[Raul PoV]
Zirah hitam, rambut hitam, usia akhir 20an, tidak salah lagi, dia adalah Remilio de Banderra-Salah satu Holy Knight termuda Otoritas Kuil Dewi Diana.
Sebenarnya, aku mengetahui kedatangannya ke kota ini setelah terjadi kekacauan yang diakibatkan oleh Blackfire Dragon Syrax beberapa hari yang lalu.
Untuk itulah, setelah dua misi yang telah kami selesaikan, Keeper belum lagi memberi kami sebuah tugas khusus. Akan tetapi, saat aku dan Puppeteer sedang menuju panti asuhan untuk membantu Sister Giada, kami merasakan sebuah ledakan Mana yang dahsyat di sini.
Aku dan Puppeteer kemudian bergegas kemari untuk mencari tahu apa yang terjadi. Tidak kusangka kami berdua akan melihat Runa, Thomas dan Deana sedang dikepung oleh puluhan Inquisitor. Selain itu, aku juga melihat mayat Sister Giada yang tergeletak tidak jauh dari Runa.
Banyak sekali hal yang ingin kutanyakan tentang bagaimana peristiwa ini bisa terjadi. Akan tetapi, kami terlebih dahulu harus mengevakuasi tiga anak ini dan sisa anak-anak lainnya dari kota ini segera.
Setelah berhasil mengamankan tiga anak itu, aku hendak melumpuhkan Brian lalu meninggalkan area ini. Akan tetapi, tiba-tiba saja aku dihalau oleh serangan sihir orang lain.
Dia adalah Remilio de Banderra-Salah satu Holy Knight yang berasal dari Kekaisaran.
Kami berdua saling menatap, pedang kami genggam dengan kuat, angin berhembus meniup jubah hitam yang kukenakan. Debu yang masuk ke mata membuatku berkedip.
Namun, saat membuka kembali mataku, tiba-tiba sang Holy Knight muncul tepat di hadapanku lalu menebaskan pedangnya.
- Tang!
Percikan api muncul saat pedang kami beradu, sang Holy Knight tersenyum lalu kembali melancarkan beberapa kombo serangan.
Aku fokus menangkis dan menghindari sabetan pedangnya. Namun, tiba-tiba ia menggabungkan kombo serangan pedangnya itu dengan beberapa tendangan dan pukulan, membuatku lebih sulit untuk membaca serangannya.
- Bam!
Aku menahan tendangannya dengan tanganku, tubuhku terdorong ke belakang, terlihat kedua kaki Remilio mengeluarkan butiran cahaya berwarna merah. Dia kemudian melesat lalu muncul di sampingku dengan kecepatan kedipan mata.
- Slash!
Aku menghindari tebasan pedangnya dengan melompat ke belakang, kali ini dia tidak melakukan follow-up serangan.
Walaupun sudah menghindari tebasan pedangnya tadi, tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa nyeri di tangan kiriku, terlihat sebuah luka sayat yang muncul, membuat darah perlahan keluar membasahi tanganku.
"Ada apa? Apakah ini kali pertama kau bertarung dengan pengguna Mana Spectrum ...?" tanya Remilio.
Mana Spectrum ...
Sebuah kemampuan manipulasi sihir yang hanya bisa digunakan oleh ksatria dan penyihir tingkat tinggi. Konsepnya adalah membuat Mana kita menjadi panjangan sebuah senjata atau sihir untuk menembus pertahanan musuh.
Mana ini tak kasat mata dan hanya bisa dirasakan oleh penggunanya. Musuh hanya bisa menyadarinya jika telah melakukan kontak dengan mana ini.
Ini seperti bagian tajam pedang Remilio bertambah luas beberapa centimeter. Jika diingat kembali, aku menghindari serangannya dengan selisih dua centimeter. Jika menghitung juga kedalaman sayatan yang kudapatkan, maka panjang Mana Spectrum yang menyelimuti pedangnya yaitu tiga centimeter.
Itu berarti, aku harus lebih menyesuaikan timing menghindarku agar tidak terkena Mana Spectrum yang ia miliki.
Namun, Mana Spectrum dapat dicounter dengan Unreality Field. Akan tetapi, Unreality Fieldku akan hancur jika Mana Spectrum milik Remilio lebih kuat dari Unreality Field milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...