Putih Abu #Spesial 01 (Market Day pt.4)

1.4K 57 8
                                    

Semua orang memasuki rumah Gea, disambut oleh Bi Inah yang langsung meraih kantong plastik ditangan Jeno karena merasa tidak enak "Ini bahan buat bikin kue─ mau diapain, Non?" tanya wanita itu, setelah melihat ada beberapa terigu, margarin dan sebagainya didalam sana

"Kita mau bikin mufin, Bi─ jangan dibantuin, Gea sama temen-temen aja biar belajar" kata Gea, membuat Bi Inah mengangguk dan berjalan ke dapur

Gea menaruh tasnya ditangan Chenle "Taroin ke kamar" kata gadis itu, buru-buru menyusul asisten rumah tangganya menuju ke dapur. Diikuti para gadis yang hanya menaruh tas mereka disembarang tempat, termasuk sofa dan karpet ruang tengah

"Widihhh, udah disuruh masuk kamar aja" ledek Eric, seraya berjalan menduduki sofa, tak lupa sambil menghela nafas juga merasa lega dapat beristirahat dari kegiatan dekor-mendekor, atau persiapan Market Day yang sungguh melelahkan itu

"Udah sering bray─ asal istighfar aja, aman pasti" celetuk Chenle, berhasil membuat teman-temannya terkekeh sebentar

"Inget tadi apa kata Bu Hyorin" sahut Jeno

"Cintai wanita karena keserasian hatinya─ bukan hanya karena terikat nafsu atau rupa semata" Haechan mencotohi, bahkan hingga ke nada bicara sampai suara Bu Hyorin juga

"Hahahahah, mirip-mirip lumayan" puji Jaemin, sedikit merasa puas

Diluar hujan deras pun mulai turun, mereka sejenak menoleh mendengar suaranya. Tapi Chenle bergerak untuk menutup pintu, agar air diluar tidak terbawa angin sampai ke dalam. Terlebih lagi sejuk AC sudah cukup tanpa suhu dingin hujan diluar pun

"Ehh mabar skuy" ditengah itu, Renjun meraih ponselnya sambil menyarankan kalau sedang begini sangat cocok untuk main game bersama

Eric setuju, yang lainnya pun mulai antusias seraya mencari posisi nyaman agar bisa fokus "Ayo tiga-tiga, gambreng" kata Eric, seraya mengulurkan tangannya bersiap untuk hompimpa karena mereka hanya berenam sekarang ini

"Item guys" ucap Jeno

Saat hompimpa dimulai, lima orang menunjukkan telapak tangan dan satu orang punggung tangan seperti yang Jeno ucapkan. Lalu, saat putaran kedua, akhirnya ada tiga hitam dan tiga putih

"Yes! Ayo chan─ le─ kita sikat" ucap Renjun dengan percaya diri, karena mendapatkan tim beranggotakan Haechan dan Chenle

"Dihhh lo sama gua, Ren?" protes Haechan, lumayan terkejut karena baru sadar "Ngga ah, ulangi hompimpanya─ pengen nembak pala Renjun nih gua!"

Seketika mereka semua tertawa, dan tidak mengerti juga mengapa Haechan tiba-tiba menyimpan dendam "Hehh, kenapa lo jadi pen ngekill gua─ apa salah gua?" keluh Renjun, tak terima

"Salah lo, berani becandaan Yuhi" ucap Haechan, frontal sekali mengutarakan kecemburuannya

"Eheummm─ yang gitu aja cemburu" Jaemin paham, ia pun langsung menyeletuk seperti itu membuat Renjun akhirnya tersadarkan

"Ya, elah, cuma kek gitu doang─ lo bukan bocah kali yang takut emaknya diambil orang" kata Renjun

"Bukan takut, cuma waspada! Sekarang kan lagi jaman pacar direbut sahabat sendiri"

"Lah, emang Yuhi pacar lo?" celetuk Eric sedang sibuk mensetting pengaturan game diponselnya

"Hahahahahaha"

"Yahhh, yang penting jan ada yang berani deketin cewek itu─ dia punya gua, udah gua booking lewat yang diatas" jelas Haechan, dengan tegas dan sangat tidak ingin Yuhi direbut oleh laki-laki lain apalagi para sahabatnya ini

"Kirain udah booking buat malem ini" celetuk Chenle dengan berjuta pikiran kotornya yang sekarang ternyata sudah ia miliki

"Ya salam─ tidak menyangka Sultan Agung Teuku Chenle Abighair sudah bisa berkata seperti itu" ledek Haechan, membuat mereka semua tertawa lagi

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang