, welcome dinner, lalu dia bilang dia akan bergabung. Mungkin dia kesini untuk makan bersama, as your elder, dia harus menunjukkan perhatian padamu? This is normal logic, Blondy!”
Jeff melempar mangkuk ke lantai. “Normal you butt! Apa menurutmu Bright adalah orang yang ramah dan mudah didekati? Bahkan makan denganku? Ketika mommy mengundangnya untuk makan malam, she has to be scheduled in, terkadang hingga enam bulan kemudian! Unapproachable adalah nama tengahnya!
Win melempar bantal ke arah Jeff dengan tidak sabar. “You hopeless kid, tidak bisakah seseorang menunjukkan rasa perhatian padamu? Dan mengapa kamu selalu put me and Bright together? In what way are we actually compatible?”
Jeff bergumam sendiri, “Ini adalah insting pria… what do you know?”
“I’m also a man, jika kamu lupa?” Win menatapnya marah.
Saat mereka asyik bickering, bel pintu berbunyi.
Win memberikan Jeff tatapan peringatan untuk tidak berbicara omong kosong, dan berdiri untuk membuka pintu.
begitu pintu terbuka, mata Win berbinar, karena Little Rio berdiri di samping Bright. Saat Xaverio melihat Win, dia langsung melemparkan dirinya pada Win dengan tangan terbuka, seperti burung gereja kecil yang melihat induknya. Hati Win meleleh dan dengan cepat mengangkat dan menggendongnya. “Darling, you came too! Padahal tadi Uncle masih merasa sedih karena Uncle tidak bisa makan malam denganmu malam ini.”
Dari dalam rumah, Jeff menatap Win yang sedang menggendong Little Rio, kemudian menatap Bright, yang sedang memandang Win dan Little Rio dengan penuh kelembutan. Mereka memberi kesan sebagai a family of three.
Dia tidak menyangka Win bisa sedekat itu dengan Little Rio. Karena Little Rio bahkan orang yang lebih sulit dari ayahnya!
Untuk pamannya Bright, his attitude towards Win was very strange. Bahkan jika itu demi kepentingan anaknya, mengingat kepribadian Bright, bagaimana bisa dia mentolerir hidup di bawah satu atap dengan seorang pemuda asing….
“Hey hey hey, don’t forget me, aku juga disini!” Suara ceria Ren terdengar dari belakang Bright, dia mendorong kakaknya ke samping dengan sikunya agar bisa masuk ke dalam, dua botol wine ada di tangannya.
Melihat tiga orang anggota keluarga Walton berkumpul, Win menatap Jeff dengan tatapannya yang seolah-olah berkata ‘See, mereka mengatur kunjungan untuk menunjukkan perhatian pada junior mereka, you think too much’.
Jeff dengan patuh mengundang masuk mereka meskipun dia tidak senang. “Uncle Bright, Uncle Ren, Little Rio, come in…”
Who asked him to have a low rank in the family… (poor Jeff ^-^)
……………
Setelah semuanya sudah di dalam, Jeff malah diabaikan. Bright mengundang Michelin star chefs untuk datang dan memasak untuk mereka. Ren telah membawa dua botol anggur berkualitas dari rumah, dan Little Rio memonopoli Win.
Lima orang duduk mengelilingi meja dalam suasana canggung. Beruntung ada Ren di situ, membantu mencairkan kesunyian yang canggung. Mereka makan sambil mengobrol santai.
“Come, let’s welcome home our big star! Second uncle cheers for you!”
“Thank you!”
“By the way, aku belum sempat bertanya padamu, bagaimana caranya kau bisa mengenal Nong Win?” Ren memancing informasi untuk kakaknya secara kasual.
Mendengar pertanyaan ini, ekspresi Jeff berubah sedikit buruk. Sepertinya dia enggan membicarakan mengenai topik itu, dan menjawab dengan samar, “We knew each other at school overseas. Kami lulus pada tahun yang sama.”
Ren menyipitkan mata ke arah Jeff, dan berkata dengan penuh arti. “Kurasa tidak sesederhana itu, kan? Jangan bilang dia salah satu mantan yang kamu kejar dan campakkan? After all, the people around you, jika itu bukan mamimu atau fansmu, they’re your exes!”
Jeff: “...”
Win tertawa dan mengangkat dua jempol ke arah Ren. “You’re brilliant, Second Master!”
“Oh, it seems tebakanku benar!” Ren bangga dengan dirinya. Seperti yang diduga, tidak ada apapun di dunia ini yang tidak bisa ditebaknya dengan benar, haha.
“Only half right!” Jeff menyela dengan wajahnya yang kusut.
“Hmmm? What do you mean?” Ren tidak mengerti.
“He’s my ex-boyfriend, that’s true, tapi dia adalah orang yang mendekatiku dan mengejarku, dan dia juga orang yang mencampakkan aku!” Jeff berkata kesal, memelototi Win yang duduk di depannya like a bitter housewife.
Setelah Jeff mengatakan itu, ada sinar samar di mata dingin Bright, saat dia membantu memotong steak untuk Win dan Little Rio.
Bahkan Ren tertegun. Lagipula, baru kali ini tebakannya meleset. Dia memukul meja dengan keras, dan bertanya dengan antusias, “Really? True or not? Ini tidak masuk akal!”
Apapun yang dilakukan Win ketika dia berada di luar negeri, dia tidak mungkin sama absurdnya dengan si Jeff bocah keras kepala ini, jadi yang ada di kepalanya, Jeff yang mengambil langkah pertama. Siapa sangka pada akhirnya….
Jeff menusuk daging di piringnya dengan marah. “If you don’t believe me, you can ask him!”
Kenapa hal ini harus diungkit kembali padahal everything was going so well? Win berkata dengan lirih, “It was a complete accident!”
Ren yang awalnya hanya ingin memancing informasi buat kakaknya, sekarang terbakar semangat untuk bergosip. Dan sangat penasaran untuk mendengar lebih banyak. “What on earth is going on? Quick tell me! Quick, quick, quick!”
Jeff was speechless. You’re an elder, haruskah bergosip tentang kehidupan pribadi juniormu? Jeff menggerutu dalam hatinya.
Win melihat bagaimana jeleknya wajah Jeff, dan dia juga tidak punya keinginan untuk membuatnya semakin malu di hadapan paman2nya, jadi dia menjawab, “Nothing special. Pada saat itu, banyak orang yang menyukai Jae di sekolah, dan aku hanya salah satunya. As for breaking up, mungkin karena setelah kami bersama, aku menyadari bahwa dia orang yang berbeda dari yang kubayangkan, so aku sedikit kecewa.”
Kata-kata Win sepertinya tidak aneh, tapi Ren tahu bahwa semuanya tidak sesederhana itu, jika tidak, ekspresi Jeff tidak akan seperti itu.
Tsk, nanti aku akan memaksa anak itu untuk minum wine sedikit lebih banyak, then see if I can get anything more out of him.
Karena ada Little Rio, Win tidak ikut minum malam ini. Setelah dia selesai makan, duduk di meja merasa sedikit bosan, jadi dia bertanya, “Bright, can I take Little Rio to go play games for a while?”
Bright mengangguk. “Go ahead.”
Cara dia berbicara pada Win tidak terlihat berbeda, tapi memberi kesan bahwa dia lebih lembut terhadap Win daripada terhadap orang lain. Jeff terlihat muram. Itu jelas game console miliknya, dan itu adalah versi terbaru yang spesial dibelinya untuk dibawa pulang, tapi Win malah meminta ijin pada pria lain, dan membawa pria lainnya lagi untuk bermain!
Even pria itu baru berumur lima tahun!
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...