Putih Abu #Spesial 05 (Bayi Terigu pt.2)

1.2K 69 24
                                    

Jeno melaju menuju komplek rumah Jisung dimana ingatannya agak lupa-lupa ingat soal letak persisnya rumahnya itu disebelah mana "Itu kali" gumamnya, melihat ada sebuah rumah berpagar hitam yang disamping kanannya terdapat warung lengkap yang lumayan besar

Setelah menyetandatkan motornya, Jeno melangkah memasuki warung tersebut "Assalamu'alaikum" bukannya meneriakkan kata beli seperti pada umumnya orang mengunjungi warung, Jeno malah memberikan salam

Tak lama, Mama Jisung muncul juga dari dalam rumahnya "Ehhh─ Wa'alaikumsalam, kirain siapa Jeno" untung saja ia mengenali Jeno dengan baik, jadi tidak perlu banyak basa-basi selain mencium tangan terlebih dahulu

"Iya Tante, ini mau ngambil terigu dua kilo katanya" kata Jeno, to the point

"Ohh, iya tadi Jisung udah chat" gumam Mama Jisung, sambil melangkah menuju rak disebelah kanan dimana seharusnya Jeno bisa mengambilnya sendiri karena lebih dekat, tapi sepertinya Mama Jisung paham kalau anak laki-laki tidak mahir dalam menemukan sesuatu

"Yang segitiga biru gapapa kali yah, soalnya tinggal ini" kata Mama Jisung, sambil memasukkan terigu tersebut ke dalam plastik hitam berukuran besar "Ohh iya, bawa makanan juga sekalian─ mau kerkom kan?" ucapnya

"Iya Tante, terserah Tante aja hehe" Jeno tidak paham sama sekali dengan segala macam makanan atau minuman yang ada diwarung ini, laki-laki itu hanya bisa mengangguk dan menyetujuinya saja tanpa tahu apa-apa

Selesai dengan kegiatan mengambil terigu, Jeno kembali melajukan kendaraannya menuju rumah Jaemin "Assalamu'alaikum..." sambil menenteng kantong plastik hitam berukuran besar yang lumayan berat juga, laki-laki itu menanggalkan sandalnya ditengah banyaknya sandal-sandal lain yang berserakan didepan teras

"Wa'alaikumsalam" kata Bunda, sambil membukakan pintu "Jeno, masuk sini─ pintunya ditutup soalnya Arka suka lari keluar kalo dibukain terus" tambahnya, seraya menerima tangan Jeno yang sedang mencium tangannya

"Iya Bun, tutup aja" sahut laki-laki itu, membuat Bunda tersenyum sambil kembali menutup pintu

Mendengar suara-suara berisik dilantai dua, Jeno sudah paham betul siapakah manusia-manusia yang hobi membuat keributan seperti itu "Jeno bawa terigu ngga, kalo bawa sini ke Bundain aja─ mau langsung dijait bayi terigunya Renjun" celetuk Bunda, saat Jeno hampir saja mulai menapaki anak tangga pertama

"Ohh, iya bawa Bun" dengan segera Jeno menaruh kantong plastik tersebut di lantai, lalu mengeluarkan dua pack tepung terigu dari dalam sana "Ini dua kilo kata Mamanya Jisung" ucapnya

"Ya ampun, kenapa yang segitiga biru─ sayang banget, mendingan dibikin kue" kata Bunda, membuat Jeno yang masih tidak paham hanya dapat tersenyum saja

"Iya udah dy, lagi dibenerin sama Bunda bayinya" ditengah itu, suara Renjun yang terdengar ribut tiba-tiba memenuhi pendengaran "Kalo ngga percaya tanya aja sama Bunda nya langsung, nih?" kata laki-laki itu, sambil menuruni tangga dengan terburu-buru

"Bun, bilang sama Maudy bayi terigunya lagi dijahit" pinta Renjun, sambil menyerahkan ponselnya pada Bunda

Dengan senang hati Bundanya Jaemin itu segera meraih ponsel milik Renjun, lalu menempelkannya ke telinga "Halo, Maudy" kata Bunda

"Halo Bunda─ emang iya bayi terigunya udah dibenerin? Udah dijahit sama Bunda? Kalo belum Maudy aja yang benerin" ucap Maudy, yang kedengarannya menahan tangis disebrang sana

"Ihh, gapapa Bunda aja─ lagian udah mau selesai kok bayi terigunya, gapapa, bentuknya masih kayak semula kok Maudy─ ngga rusak" kata Bunda, tidak tega mendengar ada seorang gadis yang sedang bersedih "Jangan nangis dong, bayinya gapapa kok beneran" tambahnya

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang