Arc 1 Chapter 14 : Keberangkatan

1.7K 235 4
                                    

Beberapa hari setelah melakukan perekrutan, aku mulai memberi mereka tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Aku memliki sekitar lima ribu Gulden sebagai modal pertamaku untuk membangun organisasi ini.

Terdapat tiga mata uang yang digunakan dalam game Path of Destiny yaitu Gulden—sebuah koin emas yang satu kepingnya setara dengan 100 Silver—sebuah koin perak yang satu kepingnya setara dengan 100 keping Kufer—sebutan untuk koin yang terbuat dari tembaga.

Yang paling besar, aku alokasikan untuk membangun Serikat dagang yang dipimpin oleh Joff Bozes. Pria botak itu sudah mulai berencana untuk membuka beberapa Pos perdagangan di Kekaisaran Aragon.

Yang kedua adalah membangun sebuah pusat pengumpulan informasi. Kali ini, aku memberi tugas Mai Khalisa yang seorang mantan wanita malam berpengalaman untuk membuka sebuah rumah bordil di distrik hiburan. Usaha ini adalah sebuah samaran yang tujuan utamanya adalah menjadi pusat pengumpulan informasi.

Mai akan dibantu oleh Karl Johson yang bertindak sebagai pemimpin keamanan di sana. Dia juga yang bertugas untuk menempatkan beberapa agen di daerah-daerah penting dan menagih laporan yang up to date mengenai kondisi di berbagai wilayah Kekaisaran.

Yang ketiga adalah bagian Armory yang dipimpin oleh Olen Mask. Bagian ini memiliki tugas untuk membuat senjata dan peralatan lain untuk membuat operasi yang dilakukan oleh tim yang kubangun di dalam komite disiplin terlaksana dengan baik.

Setiap satu bulan sekali, aku akan pergi menemui mereka untuk mengevaluasi perkembangan organisasi yang kuberi nama—La Escudo.

"Perhatian!" seru Instruktur Torun.

Para murid tahun ajaran kedua sedang berkumpul di lapangan akademi untuk mendengar arahan perihal ujian bertahan hidup yang akan dimulai hari ini.

"Mulai hari ini kalian akan mulai menjalani ujian bertahan hidup di tiga tahap," kata Instruktur menjelaskan kepada para murid. "Kalian akan berkompetisi untuk mengumpulkan poin pada ujian ini, murid dengan posisi 20 terendah akan dinyatakan gagal dan tidak akan bisa melanjutkan tahapan berikutnya."

Akademi Grunbelt sangat keras terhadap murid-murid mereka. Siswa atau siswi yang gugur di tahap pertama ujian ini sudah hampir dipastikan tidak akan bisa mengikuti ujian kenaikan kelas karena poin yang di dapatkan oleh mereka tidak akan cukup pada akhir tahun nanti.

Selain itu, selalu terdapat korban jiwa di setiap ujian yang dilaksanakan setiap tahun ini. Bukan berarti akademi membiarkan para murid mati saat ujian, ini dikarenakan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam ujian inj.

Jika para murid tidak percaya diri akan kemampuan mereka, maka mereka bisa memundurkan diri. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka memaksakan dan meremehkan ujian ini yang membuat mereka kehilangan nyawa.

Ini juga memperlihatkan bahwa para murid harus bisa memperhitungkan kekuatan diri sendiri dan batasan yang dapat mereka capai.

Setelah diberikan arahan, para murid langsung pergi ke depan gerbang akademi. Terlihat banyak sekali kereta kuda yang berjajar di depan gerbang akademi.

"Masing-masing murid silahkan menaiki kereta kuda yang telah disiapkan! Setiap kereta kuda hanya dapat menampung lima orang saja!" seru Instruktur Torun.

Para murid mulai memasuki kereta kuda masing-masing. Kami akan menuju Kota Murcia yang berjarak sekitar 100 Kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu dua hari jika melakukan perjalanan menggunakan kereta kuda.

Aku sedang berjalan mencari kereta kuda yang akan kutumpangi. Akan tetapi, terlihat semuanya telah terisi penuh oleh murid-murid akademi.

Apakah aku harus menyewa sendiri transportasi ke tempat ujian?

"Hey, Raul."

Aku berbalik mendengar namaku dipanggil.

"Ikutlah dengan kami."

.

.

.

Rombongan kereta kuda sudah pergi meninggalkan Ibukota. Saat ini, kami sedang berada di jalan khusus Ibukota Kekaisaran yang terdapat di beberapa titik penting transportasi dalam negeri.

Berbeda dengan jalan yang biasa, jalan khusus ini sangat luas dan sangat nyaman untuk dilalui sehingga dapat mempercepat waktu perjalanan lebih dari dari biasanya.

Di dalam gerbong kereta kuda yang kutempati, sebuah suasana canggung sedang terjadi di sini.

Di hadapanku, terlihat tiga orang manusia yang memiliki warna rambut yang berbeda.

Aku menoleh ke samping, menatap tajam wanita yang bertanggung jawab atas terjadinya situasi ini.

"Ketua, mengapa kau mengajak mereka naik di kereta ini?" tanyaku dengan nada tidak puas.

Di depan tempatku duduk adalah seorang wanita yang menampar dan mempermalukanku di hadapan seluruh murid, di sampingnya adalah pria yang mengalahkanku dalam duel di depan banyak orang dan di sebelahnya adalah wanita yang menolak perasaan cinta pemilik tubuh ini sebelumnya.

"Semua murid dapat menaiki kereta kuda ini, Raul. Lagipula, bukankah ini kesempatan yang bagus untuk kalian lebih dekat? Sesama teman kelas harusnya kalian itu kompak," jawab Elena terlihat tersenyum melihatku kesulitan.

Wanita ini, dia tahu hal ini akan terjadi tapi masih saja menempatkan kami di kereta kuda yang sama.

Aku melirik ke arah Valeria, mata hijaunya itu menatapku dengan penuh kebencian. Sepertinya, jika tidak ada orang lain di sini dia pasti akan menamparku lagi sama seperti sebelumnya.

"Jauhkan pandangan bejatmu itu dariku, Bangsawan busuk." Valeria melontarkan kata-kata pedas itu padaku.

Aku mengalihkan pandanganku ke pria di sampingnya.

Brian terlihat menatapku dengan ekspresi Smug. Kurasa itu wajar karena baru-baru ini dia berhasil mengalahkanku dan membuktikan kekuatannya terhadap wanita yang ia cintai.

Dia terlalu bodoh untuk menyadari bahwa aku sengaja kalah darinya waktu itu.

Yang terakhir Ariel, dia terlihat memain-mainkan rambut dengan jarinya tidak tahu harus berkata apa pada situasi ini.

Setelah beberapa jam melakukan perjalanan, rombongan kereta kuda berhenti di dekat sebuah danau untuk istirahat dan memberi minum kuda mereka. Aku kemudian turun lalu mencari tempat yang nyaman untuk menyusun rencana persiapanku saat tiba di kota Murcia nanti.

Dalam Event ujian bertahan hidup ini, banyak sekali yang akan terjadi dan puncaknya nanti  pada saat ujian tahap ketiga dimulai dimana para pembunuh yang disewa Raul untuk menghabisi Brian melakukan pembantaian terhadap murid-murid yang mereka jumpai di hutan monster.

"Aku harus mencegahnya, para murid akademi bukanlah tandingan para pembunuh profesional ini ... "

***

Di dalam sebuah gua yang berada di wilayah barat Kekaisaran, belasan orang misterius tengah berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu. Mereka adalah kelompok pembunuh yang sebelumnya disewa oleh Raul untuk membunuh Brian.

"Waktunya tinggal sebentar lagi, bos memerintahkan kita untuk membunuh seorang bocah berambut pirang," kata seorang Pria yang mengenakan topeng.

"Seribu Gulden hanya untuk membunuh seorang siswa akademi, sebenarnya hal buruk apa yang dilakukan bocah malang ini kepada anak bangsawan itu sampai dia mengirim pembunuh profesional untuk menghabisinya?" ujar seorang wanita yang sedang mengasah pisau ditangannya.

"Well... Motivasinya bukanlah urusan kita, tetapi penjagaan saat ujian itu pasti akan cukup ketat," kata pria bertopeng. "Foxy, kau akan menjadi pengalih para instruktur sementara kami akan mencari target dan membunuhnya."

Wanita yang disebut Foxy itupun tersenyum mendengar tugas yang diberikannya. "Heee~Bermain kucing-kucingan dengan para instruktur, kah? Sepertinya menarik, aku ingin tahu seberapa kuat para instruktur akademi itu."

Hanya menjelang hari sebelum pertempuran besar akan terjadi antara pihak akademi dengan para pembunuh ini.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang