Sekarang, Renjun dan Ana sedang melangkah menuju parkiran, mereka berniat untuk mengakhiri kegiatan kunjungan ke Seaworld ini karena jam sudah menunjukkan pukul 14:11 sore, dimana tinggal 1 jam 49 menit lagi challenge akan berakhir
"Na─ tadi kan lo janji sesuatu sama gue, inget gak?" dipertengahan jalan, Renjun tiba-tiba menanyakan soal sesuatu
Ana yang memang ingat, langsung mengangguk menyetujuinya "Foto kan? Gue bakal kasih apapun yang lo mau kalo lo mau fotoin gue?" kata gadis itu, mengulangi pertanyaan sambil memberitahukan kalau ia mengingatnya
Renjun menoleh sambil menghentikan langkah kakinya, menatap Ana yang juga berhenti karena refleks mengikutinya, tatapan mereka sejenak bertemu dan tidak ada yang mulai bicara, sampai Renjun terkekeh lalu kembali melangkah entah ada apa dengannya
"Apa sih? Lo mau minta apa, ngomong aja" suruh Ana, tidak paham atas kode dari laki-laki itu
Sambil mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan permintaannya, Renjun menatap jalanan dengan lamunan "Gue minta, lo gak boleh jalan sama cowok manapun lagi kecuali Jeno─ bisa?" ucapnya, sebuah permintaan yang lebih seperti larangan
Tak lama melangakah, akhirnya mereka sampai diparkiran, Renjun meraih helm dimotornya begitupula Ana yang belum paham mengapa permintaannya bukanlah berupa benda atau tantangan, melainkan hanya sebuah larangan kecil yang bisa saja suatu saat nanti ia ingkari
"Emang kenapa?" tanya Ana, menginginkan alasan jelas atas perintah yang tidak tahu apa maksudnya itu
Renjun kembali berdehem sambil menyiapkan jawabannya, laki-laki itu duduk dimotornya lalu menoleh ke samping, memandangi wajah Ana yang masih menunggu perkataannya "Kasian Jeno... perhatian lo itu gampang bikin orang jatuh cinta" jelasnya, dengan polosnya
Seketika Ana diam, ia terdiam karena ia paham apa yang baru saja Renjun maksudkan "Ayo naik─ ini cuma sampe jam empat, kan?" suruh laki-laki itu, sudah selesai memanaskan mesin kendaraannya sebentar
"I-iya" Ana jadi terbata-bata, entah kenapa ia salah tingkah, menaiki motor saja belum dalam keadaan memakai helm "EHHH─ BENTAR HELM" saat sudah duduk diatasnya baru ingat kalau benda tersebut masih menghiasi tangannya
"Dihh, pake buruan!" sentak Renjun
"IYA INI DIPAKE, SABAR" kembali ke awal, mereka jadi saling memakai urat lagi untuk bicara, tapi setelah itu keduanya tertawa kecil dibalik helm mereka masing-masing
"Coba challengenya 48 jam─ gue yakin persahabatan gue ama Jeno bisa pecah" gerutu Renjun, sambil mulai melajukan kendaraannya perlahan
"Ehh, kenapa anjir!" protes Ana, tak setuju
Mendengar respon tersebut Renjun kembali tertawa kecil, ia menggeleng karena ternyata Ana juga punya sifat polos yang sangat kentara tanpa minta ditunjukkan sekalipun "Yahh karena lo lah" sentaknya, tak peduli Ana mau merespon apa
Ternyata gadis itu malah terdiam, bahkan pura-pura tak mendengar, semua itu demi keselamatan dan kerukunan persahabatan yang telah dibina dari jauh-jauh hari "Jadi, sekarang kita temenan apa masih musuhan?" tanya Ana, bicara dari balik kaca helm
"Hah?" tentu saja Renjun jadi tidak mendengar pertanyaan tersebut, karena memang tidak jelas "Kencengan dikit" suruhnya
"JADI LO MASIH MAU JADI MUSUH GUE─ APA KITA DAMAI SEKARANG?!" sentak Ana, sangat-sangat lantang dan menyentak tepat ditelinga Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018