Jeno diam, ia bungkam saat para gadis itu meledekinya "Misi─ Gojek?" ditengah itu, salah satu angkutan online pun datang sambil bertanya pada mereka
"Iya Mas, tolong anterin barang ini ke dalem ya" kata Jeno, seraya meraih kantong plastik indomaret dari tangan Ana membuat yang lainnya juga otomatis mengikutinya
"Lo yang pesen? Buat apa?" tanya Ana, belum paham
"Udahh ikutin aja" ucap Jeno, seraya memberikan sebuah rencana kepada mereka semua termasuk abang gojek yang sekarang juga ikut terlibat
***
"Aduhh makin hari makin panas aja" Bu Yonta dan Pak Maman sedang sibuk menikmati semilir angin diwajah mereka karena kipas angin mini portable yang entah milik siapa dan datang dari mana
Pak Maman mengangguk menyetujui ucapan Bu Yonta, dengan jari jemari yang terus bergerak menscroll instagram "HEH PUTRA─ NGAPAIN JAM SEGINI CUCI MUKA" sambil menatap layar ponsel, kedua matanya juga masih saja jeli mengawasi setiap sudut sekolah
"Gerah, Pak" padahal anak laki-laki itu sedang cuci muka dikeran pinggir lapangan sepak bola, tepatnya bersebrangan dengan pos piket, tapi ia masih bisa melihat jauh hingga ke depan sana
"Si Putra─ awas seragamnya basah itu" gerutu Bu Yonta, hanya bicara pada Pak Maman seraya menatap ke depan membuat laki-laki itu mengangguk
"Ahh da anak cowok mah gitu, ngedekor aja tadi Eric pake kaos doang kayak dirumah" kegiatan bercakap dimulai "Katanya gerah Mister, seragamnya ketebelan"
"Hahahah, ya gimana kali kalo tipis, entar bilangnya kedinginan" sahut Bu Yonta
"Eh tapi harusnya seragam atasan putih abu kayak baju batik bahannya, kan rada adem tuh, tipis" ditengah pembahasan ini
Jeno datang dengan sebuah plastik hitam "Jeno─ udah beli lemnya?" tanya Pak Maman, kepada anak kesayangannya itu
"Udah Pak, tadi harus nyari sampe ruko soalnya yang ukuran gede ngga ada diwarung" sandiwara Jeno, padahal dikantong plastik itu isinya hanya ponsel dan beberapa makanan
Pak Maman dan Bu Yonta mengangguk saja, setelah itu adegan kedua pun dimulai. Sekarang adalah giliran abang gojek yang pura-pura mengeluh susah membawakan pesanan murid sekolah ini yang cukup banyak "Ada gofood buat siapa emang, Mas?" tanya mereka, berhasil dibuat repot juga
"Pak, Bu, saya izin ke kelas dulu" ucap Jeno
Dua gurunya itu mengangguk saja karena masih dibuat bingung oleh abang gojek. Sedangkan Jeno, memberikan kode kalau para gadis bisa memasuki gerbang setelah ini "Ke kelas gue" kata Jeno, dengan gerakan mulut saja tanpa suara
Ana menjawab ok dengan tangannya "Banyak banget ini, bantu saya bawanya Pak, Bu" kata abang gojek, membuat guru piket mengikutinya ke arah ia memarkirkan motor untuk bantu membawakan barang
Saat itu terjadi, Ana dan yang lainnya langsung berlari memasuki gerbang. Melewati pos piket dengan aman, karena kedua gurunya sedang sibuk membantu abang gojek "Untuk siapa ini, Mas?" tanya Bu Yonta membawa dua kantong plastik
Begitu pula Pak Maman yang malah harus membawa tiga kantong plastik "Untuk Mba Gina─" jawab abang gojek, ternyata sangat bisa diandalkan
"Yehhh, si Gina, belanja ampe seabreg gini" keluh Pak Maman
"Buat satu kelas kali" sahut Bu Yonta. sebagai kaum hawa yang paham "Ya udah bentar yah Mas, dipanggil dulu anaknya" sekarang mereka pun kembali memasuki gerbang dan duduk dipos piket untuk segera memanggil Gina lewat personal chat
***
Sedangkan kelas 11 IPA 5, sedang terdiam kaku melihat kelas mereka baru saja kedatangan tamu "Halo Gin─ lo kalo dipanggil guru piket nurut aja ya" selagi semua orang merasa asing berada disana, disisi lain Ana malah sibuk menghubungi Gina untuk bisa segera bekerjasama dengan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Fiksi Remaja"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018